Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kepada ANTARA di Jakarta, sesaat sebelum memulai kunjungannya ke Eropa, Senin [12/09] , mengatakan kerja sama industri pertahanan antara Indonesia dan Jerman, Indonesia-Spanyol dan Indonesia-Prancis telah lama terjalin.
“Namun, Indonesia ingin memantapkan kembali bentuk kerja sama itu kearah produksi dan pemasaran bersama sehingga dapat mendukung kemandirian industri pertahanan nasional,” katanya.
Dicontohkannya, PT Dirgantara Indonesia telah menjalin kerja sama dengan European Aeronatic Defense and Space Company (EADS), sebuah perusahaan dirgantara besar Eropa dalam kerja sama memproduksi alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pembuatan pesawat angkut ringan C-295.
“Pesawat angkut ringan C-295 ini memiliki kapabilitas dan kapasitas yang melebihi CN-235. Nah..kita ingin jajaki kemungkinan produksi bersama, pemasaran bersama dan investasi bersama antara Indonesia dengan Spanyol, Jerman, Prancis yang terlibat dalam EADS,” katanya.
Sjafrie mengemukakan pada kesepakatan awal PT DI memperoleh porsi 40 persen untuk “local content” komponen pesawat tersebut.
“Kedepan kita ingin mendapat porsi lebih besar dan mendapat lisensi untuk pembuatan pesawat itu dan menjadi pemasok utama untuk pangsa pasar Asia Tenggara.Kemungkinan ini yang akan kita mantapkan,” tutur Wamenhan.
Tak hanya pesawat angkut ringan C-295, hal serupa juga akan diberlakukan dalam produksi helikopter serang khususnya dengan perusahaan Eurocopter, Prancis, kata Sjafrie menambahkan.
Untuk pertahanan darat, Indonesia juga akan menjajaki produksi dan pemasaran bersama meriam 155 mm, mistral dan persenjataan individu pasukan khusus dengan Jerman.
“Jadi itu beberapa persenjataan atau alat utama sistem persenjataan yang akan kita kerja samakan produksi dan pemasarannya dengan tiga negara itu yakni Jerman, Spanyol dan Prancis,” kata Wamenhan.
Sumber : BERITA SORE
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment