ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Showing posts with label Pesawat Latih. Show all posts
    Showing posts with label Pesawat Latih. Show all posts

    Thursday, June 20, 2013 | 4:22 PM | 2 Comments

    September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle

    Paris (MID) - Indonesia akan menerima 16 pesawat latih jet canggih T-50 Golden Eagle dari Korea Aerospace Industries pada bulan September 2013 sampai Februari 2013.

    Pernyataan ini diungkapkan oleh juru bicara perusahaan KAI di stand tersebut.

    Pemerintah Indonesia telah melakukan penandatangan kontrak 16 T-50 pada bulan Mei 2011, hal ini menandai ekspor pesawat T-50 tersebut yang didukung dengan mesin tunggal F-404 General Electric.

    Pilot dan teknisi dari Indonesia telah melakukan pelatihan T-50 di Korsel.

    Selain itu, KAI juga yakin tidak menutup kemungkinan akan melakukan kesepakatan dengan pemerintah Filipina untuk pengadaan 12 pesawat tempur FA-50, merupakan jenis T-50 yang dipersenjatai. AU Filipina akan menggunakan pesawat tersebut untuk sebagai pesawat latih dan pesawat tempur ringan.

    KAI sendiri telah melakukan kerjasama dengan Lockheed Martin, juga akan bersaingin dengan Alenia Aermacchi M-346 dan BAe System Hawk dalam pengadaan pesawat latih di Polandia.

    Pemerintah Polandia sendiri sedang mengkaji secara teknis ketiga perusahaan tersebut dan akan melakukan permintaan lain untuk proposal informasi harga dalam beberapa bulan mendatang. Pengumuman pemenang tender akan diumumkan secepatnya awal 2014.

    Sumber : FG
    Readmore --> September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle

    Thursday, April 18, 2013 | 8:31 PM | 1 Comments

    Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries

    Magetan - Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., menerima kunjungan team dari Korea, terkait akan datangnya pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan yang dipesan pemerintah Indonesia untuk menggantikan pesawat HS Hawk MK-53 yang dioperasikan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Senin (15/4).

    Team dari Korea, Mr. Og Don Lee (Deputy Senior Manager), Mr. Jeeyoun Lee (Manufacturing Engineer, Aircraft Manufacturing Engineer), Mr. Donghee Lee (I.E. Part Manager, Central Business Team). Kunjungan para personel Korea Aerospace Industries, Ltd (KAI), kali ini melihat dan memastikan kelengkapan dan kesiapan Lanud Iswahjudi dalam penerimaan pesawat T-50 Golden Eagle yang direncanakan tahun 2013 akan tiba.

    Sementara Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., dalam menerima ketiga team dari Korea Selatan, yang didampingi Kadislog Letkol Tek Hevryanto dan Kadishar Skadron Udara 15, mengatakan bahwa, Lanud Iswahjudi siap menerima kedatangan pesawat T-50 Golden Eagle.

    Untuk mengawaki pesawat baru tersebut, enam penerbang dari Skadron Udara 15 dan 31 teknisi telah diberangkatkan ke Korea dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 15 Mayor Pnb Wastum, para penerbang tersebut talah mempunyai kualifikasi sekolah instruktur penerbang.

    Direncanakan para penerbang dan teknisi berada di Korea selama delapan bulan, guna mentranfer teknologi pesawat T-50 Golden. Keterangan Gambar : Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., menerima kunjungan team dari Korea Aerospace Industries (KAI), Ltd, Senin (15/4).

    Sumber : Lanud Iswahjudi
    Readmore --> Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries

    Friday, March 22, 2013 | 3:45 PM | 1 Comments

    Penerbang Aerobatik RI Adu Jago Dengan Pasukan Eropa Dan Amerika Di Langkawi

    Jakarta - Indonesia mengirim tim aerobatik TNI AU ke ajang Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA). Mereka akan adu kehebatan dengan sejumlah penerbang lain di Eropa dan Amerika. Siapa menang?

    Acara LIMA digelar mulai tanggal 26-30 Maret 2013. Tim Indonesia diberi nama Aerobatic Jupiter. Peserta LIMA terdiri dari negara-negara di Asia Pasifik.

    Indonesia mengirim enam pesawat dengan masing-masing dua penerbang. Satu pesawat cadangan disiapkan untuk mengantisipasi kerusakan. Jenis pesawat yang dikirim berjenis KT1-Wong Bee, buatan Korea tahun 2006. Di Indonesia, pesawat ini ada 16 unit.

    "Ini ajang untuk menunjukkan pilot-pilot kita punya kemampuan. Mereka tampil baik sekali," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, dalam keterangan pers di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2013).



    Bagi Purnomo, sudah saatnya Indonesia tampil untuk menunjukkan kualitas tempurnya. Dia yakin, kemampuan pasukan TNI AU tidak kalah dengan negara lain di Eropa dan Amerika.

    "Walaupun ini dalam bentuk acrobatic show, tim Jupiter, tapi publik luar akan bisa mengukur seberapa kemampuan pilot kita. Di sana nanti akan hadir tim dari Prancis, Amerika, Eropa, kita akan bersaing," jelasnya.

    KSAU Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, para penerbang akan menampilkan 18 manuver. Namun bila cuaca buruk, kemungkinan akan dikurangi.

    "Mohon doa restu agar kemampuan mereka bisa ditampilkan dan kembali dengan selamat. Kami sudah sampaikan pada penerbang, bahwa ini misi negara," terangnya.

    Komandan Tim Jupiter, Kolonel Penerbang Dedy Susanto, menuturkan tim sudah latihan setiap hari. Dengan pesawat buatan Korea Selatan itu, dia yakin tim akan berbuat banyak di ajang bergengsi tersebut.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Penerbang Aerobatik RI Adu Jago Dengan Pasukan Eropa Dan Amerika Di Langkawi

    Thursday, March 14, 2013 | 8:10 AM | 0 Comments

    Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU

    Jakarta - Jupiter Aerobatic Team (JAT) dan Team Dynamic Pegasus akan tampil dalam peringatan HUT TNI Angkatan Udara ke-67, tanggal 9 April mendatang.

    "Pada tanggal 9 April itu, (JAT) dari Skadron Pendidikan 102 Lanud Adi Sutjipto dan Pegasus dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma Kalijati Subang akan unjuk kebolehan," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus.

    JAT telah beberapa kali tampil di hadapan masyarakat Indonesia di antaranya HUT TNI AU ke-66, HUT TNI, Yogyakarta Air Show, Makassar, Palembang dan Bandung Air Show, serta tampil dalam even Internasional seperti perayaan 100 tahun penerbangan Thailand, di Bangkok tahun 2012 dan Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 di Malaysia beberapa waktu lalu.

    Dalam peringatan HUT TNI AU ke-67 ini, JAT menggunakan pesawat KT-1 B yang diawaki oleh para instruktur penerbang menggunakan tujuh pesawat. Tim Aerobatik Jupiter melakukan tarian udaranya dengan beberupa manuver di antaranya Jupiter Roll, LoopXClover Leap, Mirror, Tangoto dan Jupiter Roll back. Hi "G" TurnRoll Slide dan Break Off.

    Selain JAT akan tampil juga Tim Dynamic Pegasus (TDP) menggunakan tujuh pesawat helikopter EC-120 Colibri dengan manuver yang akan ditampilkan antara lain Pegasus cross, Head On, Water Fall, Pegasus Love Tactical, Huming Bird Kiss dan Sparkling.

    Selain penampilan kedua tim aerobatik tersebut, langit Jakarta juga akan dihiasi oleh sekitar 200 peterjun free fall Korpaskhas yang berkualifikasi Para Lanjut Tempur (PLT) yang diterjunkan menggunakan tiga pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma. Beberapa peterjun akan menampilkan pendaratan pada perahu Landing Craft Rubber (LCR). Korpaskhas juga akan menampilkan keterampilan Tim Bravo'90 dalam simulasi menembak jarak dekat secara bersamaan dan berhadapan serta Halang Rintang (HR).

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU

    Wednesday, January 9, 2013 | 5:12 PM | 1 Comments

    Enam Pilot Skuadron 15 Iswahjudi Berangkat ke Korea Selatan

    Magetan - Pesawat tempur T-50 Golden Eagle sudah di depan mata, terbukti para penerbang serta para teknisi dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, yang akan mengawaki pesawat tersebut berangkat ke Korea untuk mengikuti pelatihan guna mengawaki serta merawat pesawat T-50 Golden Eagle.

    Enam penerbang dan 31 teknisi yang diberangkatkan ke Korea dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 15 Mayor Pnb Wastum, para penerbang tersebut talah mempunyai kualifikasi sekolah instruktur penerbang. Direncanakan para penerbang dan teknisi berada di Korea, guna mentranfer teknologi pesawat T-50 Golden selama delapan bulan.

    Berkaitan dengan keberangkatannya ke Korea, Komandan Skadron Udara 15 Mayor Pnb Wastum, mohon doa restu kepada komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, dan segenap para pejabat Lanud Iwj, usai briefing pagi latihan dan operasi penerbangan di ruang Tedy Kustari, Rabu (9/1).

    Sementara Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, pada kesempatan tersebut mengatakan, para penerbang yang berangkat ke Korea, diharapkan dapat menyerap ilmu sebanyak mungkin dan mengutamakan safety dalam melaksanakan penerbangan.

    Adapun penerbang yang berangkat ke Korea Komandan Skadron Udara 15, Mayor Pnb Wastum, Mayor Pnb Marda Sarjono, Mayor Pnb Budi Susilo, Mayor Pnb Hendra, Kapten Pnb Darma T. Gultom dan Kapten Pnb Luluk Teguh Prabowo.

    Sumber : Pos Kota
    Readmore --> Enam Pilot Skuadron 15 Iswahjudi Berangkat ke Korea Selatan

    Monday, December 10, 2012 | 1:06 PM | 2 Comments

    TNI AU Akan Memiliki Tim Akrobatik T-50 Golden Eagle

    Seoul (MIK/WDN)- Dari liputan khusus Asia Ekonomi, terlihat sebuah pesawat latih canggih T-50 milik Tim akrobatik TNI AU, saat repoter Asia Ekonomi di bidang pertahanan pesawat tersebut saat melakukan kunjungan wawancara Pihak Korea Aerospace Industries (KAI).

    KAI pada tahun lalu telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 16 unit pesawat latih T-50 akan selesai akhir tahun depan, Indonesia akan menggunakan pesawat tersebut untuk pesawat latih khusus. Saat ini KAI telah melakukan pengecatan khusus pesanan Indonesia untuk tim akrobatik.

    TNI AU menginginkan empat dari enam pesawat tersebut menggunakan corak sesuai dengan tim akrobatik “Black Eagles” Korea Air Force, selain itu TNI AU juga akan membangun pusat pelatihan agar bisa terintegrasi dengan pusat pelatihan pilot pesawat tempur lainnya. TNI juga menginginkan corak pesawat khas Indonesia dimana satu pesawat mempunyai corak tiga warna yang berbeda tapi mirip dengan “Black Eagles” ROKAF.

    Corak Black Eagles sendiri menggunakan warna hitam dan kuning sedangkan T-50 TNI AU menggunakan corak warna biru dan kuning. Black Eagles sendiri telah masuk dalam jajaran tim akrobatik ROKAF sejak Oktober 2007 untuk menggantikan pesawat A-37 Dragonfly yang sudah uzur. Black Eagles menggunakan T-50 karena memiliki kemampuan pesawat supersonik.

    Sumber : ASIAE/MIK
    Readmore --> TNI AU Akan Memiliki Tim Akrobatik T-50 Golden Eagle

    Thursday, November 22, 2012 | 8:20 AM | 1 Comments

    PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU

    Yogyakarta - Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, mendapat tambahan satu pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Bandung.

    "Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik," kata Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, di Yogyakarta, Rabu.

    Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berlanjut. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia penerbang yang profesional dan andal dalam setiap pelaksanaan tugas.

    "Di Sekolah Penerbang di sini, pesawat jenis itu dipakai sehari-hari untuk kegiatan latih lanjut dan digunakan Jupiter Aerobatic Team (JAT) karena keandalannya,"

    katanya. Ia mengatakan kedatangan pesawat itu merupakan realisasi pemesanan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries.

    "Kedatangan pesawat KT-1B itu merupakan tahap terakhir pada 2012. Pesawat itu diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan102, Letnan Kolonel Penerbang Dedy Susanto, dari perusahaan yang merakitnya PT Dirgantara Indonesia, Bandung," katanya.

    Menurut dia, sejak 2003 Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.

    Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.

    "Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Pada 2003 TNI AU telah mendapat tujuh pesawat, selanjutnya pada 2007 memperoleh lima pesawat, dan pada 2012 mendapatkan lima pesawat," katanya.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU

    Monday, October 29, 2012 | 9:08 AM | 1 Comments

    T-50 Dan Tantangan Baru Dalam Kontrak Pengadaan Pesawat Latih Indonesia

    Seoul (MIK/WDN)- Menurut Harian MK Business News (25/10), Korea Aerospace Industries (KAI) menandatangani kontrak dengan Indonesia pada bulan Mei tahun lalu dimana nilai kontrak tersebut sebesar $ 400 juta dalam pengadaan pesawat latih T-50 sebanyak 16 unit.

    Namun pengadaan ekspor T-50 Indonesia mengalami penundaan, hal ini merupakan penundaan terbesar dalam Sejarah.

    Walaupun mengalami penundaan, namum dalam kontrak perjanjian yang berlaku, kekuatiran KAI tersebut hilang karena Indonesia telah membayar uang muka sebesar $ 60 juta atau 15% dari total kontrak.

    Dalam kontrak tersebut Pemerintah Indonesia memberikan tenggat waktu kepada KAI selama 1 tahun 5 bulan untuk menyelesaikan pengadaan pesawat sesuai dengan kontrak perjanjian yang berlaku.

    Pesawat latih T-50 sendiri memiliki pasar potensial yaitu AS, Irak, Filipina, dan Chili.

    Hal tersebut terjadi karena kepercayaan Pemerintah Indonesia, yang mendorong kami menjadi industri pesawat kelas dunia.

    Menurut KAI, Mereka sudah memproduksi 350 pesawat latih, hal ini menjadi daya tarik pasar AS dan kami mengajukan usulan tawaran proposal T-50 yang akan dilakukan pada tahun depan. Saat ini lini produksi KAI sedang memproduksi pesawat latih T-50i Untuk TNI AU, hal ini juga menepis anggapan desas-desus gagalnya kontrak T-50 Indonesia.

    Berikut ini foto-foto lini produksi T-50i













    Sumber : MKBN/Viggen Defense/MIK/WDN
    Readmore --> T-50 Dan Tantangan Baru Dalam Kontrak Pengadaan Pesawat Latih Indonesia

    Wednesday, August 8, 2012 | 12:46 PM | 0 Comments

    PT DI Tuntaskan Perakitan Tiga Pesawat Korea KT-1B Pesanan TNI AU

    Bandung - PT Dirgantara Indonesia berhasil menuntaskan pemesanan Korea untuk merakit tiga pesawat KT-1B. Proses pengerjaan pesawat ini memakan waktu lebih dari empat bulan.

    "Pengerjaan perakitan pesawat KT-1B ini dimulai sejak April dan hari ini (Rabu) akan kami serahkan kepada Korea," ujar Manager Bisnis Integrasi Direktorat Aircraft PT DI Simet Kadan kepada wartawan usai acara Indonesia-Japan Join Airbone Campaign Pisar-L2 di kawasan PT DI, Jalan Padjajaran, Kota Bandung, Rabu (8/8).

    Dia menjelaskan pesawat ini memiliki akselerasi yang sangat baik sehingga tergolong pesawat aerobatik ataupun trainning. Pesawat ini bisa bergerak gesit karena didukung baling-baling turbo dibagian mocong pesawat.

    "Ukurannya lebih besar dari maseraty dan mesinnya pun bandel," ucapnya.

    Lebih lanjut dia menuturkan pada proyek perakitan pesawat ini, PT DI hanya berperan sebagai subkontraktor. Pasalnya, proyek kerjasama berlangsung antara Korea Selatan dengan TNI Angkatan Udara.

    "Kita hanya subkontraktornya saja. Perjanjiannya sih antara Korea dengan TNI AU," jelasnya.

    Setelah perakitan tiga pesawat ini, katanya, PT akan merakit dua pesawat lagi karena total ordernya mencapai lima pesawat. Korea Selatan menaruh kepercayaan kepada PT DI karena kerjasama serupa pernah berlangsung pada tahun 1998.

    "Pada 1998 kami juga mendapat order dengan volume yang sama. Bahkan, PT DI juga telah diminta mengimprove pesawat yang lama dengan teknologi Automatic Radar Treat System (ARTS) di Bandara Adisucipto Yogyakarta. Ada sekitar 11 orang yang mengerjakannya proyek tersebut," pungkasnya.

    Sumber : INILAH
    Readmore --> PT DI Tuntaskan Perakitan Tiga Pesawat Korea KT-1B Pesanan TNI AU

    Friday, June 29, 2012 | 8:12 AM | 0 Comments

    Tim Aerobatik TNI AU Untuk Pertama Kali Tampil di Luar Negeri

    Bangkok - Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU untuk pertama kalinya akan tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri. Mereka akan beraksi dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand, di Bangkok, 2 Juli 2012.

    Tim telah tiba di Bandara Dong Muang, Bangkok, Selasa (26/6/2012). Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada di bawah Mission Commander Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M Khairil Lubis.



    Tim Jupiter terdiri dari 12 instruktur penerbang TNI AU dari Pangkalan Udara Adisutjipto di bawah pimpinan Flight Leader Letkol Pnb Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb Anang Nurhadi.

    Personel pendukung Tim Jupiter adalah para teknisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

    Dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand di Bangkok, Angkatan Udara Thailand (Royal Thai Air Force/RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa static show dan air show.

    Tim Aerobatik Jupiter adalah tim aerobatik luar negeri pertama yang diundang hadir dalam perayaan tersebut. Di sisi lain, kesempatan itu menjadi penampilan pertama kali Jupiter di luar negeri.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Tim Aerobatik TNI AU Untuk Pertama Kali Tampil di Luar Negeri

    Friday, March 23, 2012 | 4:03 PM | 0 Comments

    Dispen TNI AU : Tim Aerobatik Jupiter Ramaikan HUT TNI AU

    Jakarta - Peringatan HUT TNI AU ke 66 tanggal 9 April 2012 akan dimeriahkan demo udara dan demo darat. Untuk demo udara, dikerahkan sebanyak 64 pesawat berbagai jenis TNI Angkatan Udara dengan beragam atraksi, seperti "Banner Towing", terbang lintas, penerjunan "Free Fall", demo operasi udara, "Dynamic Show", dan "Bomb Burst". Demo darat antara lain parade, demo Tae Kwon Do, demo "Free Fall", terjun statik, "Combat SAR", dan demo pembebasan sandera.

    Tak ketinggalan menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus di Jakarta, Tim Aerobatik "Jupiter" akan kembali memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-66 TNI Angkatan Udara, Beberapa manuver akan ditampilkan oleh tim aerobatik sebagai bagian dari demo udara dalam rangkaian peringatan hari jadi TNI AU.

    "Tim akan tiba bersama pendukung demo udara lainnya pada tanggal 1 April di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma," kata Azman. Kehadiran Tim Aerobatik "Jupiter" yang dipimpin Letkol Pnb. Dedy Susanto itu merupakan penampilan kedua dalam peringatan hari jadi TNI AU.

    Tim Aerobatik "Jupiter" kali pertama "melukis" langit Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada peringatan HUT Ke-65 TNI AU. Kala itu, Tim Aerobatik TNI AU "Jupiter" dengan pimpinannya Letkol Pnb. Ramot Sinaga menampilkan 17 manuver antara lain manuver "Jupiter Roll", yakni enam pesawat yang telah menempati posisi masing-masing, kemudian berputar 360 derajat longitudinal secara bersamaan.

    Usai melakukan manuver berputar, Tim Aerobatik "Jupiter" melakukan manuver anak panah atau "Arrow Head", dilanjutkan dengan manuver "Arrow Head Loop". Keenam pesawat dalam manuver ini menanjak indah membuat lintasan melingkar dalam bidang vertikal.
    Tak kalah menariknya, di antara 17 manuver yang ditampilkan dua pesawat melakukan manuver "Mirror", yakni kedua pesawat akan terbang lintas beriringan dengan salah satunya berada pada posisi terbalik. Dua pesawat lainnya juga melakukan manuver "Heart sebagai tanda rasa cinta Tanah Air.

    Lalu, manuver apa yang akan dilakukan di HUT 66 TNI AU nanti? "Kita lihat saja nanti. Kejutan ...," kata Azman.

    Tim Aerobatik "Jupiter" akan tampil dengan enam pesawat KT-1B Wong Be atau satu tim dengan dua pesawat cadangan. Tim Aerobatik TNI AU "Jupiter" berbasis di Skadron Pendidikan 102, Pangkalan Udara Adi Sucipto, Yogyakarta.

    Sumber : Tribun
    Readmore --> Dispen TNI AU : Tim Aerobatik Jupiter Ramaikan HUT TNI AU

    Monday, January 16, 2012 | 7:51 PM | 3 Comments

    TNI AU Segera Memodernisasi Pesawat Latih

    Jakarta - TNI terus melakukan modernisasi seluruh alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) yang dimiliki. Tidak terkecuali pesawat latih yang biasa digunakan untuk meningkatkan skill para penerbang dari TNI AL

    Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa'at mengatakan, TNI AU saat ini tengah memodernisasi pesawat-pesawat latihnya.

    "Sebagian penggantian pesawat latih TNI Angkatan Udara dilakukan dengan pesawat produksi Korea Selatan," ujar Imam ditemui di sela Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin (16/1).

    Imam mengemukakan mayoritas pesawat latih milik TNI AU ternyata buatan 1976-1977. Ia menambahkan dengan penggantian itu, seluruh pesawat yang akan dipakai siswa penerbang ialah pesawat baru. Pesawat semakin tua akan semakin susah suku cadang dan perawatannya.

    "Sudah saatnya kami modernisasi alutsista Angkatan Udara," ujar Imam.

    TNI-AU memiliki sejumlah pesawat latih. Pesawat latih legendaris pada 1950-an adalah T-6 Harvard, yang merupakan pesawat latih pada era-Perang Dunia II.

    Pada masa akhir Orde Lama, pesawat latih yang digunakan adalah L-29 Dolphin buatan Blok Timur.

    Selanjutnya, pada era 1970-an AS memberikan bantuan T-33 Thunderbird. Namun, T-33 di Indonesia justru digunakan sebagai pesawat tempur udara-permukaan. T-33 Thunderbird terlibat dalam operasi militer di Timor Timur.

    Pada kurun 1980-an TNI AU mengoperasikan T-34 Charlie dan AS 202 Bravo. Sedangkan pada kurun 2000-an dioperasikan KT-1 Wong Bee buatan Korea Selatan.

    Pesawat-pesawat latih tersebut juga dapat dipersenjatai untuk serangan udara-permukaan yang penting dalam operasi anti-gerilya.

    Untuk mengganti T-34 Charlie dan AS 202 Bravo, TNI AU telah menetapkan pesawat latih "Grobb" buatan Jerman.

    TNI-AU telah memesan satu skuadron "Grobb" dan telah mendapat persetujuan Kementerian Pertahanan dan diharapkan tiba secara bertahap di Indonesia mulai 2012 atau 2013. Selain Grobb, TNI-AU juga sudah memesan satu skuadron pesawat T-50 buatan Korea Selatan.

    Sumber: Republika
    Readmore --> TNI AU Segera Memodernisasi Pesawat Latih

    Tuesday, November 29, 2011 | 6:23 AM | 0 Comments

    TNI AU Siapkan Shelter Pesawat Super Tucano Di Malang

    Jakarta - TNI Angkatan Udara mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan pesawat Super Tucano dari Brasil dengan membuat shelter di Skuadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh, Malang, Jawa Timur.

    Rencananya, pesawat yang dibeli sebanyak 16 unit itu akan tiba secara bertahap mulai triwulan pertama 2012. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI Azman Yunus mengatakan, saat ini pembuatan shelter masih berlangsung. Pembuatan dilaksanakan setelah ada kepastian pemerintah untuk membeli pesawat yang berfungsi untuk counter insurgency itu. “Super Tucano sudah pasti dan mulai tiba 2012 nanti, makanya kita buatkan shelter,” ungkapnya, kemarin.

    Pesawat buatan Embraer Brasil ini disiapkan untuk menggantikan pesawat tipe sama yang telah dipensiunkan, yakni OV-10 Bronco, yang beberapa pesawat di antaranya pernah mengalami kecelakaan.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> TNI AU Siapkan Shelter Pesawat Super Tucano Di Malang

    Tuesday, September 20, 2011 | 9:34 AM | 0 Comments

    Mengenal Pesawat Tempur Latih T-50 Golden Eagle

    Jakarta - Keinginan Indonesia untuk kembali disegani di dalam pertahanan udara, seperti halnya pada dasawarsa 60-an, tampaknya benar-benar akan terwujud, meski untuk melangkah ke sana perlu banyak pertimbangan yang sangat matang, terutama masalah anggaran.

    Kala itu, AURI menjadi kekuatan udara terkuat di belahan selatan dunia. Apalagi saat itu, pemerintahan Bung Karno mengerahkan 29 persen APBN Indonesia untuk belanja militer.

    Guna mengganti pesawat yang dinilai sudah tergolong tua, TNI-AU mengambil beberapa langkah untuk memodernisasi alutsistanya. Ini juga sebagai wujud dari kebijakan Presiden SBY untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan alutsista, khususnya untuk mengganti pesawat-pesawat yang berusia di atas 30 tahun.

    Jenis dan tipe pesawat yang akan dibeli dengan berbagai skema pengadaan itu sangat beragam. Mulai dari EMB-314 Super Tucano dari Brazil pengganti OV-10 F Bronco, enam Sukhoi Su-27/30 MKI Flanker yang juga dilengkapi sistem kesenjataan dan avionik, serta jet latih lanjut-serang ringan T-50 Eagle dari Korea Utara menggantikan Hawk MK-53 buatan Inggris yang akan segera dipensiunkan.

    Super Tucano tinggal menunggu realiasinya. Kedatangan tim Korea Aerospace Industry ke Pangkalan Udara Iswahjudi belum lama ini, merupakan bukti konkret bahwa hal ini bukan sekadar janji tapi bukti. Survei yang dilakukan tim Korea Aerospace Industry (KAI) yang dipimpin oleh Gyoung MM Kim, dimaksudkan untuk menyesuaikan persiapan yang perlu dilakukan antara Korea dan Indonesia berkaitan dengan pesawat T-50 Golden Eagle.

    Selain mengadakan kunjungan ke Skuadron Udara 15, Tim KAI juga melihat ACMI (Air Combat Manuvering Instrument) dan dilanjutkan ke Skuadron teknik 042.

    Kedatangan tim tersebut sebagai tindak lanjut dari kepastian TNI-AU membeli satu skuadron (16 unit) pesawat T50 Golden Eagle dari Korea Selatan pada tahun depan. Pesawat latih tempur itu untuk meningkatkan kemampuan pengendalian pesawat tempur para penerbang TNI AU.

    Semula ada beberapa pilihan, di antaranya jet tempur latih buatan Rusia Yakovlev Yak-130 dan buatan Ceko Aero L-159Alca. Bahkan DAPA (Defense Acquisition Program Administration) mengumumkan, pesawat T-50 menjadi salah satu alternatif yang dipilih Indonesia.

    Dalam kunjungannya ke Indonesia pada 11 Agustus lalu, Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-Young membawa misi di antaranya adalah menawarkan T-50 ke Indonesia.

    Akan Dikirim


    Menurut KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, pengadaan pesawat tersebut sudah masuk dalam anggaran Kementerian Pertahanan. Proses pengadaan T-50 sudah ditetapkan oleh Dephan. Proses pengadaan sudah dimulai. Untuk membeli satu skuadron T-50, pemerintah harus menyiapkan biaya 400 juta dolar AS.

    Pesawat rencananya akan mulai dikirim ke Indonesia pada 2012 mendatang. Normalnya sebenarnya 18 bulan, tapi pemerintah Indonesia minta perusahaannya untuk mempercepat.

    Pesawat T-50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F 16. Menjadi sangat menarik dari kegunaan T-50 ini, sebelum pilot menerbangkan Sukhoi, mereka akan dilatih menggunakan T-50 lebih dulu. Alasannya, kalau latihannya pakai Sukhoi, biaya operasionalnya cukup besar. Pesawat buatan Korea itu selain untuk latihan, juga bisa digunakan untuk operasi penyerangan ringan.

    Jet tempur latih T-50 dikembangkan hasil kerja sama Korea Aerospace Industries (KAI) dan Lockheed Martin dari Amerika Serikat. T-50 dikalahkan M-346 Master buatan Alenia Aermacchi Italia dalam kontes di Uni Emirat Arab dan Singapura. Meski demikian, T-50 sedang berkompetisi dengan M-346 di Israel, Polandia dan Irak.
    Kecepatan maksimum T-50 dapat mencapai Mach 1,5 dan mesin dorong 30 ribu tenaga kuda yang di suplai mesin General Electric Turbofan F404-102. Dimensi keseluruhan dari pesawat T-50 ini mempunyai panjang 13,13 meter, lebar 9,45 meter, dan tinggi hampir 5 meter. Berat pesawat ini adalah 6.480 kilogram, hampir menyamai 77% dari beratnya pesawat F-16 Amerika .

    Pesawat T-50 ini dilengkapi dengan radar multiguna, sistem navigasi inersial, dan sistem identifikasi musuh secara terpadu (IFF), serta rudal Air to Air Massile System (AAMS) dan Air to Ground Massile System (AGMS) yang siap di tempatkan di sayapnya.

    Dalam waktu biasa, T-50 dapat digunakan sebagai jet pelatihan lanjutan, tetapi bilamana mendesak T50 ini bisa diandalkan dalam pertempuran.

    T-50 Golden Eagle jet tempur bermesin tunggal dilengkapi sistem data penerbangan dan pelatihan darat modern, membantu para pilot baru yang akan menggunakan jet tempur generasi 5 dan 4.5 dengan mudah.

    Pesawat mempunyai kecepatan maksimal 1,5 Mach, termasuk jenis pesawat supersonic atau berkecepatan tinggi, menempatkan T-50 berbeda dari Yak-130 yang masuk dalam golongan subsonic.

    Dilengkapi dengan multimode radar, close air support dan kunci senjata A/A dan A/G, pesawat ini disebut juga mampu memenuhi kebutuhan sebagai Light Combat Aircraft jika dibutuhkan. Di Korea sendiri, sedikitnya 57 unit T-50 telah digunakan.

    Hubungan Indonesia - Korea sudah lama terjalin di bidang kedirgantaraan,d iantaranya dengan membeli jet latih KT-1 buatan KAI pada 2001 dan 2005, yang salah satunya jatuh di Bandara Ngurah Rai, Bali, saat pesawat ini menggelar joy flight. Selain itu, Indonesia dan Korsel telah menandatangani kerja sama pengembangan jet tempur KF-X.

    Bagi pemerintah Korea Selatan, pembelian T-50 oleh Indonesia menjadi catatan tersendiri, karena Indonesia merupakan negara pertama di luar Korsel yang mengoperasikan T-50. Pesawat tempur ini pernah ditampilkan di Ajang Indo Defense 2010 2 November 2010. Ada versi jenis lain yang sudah dilengkapi dengan persenjataan lengkap bagi yang telah siap mengoperasikan.

    Tapi pesawat T-50 ini pun bisa dimodifikasi dengan menginstall persenjataan yang dibutuhkan tanpa perlu membeli jenis baru yang telah dilengkapi senjata.

    Sumber : Suara Merdeka
    Readmore --> Mengenal Pesawat Tempur Latih T-50 Golden Eagle

    Monday, September 19, 2011 | 10:45 PM | 0 Comments

    English News : Indonesian win launches Grob's G120TP

    Jakarta - Grob Aircraft has secured a launch customer for its G120TP design, with Indonesia's air force to operate the type as an elementary and basic trainer.

    Announcing its selection on 19 September, Grob said the turboprop-powered G120TP had been selected "in the face of fierce competition from the Finmeccanica [Alenia Aermacchi] SF-260TP and the Pacific Aerospace CT-4".

    Deliveries will commence in 2012, with the company also providing a computer-based ground training system, mission briefing and debriefing equipment, embedded cockpit simulation and a full package of maintenance support. The deal is likely to be for around 18 aircraft, with Grob expecting a contract signature to occur within the next few weeks.

    "Asia is seen by Grob as a key region, with the potential for several other air forces to follow the example set by Indonesia," the company said. It is also offering the G120TP to several other nations, including the UK.

    Indonesia also will begin fielding a new fleet of eight Embraer EMB-314 Super Tucanos from next year, following the signature of a contract in June 2011.

    The Brazilian-built turboprops will be used for tasks including light attack, surveillance, air-to-air interception and counter-insurgency.

    Source : Flight Global
    Readmore --> English News : Indonesian win launches Grob's G120TP

    Monday, September 12, 2011 | 10:31 AM | 0 Comments

    TNI AU Tampilkan Atraksi "Jupiter Aerobatic Team" Di Makassar

    Makassar - Setelah pembukaan secara resmi Festival Bahari dan Budaya di Anjungan Pantai Losari oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng, TNI AU menghibur warga Makassar dengan atraksi "Jupiter Aerobatics Team" (JAT).

    "Atraksi Jupiter Aerobatics Team ini sengaja kami tampilkan untuk memeriahkan festival bahari dan budaya yang terselenggara di Anjungan Pantai Losari Makassar," ujar Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Sulawesi Selatan Marsekal Pertama Bahrim di Makassar, Minggu.

    Enam pesawat latih KT-1B Wong Bee yang dikemudikan perwira-perwira penerbang Angkatan Udara itu memukau pengunjung dengan sejumlah atraksi dan formasi yang diperagakannya.

    Para pilot pesawat latih KT-1B Wong Bee itu piawai membentuk sejumlah manuver yang membutuhkan kemampuan teknis tingkat tinggi. Misalnya, manuver heart (hati), jupiter roll, mata panah, cermin, dan daun semanggi.

    Atraksi yang benar-benar membuat penonton menahan napas adalah manuver cermin. Jupiter lima dan enam tiba-tiba muncul dari kanan panggung dengan posisi cermin alias terbang beriringan.

    Ira, salah seorang pengunjung yang sejak pagi berada di Anjungan Pantai Losari Makassar sengaja meluangkan waktunya untuk melihat atraksi-atraksi dari para pilot pesawat tempur Indonesia itu.

    "Saya sangat takjub melihat atraksi-atraksi yang dipertontonkan oleh pilot-pilot Angkatan Udara ini karena atraksi yang seperti ini sangat jarang kita lihat langsung bahkan saya pun baru melihatnya langsung di langit Makassar ini," takjubnya.

    Setelah itu empat pesawat yang awalnya membentuk wajik melintas kembali di depan podium. Namun, kali ini Jupiter empat terbang melingkari tiga pesawat lain, bagaikan sekrup yang berputar. Inilah manuver screw roll.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> TNI AU Tampilkan Atraksi "Jupiter Aerobatic Team" Di Makassar

    Tuesday, August 23, 2011 | 12:00 AM | 0 Comments

    Tim KAI Melakukan Survei Kesiapan Penempatan T-50 Di Lanud Iswahyudi

    Jakarta - Terkait rencana penggantian pesawat Hawk MK-53 yang berada di Skadron Udara 15 dengan pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan, Tim Korea Aerospae Industry (KAI), mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi. Tim KAI diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI M Syaugi SSos., Senin (22/8/2011).

    Dalam edaran pers Dinas Penerangan Lanud Iswahjudi disebutkan, Tim KAI yang dipimpin oleh Gyoung MM Kim, mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi, untuk menyesuaikan persiapan yang perlu dilakukan antara Korea dan Indonesia yang berkaitan dengan pesawat T-50 Golden Eagle. Persiapan untuk transisi dan konversi tersebut sangat penting, untuk memastikan keselamatan serta profesionalitas dalam pengoperasian pesawat baru yang akan digunakan TNI-AU tersebut.

    Selain mengadakan kunjungan ke Skadron Udara 15, Tim KAI juga melihat ACMI (Air Combat Manuvering Instrument), dan dilanjutkan ke Skadron teknik 042.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Tim KAI Melakukan Survei Kesiapan Penempatan T-50 Di Lanud Iswahyudi

    Friday, August 12, 2011 | 9:59 AM | 0 Comments

    BAE System Akan Membangun Perusahaan Di Indonesia Untuk Support Hawk Mk 109/209 TNI AU

    Jakarta (WDN/MIK) - BAE System sedang mempertimbangkan rencana untuk mendirikan perusahaan perwakilannnya di Indonesia untuk menyediakan layanan pendukung untuk armada pesawat latih dan tempur Hawk Mk 109/209 yang telah digunakan TNI AU.

    TNI AU menerima penyerahan 32 pesawat tempur multiperan ringan Hawk Mk 209 dan 8 unit Hawk Mk 109 sejak 1996. Pesawat tersebut telah ditempatkan TNI AU di ujung barat pulau sumatera dan di Kalimantan tengah.

    Wakil presiden dari BAE System untuk Malaysia dan Indonesia, Mark Burgess, mengatakan pendirian perusahaan perwakilan di Indonesia untuk mempekuat posisi Hawk hal ini sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan dukungan perangkat dari BAE System di kawasan Asia Tenggara. Dia juga menjelaskan bahwa secara tidak langsung untuk mengejar penjualan alutsista di Indonesia.

    "BAE System telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia sejak beberapa tahun lalu dan terus bekerjasama dengan TNI AU untuk mendukung armadanya," kata Burgess.

    "Selain itu, perusahaan ini nantinya akan bekerja sama dengan TNI AU dalam mendukung logistik pesawat Hawk, termasuk memberikan kesempatan mengandeng perusahaan Indonesia".

    Sumber : Janes/MIK/WDN
    Readmore --> BAE System Akan Membangun Perusahaan Di Indonesia Untuk Support Hawk Mk 109/209 TNI AU

    Sunday, July 10, 2011 | 8:06 PM | 0 Comments

    English News : Riding on the T-50 Golden Eagle



    Seoul - Shares of Korea Aerospace Industries (KAI), the country’s largest plane maker, are riding high on optimism over additional overseas sales of the company’s T-50 Golden Eagle supersonic trainer jets and the positive outlook for merger and acquisitions.

    Since its initial public offering (IPO) June 30, KAI shares have soared nearly 70 percent to 26,100 won on July 8 from the IPO price of 15,500 won.

    A month before the IPO, the company announced its $400 million deal with Indonesia to sell 16 T-50s, stoking forecasts that it could win more orders from international customers, including the United States, Israel and Poland.

    Many analysts believe KAI’s stock is likely to continue its uptrend for the time being as the company has recently won key state projects to develop an F-16-class “KF-X” fighter and a light attack helicopter. But there is also concern over the inflating and the bursting of a bubble.”

    “Expectations for KAI’s increased overseas sales of the T-50 jets remain high as the aircraft has proven their performance worldwide,” Jeong Dong-ik of Hanwha Securities said. “The government’s willingness to privatize KAI is also a favorable factor for increases in the stock price.”

    KAI, in particular, hopes that it will sell T-50 jets to the U.S. Air Force, which is scheduled to field 300-plus new trainer jets beginning 2017.

    On July 7, KAI, which developed the Surion utility helicopter under the Korea Utility Helicopter (KUH) program, was selected by the Defense Acquisition Program Administration to develop the Korea Attack Helicopter (KAH) in partnership with a foreign helicopter manufacturer.

    About 23 billion won will be spent to conduct exploratory development of the 5-ton KAH until December 2012 before full-scale development with an investment of at least 600 billion won. KAI competed with Korean Air’s aerospace division.

    In May, KAI was also chosen to develop the KF-X fighter which is on par with the F-16 Block 50.

    Jeong said, however, share prices of KAI will be corrected next year once Korea Finance Corp. (KoFC) begins selling its shares to the public in January. The state-run corporation announced in January that it would dispose of its stake in KAI six months after the IPO.

    But some analysts cautiously anticipate KAI’s market value will be between 500 to 800 billion won on the assumption that shareholders are selling at least 40 percent of combined shares.

    Before the IPO, KoFC owned 30.1 percent of KAI. Samsung Techwin and Hyundai Motor had 20.7 percent, each, while DIP Holdings, a subsidiary of Doosan Corporation, and ODIN Holdings, an investment vehicle jointly owned by Mirae Asset Private Equity Fund (PEF) and IMM PEF, owned 10.7 and 10.3 percent, respectively.

    After the IPO, KoFC owns 26.4 percent, while Samsung has 10 percent, Hyundai 10 percent, and DIP and ODIN Holdings have a combined 10 percent. Of the remainder, about 9 percent of shares are owned by employees and the others are owned by domestic and foreign institutional investors.

    Sales on steady rise

    Lee Sang-woo, an analyst with Taurus Investment & Securities, paid attention to KAI’s “stable” mechanism of sales.

    “The supply of parts by the company to commercial aircraft companies are also likely to generate stable sales,” Lee said, apparently referring to the firm’s existing contracts with U.S. aircraft giant Boeing and Airbus, a subsidiary of the European aerospace consortium EADS.

    KAI currently manufactures wing parts for airplanes of Boeing and Airbus and targets to boost sales to 4.3 trillion won in 2020 with more than 60 percent of sales coming from overseas by that time.

    Last year, the company posted 1.27 trillion won in sales and 39 percent of the sales came from overseas.

    The company aims to earn 1.72 trillion in sales, a 31.3 percent increase from 2010, and 161.8 billion won in operating profits, up 53.1 percent this year, KAI officials said.

    “Most of KAI’s sales are based on the firm’s backlog of orders, for most of which are paid with the government’s defense budget, so the goals of sales and profits are relatively feasible,” Jeong of Hanwha Securities said.

    As of last year, KAI had 5.9 trillion won in backlog orders, he said, adding, “Until 2019, the company has mid- to long-term contracts so its projections for sales are quite accurate.”

    Risk factors

    Despite an overall positive outlook on KAI performances, some industry sources and market observers anticipate that the “expectation bubble” for KAI may burst when the company’s management and sales records are inspected more closely and made public.

    Most of all, KAI is now obliged to pay nearly 200 billion won in penalties over the firm’s delayed delivery of a P-3CK maritime patrol aircraft to the Navy.

    Under a 2005 contract, KAI was required to deliver eight refurbished P-3C aircraft to the Navy by the end of 2010 with the help of L-3 Communication Integrated Systems of the United States.

    But the delivery was delayed by nearly a year and a half due to integration and redesign problems and KAI must pay a penalty for breaching the contract terms with the government.

    “Without writing off part of its compensation funds, KAI would likely suffer financial difficulties down the road given the amount of penalty almost equals the total profit of the P-3CK project,” an industry source privy to KAI’s management said.

    In addition, there is concern about alleged “export dumping” of the T-50 aircraft, which experts say would eventually dent the firm’s financial stability.

    The Indonesian contract, for example, is known to be not so lucrative because the state-owned Export-Import Bank of Korea agreed to lend 85 percent of the contract cost to Indonesia. South Korea is also expected to buy four more CN-235s built by a state-Indonesian defense company under a de facto barter deal.

    To make matters worse, KAI is required to share part of the profits from T-50 sales with Lockheed Martin of the United States, which has a technology export license over some of the T-50 jets.

    “Securing the first export of the T-50 aircraft is certainly a triumphant result, but there is a possibility that other customers will demand KAI sells the supersonic jet at lower prices in tune with the Indonesian precedent,” the source said.

    M&A outlook

    Some domestic and foreign firms are closely watching the activities of KAI for potential M&As. But there has been no active move by potential M&A bidders here, including Samsung Techwin, Hyundai Motor, Hanwha Corporation, Hyundai Heavy Industries, Korean Air and LIG Nex1.

    “Samsung Techwin and Korean Air were referred once to be viable bidders to take over KAI, but chances for either of the two companies to increase or buy shares in KAI remain slim at the moment,” another industry source said.

    Samsung Techwin wants to maintain its 10 percent stake, while Korean Air lacks the financial firepower, he said.

    LIG Nex1, a leading precision electronic weapons maker, may want to have the capacity of platform manufacturing in addition to its software development capability, said the source. Hanwha also wants to expand its defense business beyond the sales of ammunitions and robotic systems.

    Boeing and EADS have been engaged in a “war of nerves” over investing in KAI shares.

    “Both firms have close partnerships with KAI, so any investment plan from either of the rivals for KAI could be sensitive enough to tip the balance in their favor in the Korean market,” the source said. “From a strategic point of view, both aerospace rivals would not rule out buying KAI stakes, but they are not likely to be rash.”

    Source : KoreaTimes
    Readmore --> English News : Riding on the T-50 Golden Eagle

    Wednesday, July 6, 2011 | 10:31 PM | 0 Comments

    T-50 Pesanan Indonesia Gunakan Produk Dari Aerosonic Untuk Air Data System

    Florida (MIK/WDN) - Aerosonic Corporation sebagai pemasok produk penerbangan untuk pesawat komersil,bisnis dan militer terkemukan, pada hari ini mengumumkan bahwa telah menerima pesanan dari Korea Aerospace Industries Ltd (KAI) dalam mendukung proyek pengadaan T-50 Golden Eagle pesanan Indonesia.

    Dalam kerjasama tersebut Aerosonic Corporation menyediakan data sistem udara meliputi Integrated multifunction atau disebut juga (IMFP) serta peralatan lain yang dibutuhkan untuk memproduksi pesawat latih tersebut.

    Pengiriman alat tersebut akan dikirim ke KAI pada maret 2012 bersamaan dengan pengiriman T-50 melalui kapal.

    IMFP memiliki kemampuan sudut serangan, tekanan udara, data pengindraan untuk pesawat tempur dalam satu probe, juga mengurangi kerumitan dalam melakukan mengatur sistem penerbangan pada pesawat tempur. Saat ini sudah terpasang di beberapa pesawat militer.

    "Kami bangga bisa memainkan peran penting dalam keberhasilan program ekspor pesawat latih T-50", kata Doug Hillman sebagai presiden Aeorsonic Corporation.

    "Pesanan ini memberikan kita keuntungan yang sangat signifikan karena salah satu produk kami menggunakan teknologi canggih yang sesuai dengan tuntutan pasar peralatan militer yang terus tumbuh, dan selanjutnya kami akan memperkuat hubungan kita dengan pelanggan".

    Sumber: Bratendon
    Readmore --> T-50 Pesanan Indonesia Gunakan Produk Dari Aerosonic Untuk Air Data System

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.