ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Showing posts with label Pesawat Tempur. Show all posts
    Showing posts with label Pesawat Tempur. Show all posts

    Wednesday, September 4, 2013 | 10:52 PM | 5 Comments

    Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar

    Makassar (MID) - Perkuatan pertahanan keamanan udara di Indonesia terus bertambah. Dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 tiba di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Rabu (4/9/2013) sekitar pukul 17.56 Wita.

    Dua pesawat Sukhoi buatan Rusia ini diangkut dengan menggunakan pesawat angkut Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 6328 dengan pilot Panov Vadim, Salovyev Evgeny dan Validanov Rinai beserta 13 kru dari bandara Khabarovsk. Sebelum tiba di Lanud Sultan Hasanuddin, pesawat Antonov sempat transit di bandara Ninoy Aq Manila.

    Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Mayor Sus Mulyadi kepada Kompas.com mengatakan, dua pesawat Sukhoi tersebut langsung dirakit di Skadron Tehnik 044 Lanud Sultan Hasanuddin oleh teknisi dari Rusia.

    "Dua pesawat ini sudah berbentuk, namun sayapnya dipisah. Jadi nanti akan dirakit oleh teknisi Rusia dan Skuadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin yang sebelumnya ditempatkan di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin. Perakitan pesawat diperkirakan memakan waktu sekitar seminggu, dan berselang enam hari barulah bisa tes fly," katanya.

    Mulyadi menambahkan, kedatangan dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 pesanan pemerintah Indonesia menambah kekuatan Skuadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia yang saat ini telah lengkap 16 unit pesawat tempur. Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 datang secara bertahap.



    "Kedatangan pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 datang secara bertahap yakni tahun 2003 di Lanud Iswahyudi Madiun. Selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin tahun 2009, 2010 dan 2013. Untuk tahun 2013, kedatangan pesawat tempur pesanan Indonesia datang sebanyak tiga kali yang juga diangkut dengan pasawat angkut Antonov," urainya.(KOMPAS/WDN)

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar

    Thursday, August 22, 2013 | 10:54 PM | 3 Comments

    Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur

    Jakarta (MID) - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Balai Kota, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013. Keduanya membahas penyelarasan pembangunan di DKI Jakarta dan strategi pertahanan nasional.

    Menurut Jokowi, sebagai salah satu rencana konkretnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merombak Jalan Tol Jagorawi supaya bisa dijadikan tempat mendarat darurat bagi pesawat tempur ketika keamanan terancam.

    "Seperti di Tol Jagorawi dulu bisa untuk pendaratan pesawat. Sekarang tidak bisa karena ada jembatan penyeberangan. Nanti dihilangkan dan diganti dengan underpass," kata Jokowi.

    Jokowi mengatakan itu sangat penting dilakukan supaya ada alternatif apabila negara dalam keadaan bahaya. Atau sedang diserang oleh negara lain.

    "Ini sangat penting bila rencana kesatu tidak bisa. Dipakai rencana kedua masih bisa. Negara harus punya seperti itu," katanya.

    Ke depannya semua jembatan penyeberangan di sekitar Tol Jagorawi yang masih berada di wilayah DKI Jakarta akan diganti dengan underpass.

    "Nanti semuanya ke dalam tidak usah naik jembatan penyeberangan dan banyak yang lain yang tidak bisa disampaikan," ujar dia.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur

    Saturday, August 17, 2013 | 10:16 AM | 3 Comments

    Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16

    Jakarta (MID) - Polemik mengenai Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) di bandara Polonia, yang sekarang berubah nama menjadi Pangkalan Udara (Lanud) Suwondo, masih terus berlanjut.

    Sebagai sebuah pangkalan militer, penentuan KKOP Lanud Suwondo ditentukan oleh TNI AU, bukan oleh Kementerian Perhubungan.

    Tokoh senior TNI AU, yang juga Ketua Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT) Marsma TNI (Purn) Tatang Kurniadi, mengatakan, memang KKOP untuk bandara sipil berbeda dengan KKOP bandara militer. Bandara sipil ketentuan KKOP mengacu standar internasional yang ditetapkan lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yakni International Civil Aviation Organization (ICAO).

    "Sedang bandara militer KKOP-nya ditetapkan masing-masing negara, yakni pihak militernya, tergantung jenis pesawat yang keluar-masuk di bandara itu," ujar Tatang Kurniadi kepada JPNN kemarin (14/8).

    Dia mengingatkan, untuk Lanud Sowondo KKOP-nya jangan diubah, biarkan saja tetap sama dengan KKOP yang lama, sewaktu Polonia masih menjadi bandara sipil. Sejumlah alasan dia kemukakan.

    Pertama, Lanud Sowondo merupakan lanud yang strategis di kawasan Sumatera. Strategis dari aspek pertahanan keamanan negara, maupun dalam situasi darurat seperti ketika terjadi bencana.

    "Jadi KKOP-nya jangan diotak-atik. Bayangkan, pesawat militer itu membawa roket, bom, dan sejenisnya, yang bisa membahayakan masyarakat sekitar," pesan Tatang mengingatkan.

    Pria yang selalu sibuk tatkala terjadi kecelakaan pesawat itu memberi contoh. Untuk pesawat tempur jenis F-16, kata dia, perlu ancang-ancang jauh untuk bisa melesat.

    "Idealnya, sepanjang 15 ribu meter dari ujung landasan tak boleh ada bangunan tinggi. Pesawat F-16 itu melesat dengan kecepatan 200 kilometer per jam. Lima belas ribu meter itu hanya ditempuh lima menit," kata pria kelahiran 1946 itu.

    Berapa ketinggian yang dilarang di sepanjang 150 ribu meter itu? Tatang menyebut, idealnya 150 meter. "Tak boleh lebih tinggi 150 meter karena bisa mengganggu penglihatan pilot," cetusnya.

    Kedua, jika situasi darurat perang, maka Lanud Sowondo juga akan dimasuki pesawat-pesawat sipil. "Itu terjadi jika militer membutuhkan bantuan pesawat-pesawat sipil berbadan lebar, yang besar-besar, untuk mengangkut pasukan misalnya," ujar Tatang.

    Jika ketentuan KKOP diubah, misal aturan ketinggian bangunan di sekitar Lanud Suwondo diperpendek, maka otomatis hanya jenis pesawat-pesawat kecil saja yang bisa masuk ke sana. "Hanya Cassa atau Heli saja," imbuhnya.

    Ketiga, Lanud Sowondo itu selevel dengan Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Selain menjadi pangkalan militer, Lanud Halim juga menjadi semacam bandara cadangan bagi penerbangan sipil. Karenanya, KKOP Lanud Halim juga sangat ketat, yang memungkinkan penerbangan pesawat-pesawat sipil berbadan lebar, aman keluar-masuk.

    "Ketika suatu saat bandara Kualanamu ada masalah, maka mau tak mau penerbangan sipil juga dialihkan sementara ke Lanud (Suwondo, red). Ini seperti hubungan Halim dengan Soekarno-Hatta," terang dia.

    Keempat, jika terjadi situasi darurat bencana di wilayah Sumut dan sekitarnya, maka pesawat-pesawat yang membawa logistik bantuan tetap harus mendarat ke Lanud Sowondo. "Karena kalau ke Kualanamu, bisa mengganggu jadwal penerbangan sipil, yang memang sudah padat," imbuhnya.

    Terkait dengan keinginan Pemko Medan yang ingin melakukan pengembangan kota, tapi terbentur ketentuan KKOP bekas bandara Polonia itu, Tatang mengatakan, pengembangan kota memang penting tapi keselamatan penerbangan jauh lebih penting.

    Malah, Tatang mengingatkan Pemko Medan agar tetap ikut menjaga 'kebesaran' bandara yang sudah beken dengan nama bandara Polonia itu. "Karena kebesaran sebuah kota akan hilang jika bandaranya mengecil," kata Tatang.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16

    Wednesday, August 14, 2013 | 10:31 PM | 4 Comments

    Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX


    Seoul (MID) - Korea Selatan saat ini sedang mengembangkan internal waepon bay (IWB) untuk pesawat tempur K/IFX dengan codename KFX C103-iA.


    1. Gambar Internal Waepon Bay

    Dalam gambar kedua memperlihatkan bentuk pesawat tempur K/IFX C103-iA yang menggunakan IWB, sekilas C103-iA mirip dengan F-22 versi mini.


    2. Gambar K/IFX C103-iA yang menggunakan IWB

    Pesawat tempur K/IFX C103-iA merupakan penyempurnaan desain dari C-103 dan C103-iA, dimana C-103 belum memiliki IWB sehingga hanya bisa mengangkut senjata 40% dari -iA, sedangkan versi C103-i sudah memiliki IWB tetapi hanya bisa mengangkut bom Mk-83x seberat 500kg atau 60% dari -Ai. Pesawat tempur K/IFX C103-iA merupakan penyempurnaan desain dari C103-i karena mampu membawa bom Mk-83x seberat 1000kg diluar rudal AIM series.


    3. Gambar perbandingan K/IFX C103, C103-i, Dan C103-iA

    Dari gambar diatas terlihat ketiga pesawat tersebut memiliki dimensi berbeda dan K/IFX C103-iA memiliki dimensi lebih panjang dan lebar, sehingga berdampak daya angkut yang lebih besar dari C103 dan C103-i. 
    Gambar dibawah juga mempelihatkan IWB diimplementasikan kedalam airframe K/IFX C103-iA.


    4. Gambar implementasi IWB kedalam K/IFX C103-iA

    Gambar diatas mempelihatkan IWB dalam K/IFX C103-iA dapat menampung 6 rudal AIM series, sehingga bisa mengurangi radar cross section (RCS) pada K/IFX C103-iA dibandingkan versi C103 dimana rudal ditempatkan di sayap pesawat.


    5. Gambar IWB pada K/IFX C103-iA

    Selain IWB, beberapa penambahan fitur dari versi sebelumnya yaitu Air-to-Air Missile Eject Launcher (MEL) dan perbaikan vortex pada sayap. Air-to-Air Missile Eject Launcher (MEL) sendiri dirancang khusus untuk membawa dan meluncurkan Air-to-Air Missile secara cepat dan aman saat lepas dari pesawat tempur walaupun dengan manuver ekstrim sekalipun.


    6. Gambar spesifikasi K/IFX C103-iA


    7. Gambar perbandingan IWB, K/IFX, F-35, dan F-22


    8. Gambar perbandingan Eject Missile F-35 dan KFX

    Gambar diatas mempelihatkan Eject missile F-35 dan KFX, dimana F-35 hanya bisa meluncurkan rudal dalam posisi ke bawah sedangkan KFX dapat meluncurkan rudal dengan manuver ekstrem.


    9. Gambar daya angkut persenjataan KFX

    Gambar diatas mempelihat KFX memiliki 16 hardpoint untuk mengangkut rudal AIM-120, AIM-9x, dan bom Mk-84 JDAM, didalam IWB dapat mengangkut 6 AIM-120/2 AIM-120,(2 AIM-9x dan 2 Mk-84 JDAM).


    10. Gambar perbaikan Vortex pada sayap KFX


    11. Gambar sistem pengereman (Airbrake) pada KFX


    12. Gambar Kanopi pada KFX


    13. Gambar radar dan machine gun pada KFX

    Dari gambar diatas memperlihatkan KFX menggunakan radar AESA (Active Electronically Scanned Array), EOTS (Electro-optical targeting system) yang merupakan sistem penargetan inframerah yang digunakan untuk pemandu laser. selain itu machine gun terletak disebelah kiri memiliki letak yang sama pada F-35. 

    Sumber : Bemil.Chosun/MID/MIK






    Readmore --> Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX

    Saturday, July 6, 2013 | 10:20 AM | 0 Comments

    Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX

    Bandung (MID) - Komisi-1 DPR RI didampingi oleh KKIP disertai Tim Asistensi KKIP mengunjungi PTDI di Bandung. Rombongan yang berjumlah sekitar 20 orang tiba di PTDI tepat jam 08.00 menggunakan pesawat CN 295. Sementara anggota Komisi I DPR RI jang berjumlah 11 orang menggunakan kendaraan darat. Para tamu disambut langsung di Hangar CN 235 oleh Dirut PTDI Budi Santoso serta Dan Lanud Husein Sastranegara, Kol Penerbang I.N. Trisantoso. Dalam kunjungan kerja kali ini rombongan Komisi-1 DPR RI meninjau kesiapan dan fasilitas pusat rancang bangun (design center) untuk program pesawat tempur IFX/KFX. Rombongan juga sempat meninjau kemajuan produksi 3 pesawat CN235 MPA untuk TNI AL.

    Kegiatan pokok pagi ini adalah menyampaikan kegiatan yang sudah dicapai dalam program IFX /KFX yang merupakan kerjasama antara Kemenhan RI dengan Kemenhan Republik Korea Selatan. Hal ini merupakan kelanjutan dari Rapat Dengar Pendapat antara Menteri Pertahanan dengan Komisi-1 DPR RI beberapa waktu yang lalu. Dalam paparan dan diskusi yang berlangsung beberapa jam di Gedung Direktorat Teknologi PTDI Delegasi KKIP yang dipimpin oleh Sekretaris merangkap Anggota KKIP, Let Jen (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, berhasil meyakinkan para anggota Komisi I DPR RI yang dipimpin TB Hasanudin bahwa PTDI memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menjalankan program IFX/KFX. Seperti sudah disampaikan bahwa program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dari Balitbang Kemhan, BPPT, PTDI, ITB dan lain-lain.

    Program ini merupakan program jangka panjang yang menuntut kontinuitas pelaksanaannya. Melihat penyelesaian pesawat pada tahun 2020-an maka sangat diperlukan dukungan Pemerintah RI yang berkesinambungan dan konsisten. Hal ini ditegaskan oleh Sjafrie Sjamsuddien yang mengatakan bahwa “Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa ini dalam membangun kekuatan pertahanannya”. Hal senada disampaikan pula oleh Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanudin yang mengatakan bahwa “Siapapun kekuatan politik di masa depan tetap harus mendukung program ini berjalan”.

    Saat ini PTDI sedang mempersiapkan diri memasuki tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development pengembangan pesawat tempur IFX/KFX, karena dari 72 teknologi baru yang diterapkan masih 30 item yang harus disiapkan. Sehingga saat program ini dilanjutkan PTDI siap melaksanakannya. Adapun tahap pertama (Technology development) telah berhasil dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu.

    Perihal PT Dirgantara Indonesia



    Lokasi pabrik pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) terletak Bandung, Indonesia. Produk utama perusahaan ini adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa. Pabrik perakitan PTDI memproduksi berbagai jenis pesawat CN235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim dan pengawasan. Selain itu PTDI memproduksi dibawah lisensi pesawat NC212-200, NAS332 Super Puma dan NBell412. PTDI telah memproduksi lebih dari 340 pesawat terbang dan helikopter untuk 49 operator sipil dan militer. PTDI memanufaktur dan memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen, tools dan fixtures untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380, untuk Eurocopter EC225 dan EC725, untuk pesawat Airbus Military CN235/C212-400/C295. Untuk perawatan pesawat, PTDI melayani jasa pemeliharaan, overhaul, perbaikan, alterasi, kustomisasi dan dukungan logistik untuk CN235 berbagai seri, Bell412, BO-105, NC-212-100/200, NAS332 Super Puma, B737-200/300/400/500, A320, Fokker100 dan Fokker27. Enjinering PTDI melayani jasa rekayasa dan analisa serta flight simulators. PTDI adalah badan usaha milik negara yang didirikan pada tahun 1976.n 1976.

    Sumber : PT DI
    Readmore --> Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX

    Thursday, June 20, 2013 | 3:42 PM | 8 Comments

    Rusia Berharap Bisa Negosiasi Su-35 Kepada Indonesia

    Paris (MID) - Maret lalu, Anatoly Isaikin, Direktur Jendral Rosoboronexport mengatakan bahwa Indonesia telah membeli enam pesawat tempur multi peran Su-30MK2. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia juga membeli mesin AL-31F Saturn dan perlengkapan lainnya untuk memperkuat armada Flankernya.

    Dalam pengadaan tersebut, Indonesia dan Rusia melakukan fasilitas kredit ekspor melalui VEB Bank dan Kementerian Keuangan dengan nilai kredit ekspor sebesar $ 399.5 juta dalam jangka pembayaran selama tujuh tahun.

    Setelah pengiriman pesawat baru pada bulan Februari, armada Sukhoi TNI AU menjadi 12 pesawat tempur Sukhoi diantaranya dua Su-27Sk, tiga Su-27SKM, dua Su-30MK, dan lima Su-30MK2. Dan empat Su-30MK2 lagi diharapkan telah tiba pada akhir tahun ini.

    Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Pertahanan Indonesia mengatakan, Indonesia berencana memiliki satu skuadron 16 unit pesawat tempur Su-27/30 pada akhir tahun ini.

    Diberitakan sebelumnya pihak Kemhan berniat untuk membentuk 10 skuadron tempur Sukhoi yang terdiri dari 180 pesawat dalam 15 sampai 20 tahun kedepan.

    Wakil direktur Jendral Rosoboronexport, Victor Komardin juga mengatakan kepada media pada saat LIMA 2013 di Malaysia bahwa pihak Kemhan Indonesia telah meminta Rusia untuk membangun Joint Center atau pusat perbaikan dan pemelihara pesawat tempur Sukhoi, Helikopter Mi-17 dan Mi-35 di Indonesia.

    Ia juga percaya perjanjian tersebut akan segera terealisasi sebelum penggantian Panglima TNI pada akhir semester kedua tahun ini. Setelah penggantian jabatan tersebut, kami berharap Rusia dapat melakukan negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk pengadaan Su-30MK2 dan bahkan pengadaan pesawat Su-35, serta alutsista yang diinginkan Kemhan Indonesia.

    Sumber : AINoneline/MIK
    Readmore --> Rusia Berharap Bisa Negosiasi Su-35 Kepada Indonesia

    Saturday, June 15, 2013 | 11:36 AM | 3 Comments

    Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX

    Jakarta (MID) - Dibutuhkan setidaknya dana mencapai US$ 8 miliar atau setara Rp 78,4 triliun untuk menghasilkan prototype jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang tersertifikasi dan siap produksi.

    Jet tempur ini, merupakan program kerjasama antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan. Sementara, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan mengalokasikan anggaran mencapai US$ 1,8 miliar atau senilai Rp 15,68 triliun. Alokasi ini, setara 20% dari dari keseluruhan biaya pengembangan jet tempur KFX/IFX.

    "Kita join, totalnya US$ 8 miliar. Porsinya 20% ditanggung Indonesia dan 80% ditanggung Korsel," ucap Manager Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (Persero) Sonny S Ibrahim kepada detikFinance, Jumat (14/6/2013).

    Sementara 80% atau setara US$ 6,2 miliar untuk biaya pengembangan ditanggung oleh Korea Selatan. Saat ini, proses pengembangan jet tempur KFX IFX masuk ke tahap II yakni enjineering manufacturing development. Setelah proses ini, baru dilanjutkan pada tahap ke II yakni produksi dan pemeliharaan.

    "Enjineering manufacurting development. Mulai detail desain, persipan produksi, pengerjaan 6-8 prototyping, testing dan sertifikasi. Itu butuh 8 tahun," tambahnya.

    Sonny menerangkan, saat diproduksi di tahun 2020, untuk pembuatan struktur pesawat KFX/IFX dibuat di markas Dirgantara Indonesia di Bandung Jawa Barat. Sementara proses pemasangan peralatan elektronik pesawat, khusus KFX dilakukan di Korea Selatan. Semantara IFX tetap diproduksi di Indonesia.

    "Maunya produksi struktur (jet KFX/IFX) dibikin di kita, struktur untuk Indonesia dan Korea. Elektronika di assembly line dibuat di Korea," tegasnya.

    Sebelumnya, tim dari Indonesia yang terdiri dari Balitbang Kementerian Pertahanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, PTDI dan Institut Teknologi Bandung (ITB) terbang ke Korea Selatan untuk perencanaan KFX/IFX tahap pertama. Program ini, telah dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu.

    Pada tahap ini, telah dihasilkan 2 konsep jet tempur IFX. Jet tempur ini merupakan pesawat generasi 4,5. Pesawat ini lebih canggih dari jet tempur F-16 namun masih di bawah F-35.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX

    Friday, June 14, 2013 | 11:32 AM | 4 Comments

    Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX

    Jakarta (MID) - Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, Kamis 13 Juni 2013, menyatakan program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan dan melibatkan seluruh komponen bangsa harus terus berjalan secara berkelanjutan.

    Pemerintah dan Komisi I DPR hari ini melakukan Rapat Dengar Pendapat di kantor PTDI di Bandung. Dalam rapat tersebut, dibahas kelanjutan proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan. Kemenhan menggandeng Defense Industry Cooperation Committe (DICC) dalam membangun jet tempur.

    Menurut Sjafrie, program pesawat tempur PTDI yang bekerjasama dengan pemerintah Korea Selatan ini harus selesai pada tahun 2020, sehingga siapapun yang akan menjadi presiden yang akan datang harus memiliki komitmen melanjutkan program ini.

    Saat ini, PTDI sedang mempersiapkan diri masuk dalam tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development, pengembangan pesawat tempur IFX/KFX. Dari 72 teknologi, masih ada 30 item yang harus disiapkan oleh PTDI.

    “Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa ini dalam membangun kekuatan pertahanannya,” katanya dalam keterangan tertulis.

    Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin, menyatakan DPR sejalan dengan pemerintah untuk melanjutkan program ini. "Siapapun kekuatan politik di masa depan tetap harus mendukung program ini berjalan," katanya.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX

    Thursday, June 6, 2013 | 11:54 PM | 1 Comments

    EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel

    Seoul (MID) - Raksasa industri kedirgantaraan Eropa (EADS) telah menawarkan investasi sebesar $ 2 miliar bila memenangkan tender pengadaan 60 pesawat tempur Korea Selatan yang saat ini bersaing dengan perusahaan AS.

    EADS telah mengumumkan pernyataan tersebut pada hari kamis, perusahaan tersebut juga akan memberikan dana segar tunai untuk proyek pengembangan pesawat tempur canggih KFX, jika EADS terpilih sebagai pemenang tender pengadaan pesawat tempur senilai 8,3 triliun won ($ 7,2 miliar).

    Dalam proyek tersebut ada tiga perusahaan yang ikut tender, yaitu F-15 Silent Eagle Boeing, F-35 Lightning II Lockheed Martin, dan Eurofigter Typhoon EADS.

    Pengumuman pemenang tender sendiri akan diumumkan pada akhir bulan depan.

    Kebutuhan pengadaan alutsista Korsel, terutama Angkatan Udara telah familiar dipasok perusahaan asal AS. Hal tersebut akan menjadi tantangan EADS dalam tender tersebut.

    EADS sendiri akan menawarkan investasi sebesar $ 2 miliar untuk fokus dalam pengembangan pesawat tempur KFX yang bertujuan dalam mengembangkan pesawat tempur multi peran.

    "Bila perakitan pesawat tempur Typhoon dan proyek KFX dilakukan secara bersamaan di Korsel, maka akan membawa efek ekonomi senilai puluhan triliunan won dan menciptakan lebih dari 50.000 tenaga kerja di Korsel" kata EADS.

    EADS juga berjanji 53 dari 60 pesawat tempur Typhoon akan dirakit di Korsel jika menjadi pemenang tender.Seoul (MID) - Raksasa industri kedirgantaraan Eropa (EADS) telah menawarkan investasi sebesar $ 2 miliar bila memenangkan tender pengadaan 60 pesawat tempur Korea Selatan yang saat ini bersaing dengan perusahaan AS.

    EADS telah mengumumkan pernyataan tersebut pada hari kamis, perusahaan tersebut juga akan memberikan dana segar tunai untuk proyek pengembangan pesawat tempur canggih KFX, jika EADS terpilih sebagai pemenang tender pengadaan pesawat tempur senilai 8,3 triliun won ($ 7,2 miliar).

    Dalam proyek tersebut ada tiga perusahaan yang ikut tender, yaitu F-15 Silent Eagle Boeing, F-35 Lightning II Lockheed Martin, dan Eurofigter Typhoon EADS.

    Pengumuman pemenang tender sendiri akan diumumkan pada akhir bulan depan.

    Kebutuhan pengadaan alutsista Korsel, terutama Angkatan Udara telah familiar dipasok perusahaan asal AS. Hal tersebut akan menjadi tantangan EADS dalam tender tersebut.

    EADS sendiri akan menawarkan investasi sebesar $ 2 miliar untuk fokus dalam pengembangan pesawat tempur KFX yang bertujuan dalam mengembangkan pesawat tempur multi peran.

    "Bila perakitan pesawat tempur Typhoon dan proyek KFX dilakukan secara bersamaan di Korsel, maka akan membawa efek ekonomi senilai puluhan triliunan won dan menciptakan lebih dari 50.000 tenaga kerja di Korsel" kata EADS.

    EADS juga berjanji 53 dari 60 pesawat tempur Typhoon akan dirakit di Korsel jika menjadi pemenang tender.

    Sumber : Yahoo
    Readmore --> EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel

    Monday, May 27, 2013 | 8:25 PM | 5 Comments

    Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata

    Jakarta - TNI AU tinggal menunggu dua unit lagi untuk melengkapi Skuadron II Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. Tapi, Komisi I ingin memastikan pesawat Sukhoi yang didatangkan dari Rusia itu sudah bersenjata. Sebab, apa gunanya pesawat tempur tanpa senjata.

    Empat unit pesawat Sukhoi pesanan TNI Angkatan Udara telah datang dari Rusia, Februari lalu. Kedatangan pesawat tempur itu menggenapkan satu skuadron yang sudah masuk dalam rencana strategis modernisasi alutsista TNI AU hingga 2014 mendatang.

    Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq berencana meninjau fisik dan kelengkapan pesawat tersebut. Pihaknya ingin memastikan bahwa pesawat sudah dilengkapi paket persenjataannya. Sebab, pesawat Sukhoi yang sebelumnya datang tanpa kelengkapan peluru.

    "Kalau ada senjatanya, ini akan benar-benar bisa memberi efek penggentar lawan. Kalau tidak tidak ada pelurunya, sama saja itu pesawat tidak banyak memberi efek penggentar lawan. Begitu kan?" ujar Mahfudz Siddiq, Minggu (26/5).

    Untuk memodernisasi alutsista, TNI AU berupaya melengkapi pesawat tempur jenis Sukhoi di Skuadron Udara II Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar sebanyak 16 unit di tahun 2013. Kini skuadron tersebut sudah memiliki 14 unit pesawat jet tempur Sukhoi tipe Su-27 SKM dan Su-30 MK2 buatan industri pesawat terbang Rusia, Konsomolks-Na Amure Aircraft Production Association (KNAPO).

    Berdasarkan target pada 2013, TNI AU kini tinggal menunggu dua unit pesawat dari enam unit terakhir yang dipesan oleh Indonesia dari pabrikan Rusia. Dua unit pesawat tersebut diharapkan sudah tiba di Tanah Air pada Juni mendatang.

    "Sesuai dengan perencanaan semestinya tahun 2014 baru lengkap. Namun, khusus skadron 11 yang alutsistanya pesawat tempur Sukhoi kita akan dorong di tahun 2013 sudah lengkap. Jadi ini persiapan bahwa pada 2014 pesawat sudah lengkap 16 unit dan siap mengudara semua," ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddi, Kamis (18/5) saat meninjau Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata

    Wednesday, May 22, 2013 | 6:42 AM | 5 Comments

    Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel

    Jakarta - Penundaan sepihak kontrak kerjasama produksi pesawat tempur Korean Fighter eXperiment (KFX) oleh Korea Selatan (Korsel) dinilai sebagai preseden buruk bagi hubungan antara Indonesia dan Korsel.

    "Komisi I sangat menyesalkan penundaan sepihak dari Korsel atas kontrak kerjasama jangka panjang pesawat KFX," kata Ketua Komisi I, Mahfuz Siddiq, di Jakarta, Selasa (21/5).

    Dia berpendapat, penundaan sepihak kerjasama di bidang pertahanan ini secara langsung telah menunjukkan sikap yang tidak tulus dari pemerintahan baru Korsel.

    Selain itu, lanjut dia, Korsel juga tidak menghargai kesepakatan yang telah dibuat dihadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Presiden Korsel, Lee Myung-Bak.

    Mahfuz menambahkan, jika Indonesia harus menyiapkan beberapa opsi alternatif dalam pengadaan alat sistem utama persenjataan (alutsita). Apalagi negara lain sudah menyatakan kesiapannya melakukan kerjasama penuh dengan Indonesia.

    "Penundaan ini jadi preseden buruk bagi kerjasama di bidang pertahanan secara keseluruhan. Indonesia harus siapkan opsi alternatif, karena ada beberapa negara lain yang siap kerjasama penuh dengan Indonesia," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera ini.

    Dia menyatakan, Komisi I dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan mengkaji penundaan sepihak oleh Korsel.

    "Komisi I dan Kemhan sedang bersama mengkaji kelanjutan kontrak, apakah akan terus atau setop," tutupnya.

    Sumber : Berita Satu
    Readmore --> Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel

    Friday, May 17, 2013 | 8:37 PM | 0 Comments

    Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air

    Jakarta – Dua pesawat tempur SU-30 MK 2 sesuai rencana tiba kamis, (16/5) pukul 17.57 Wita landing di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, sehingga 4 dari 6 Pesawat tempur Sukhoi pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia telah tiba, diangkut dengan menggunakan pesawat angkut Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 6212 dengan Pilot Maksimov V. beserta 17 Crew.

    Pesawat angkut AN-124-100 yang berangkat dari Bandara Dzemgi Rusia Rabu (15/5) Pukul 06.30 UTC take off dari bandara Ninoy Aq Manila menuju Makassar, dengan rute penerbangan Bandara Dzemgi Rusia- Bandara Ninoy Aq Manila- Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

    Kedatangan dua Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 tersebut menjadikan 4 dari 6 pesawat tempur sukhoi pesanan pemerintah Indonesia tahun 2013 telah tiba, yang akan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, yang saat ini sudah ada 12 Unit pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang datang secara bertahap yaitu semenjak Tahun 2003 di Lanud Iswahyudi Madiun selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin tahun 2009 dan 2010.

    Sumber : POSKOTA
    Readmore --> Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air

    Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX

    Jakarta - Rencana Indonesia lewat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat pesawat tempur ditunda untuk sementara. Apa alasannya?

    Kepala Parlemen Korsel Ahn Hong-Joon mengatakan, saat ini pemerintah Korsel sedang kesulitan mencari dana untuk proyek yang cukup mahal tersebut.

    "Sekarang sebenarnya bukan pemberhentian kerjasama, tapi pemerintah Korsel lagi kesulitan sediakan dana untuk program itu, karena ini proyek sangat banyak telan dana. Kita lagi teliti dan review ulang jenis pesawat. Kita akan lebih detil untuk siapkannya (pesawat yang dikembangkan). Jadi kalau kita sudah menentukan jenisnya (pesawat tempur) pasti kita siapkan anggarannya," tutur Hong-Joon usai bertemu Kepala Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

    Hong-Joon mengatakan, dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia dan Korsel bisa bersama-sama mengembangkan pesawat tempur yang rencananya diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).

    "Perkiraan saya tidak begitu lama. Kelihatannya bisa tahun ini," ucap Hong-Joon.

    Dalam proyek ini, rencananya pemerintah Indonesia berkontribusi hanya 20%, selebihnya oleh pemerintah dan BUMN strategis Korsel. Rencananya dari proyek ini akan diproduksi pesawat tempur KFX/IFX atau F-33 yang merupakan pesawat tempur generasi 4,5 masih di bawah generasi F-35 buatan AS yang sudah mencapai generasi 5. Namun kemampuan KFX/IFX ini sudah di atas pesawat tempur F-16.

    Pesawat KFX/IFX akan dibuat 250 unit, dari jumlah itu Indonesia akan mendapat 50 unit di 2020. Harga satu pesawat tempur ini sekitar US$ 70-80 juta per unit.

    Sebelumnya PT DI akan terlibat dalam pengembangan dan produksi pesawat jet tempur buatan Indonesia. Pesawat itu dikembangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Indonesia, pesawat tempur KFX/IFX.

    Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, untuk mengembangan pesawat yang lebih canggih dari F-16 dan di bawah F-35 ini, PT DI telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga insinyur ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat temput versi Indonesia dan Korsel.

    "Baru pulang Desember (2012) 30 orang. Kami mengirim atas nama Kemenhan. Jadi 1,5 tahun tim kita ada di Korea. Kita 1,5 tahun sama-sama mendesain. Kita ada yang belajar dari Korea, dan Korea ada yang belajar dari kita (PT DI)," tutur Budi.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX

    Thursday, May 16, 2013 | 8:49 PM | 6 Comments

    KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel

    Jakarta - TNI Angkatan Udara menyatakan menolak tawaran hibah pesawat tempur F-5 Tiger dari Korea Selatan (Korsel) lantaran tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

    "Kami menolak tawaran hibah karena spesifikasi pesawat F-5 milik Korsel berbeda dengan yang dimiliki Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, usai menghadiri penutupan Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis (16/5).

    Menurut dia, pesawat F-5 milik Indonesia sudah banyak dimodifikasi, baik persenjataan atau avioniknya. Sedangkan, pesawat yang ditawarkan Korsel minim modifikasi.

    "Perbedaan spesifikasi ini justru menjadi beban di biaya perawatannya. Kalau bisa kami diberi pesawat yang sama dengan yang kami punya," katanya.

    KSAU mengaku, pihaknya telah menyampaikan kajian itu kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengaku masih mempertimbangkan tawaran hibah pesawat F-5 dari pemerintah Korsel karena harus meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur.

    Sumber : TVONENEWS
    Readmore --> KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel

    Wednesday, May 15, 2013 | 8:34 PM | 2 Comments

    Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur dengan Korea Selatan tetap berjalan. Hanya, proyek kerja sama pembuatan pesawat Korean Fighter Experiment (KFX) memang ditunda.

    "Tidak ada kata-kata batal atau gagal. Itu yang penting. Betul ditunda karena pemerintahannya (Korsel) lagi transisi," kata Purnomo di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (15/5/2013).

    Pramono mengatakan, Pemerintah Korsel bahkan berpikir kerja sama dapat ditingkatkan dengan membuat pesawat yang lebih canggih. Pasalnya, kata dia, kedua negara berpikir kebutuhan jangka panjang hingga 15 tahun mendatang.

    "Mereka bahkan berpikir untuk meningkatkan (selevel) pesawat F-35 (buatan Amerika Serikat). Kita sudah sampaikan ke pihak Korea, apa pun yang akan dikembangkan, kita ikut. Kita share 20 persen (modal)," kata Purnomo.

    Pramono menambahkan, selain kerja sama dengan negara lain, pemerintah juga tengah menambah investasi di PT Dirgantara Indonesia.

    Seperti diberitakan, Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyebut, pembatalan proyek KFX telah merugikan Indonesia sekitar Rp 1,6 triliun. Proyek itu ditandatangani pada 15 Juli 2012 di Seol, Korsel.

    Anggaran itu disebut untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan. Sudah ada sekitar 30 orang dari PT DI yang dikirim ke Korsel untuk ikut mendesain pesawat KFX. Dari kerja sama ini, Indonesia awalnya berharap dapat memiliki 50 unit KFX pada 2020.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35

    Tuesday, April 30, 2013 | 6:47 PM | 2 Comments

    TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia

    Lanud Sultan Hassanudin - Setelah beberapa waktu yang lalu 2 (dua) Pesawat Tempur SU-30 MK 2 dari 6 (enam) Pesawat pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia memperkuat Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Tim penerimaan kedatangan Pesawat tempur Sukhoi Lanud Sultan Hasanuddin, Sabtu siang (27/4) kembali disibukan untuk menerima kedatangan 8 (delapan) engine Pesawat Tempur Sukhoi 27/30 yang diangkut dengan menggunakan Pesawat Antonov AH-124-100 VDA-6192 dengan Pilot Chevron, Co Pilot Morenko.

    Kedatangan Pesawat AH-124-100 yang parkir di Base Ops Lanud Sultan Hasanuddin tersebut disaksikan oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Danet Hendriyanrto, para Kepala Dinas, Komandan Satuan, Tim dari Kemhan, Mabes TNI dan Mabesau serta Pejabat dari PT. Trimarga Rekatama.

    Pesawat AH-124-100 mempunyai panjang badan 68.96 M dan lebar sayap 73.3 M serta tinggi 20.78 M, yang membawa empat engine pesawat tempur SU-27/30 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, Take off dari Bandara Dzemgi Rusia dengan rute penerbangan Bandara Dzemgi Rusia- Manila - Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, yang merupakan satu rangkaian tahapan dari kedatangan 6 (enam) unit pesawat Temnpur SU-30 MK2 pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia.

    Sumber : TNI AU
    Readmore --> TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia

    Friday, April 19, 2013 | 8:16 PM | 4 Comments

    2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi

    Jakarta - Dalam rangka pencapaian modernisasi peralatan Alutsista TNI Angkatan Udara akan mengejar target untuk melengkapi pesawat tempur jenis Sukhoi di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebanyak 16 Unit di Tahun 2013.

    “Sesuai dengan perencanaan semestinya tahun 2014, akan tetapi khusus skadron 11 yang alutsistanya pesawat tempur Sukhoi kita akan dorong di tahun 2013 sudah lengkap. Jadi kesimpulan persiapan bahwa di dalam 2014 ini kita akan lengkap skadron 16 unit dan sudah mengudara semua, “ Ungkap Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddi, Kamis (18/4) saat meninjau Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

    Dijelaskan Wamenhan, dengan datangnya 2 unit pesawat Sukhoi jenis MU SU-30 MK2 pada bulan Februari lalu, saat ini TNI AU sudah memiliki 12 unit pesawat jet tempur Sukhoi tipe Su-27 SKM dan Su-30 MK2 buatan industri pesawat terbang Rusia, Konsomolsk-Na Amure Aircraft Production Associattion (KNAPO). Sisanya masih menunggu kedatangan 4 unit pesawat dari 6 unit yang terakhir di pesan oleh Indonesia dari Pabrikan Rusia. Diharapkan sisanya bisa kembali datang pada bulan Juni 2013, sehingga Skadron 11 ini sudah dilengkapi dengan 16 unit pesawat.

    Wamenhan mengatakan, perjalanan moderanisasi Alutsista TNI AU sudah on the track, tinggal sekarang akan mengejar jadwalnya. Tentunya perencanaan ini harus didukung dengan administrasi keuangan dari negara. Kemhan memiliki tugas untuk menuntaskan sampai dengan perjalaann Kabinet Indonesia Bersatu selesai pada tahun 2014 maka organisasi peralatan militer juga harus selesai karena itu bagian dari pertanggungjawaban pemerintah.

    Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan rencana kelengkapan unit pesawat di Skadron 11 ini juga harus sejalan dengan adanya dukungan konstruksi sistem yang bisa mengcover seluruh pesawat. Selain itu juga dengan adanya keperluan fasilitas mesin simulator untuk bisa melatih efisiensi dan juga bisa melatih tekhnis non taktis dari para pilot penerbang tempur. Sehingga nantinya tidak perlu lagi mengirimkan pilot penerbang tempur keluar negeri untuk melatih skill tekhnis mereka.

    “Alat simulator itu harus ada dipangkalan ini, itu akan kita jadikan paket bahwa kita punya satu skadron harus ada simulator agar bisa mengimbangi latihan penerbang.” jelas Wamenhan.

    Disampaikan Wamenhan, mengenai pengadaan unit latih simulator ini akan direncanakan di tahun 2014. Tetapi jika simulator ini belum sampai, untuk sementara waktu para pilot penerbang akan di kirimkan ke negara yang memiliki fasilitas simulator salah satunya negara china karena sudah merupakan bagian dari kerjasama pertahanan Indonesia dengan Tiongkok.

    Transfer Technology

    Ketika menanggapi Alih Teknologi Pesawat Tempur Sukhoi dengan pihak Rusia, Wamenhan mengakatan untuk sementara waktu didalam rencana strategis belum sampai mengalihkan teknologi untuk membuat pesawat. Dengan arti lain targetnya baru sampai alih teknologi pemeliharaan pesawat (Maintanance Facility Center).

    “ Untuk alih teknologi pesawat itu tidak mudah jadi sementara kita dengan pihak Rusia akan membangun Joint Facilities Center. Karena di dalam satu skadron harus dipenuhi untuk fasilitas tersebut supaya tidak mengirimkan kembali ke luar negeri,” Kata Wamenhan.

    Pada saat meninjau Skadron 11 Wamenhan juga mengingatkan untuk selalu sama-sama memperhatikan di dalam penggunaan anggaran pertahanan. Seiring dengan hal itu faktor ketertiban dan Akuntabilitas menjadi sangat penting untuk menghindari kekhawatiran akan terjadinya keborosan dan kebocoran di dalam penggunaan anggaran pertahanan.

    " Perlu sama-sama kita perhatikan juga adalah tertib di dalam penggunaan anggaran pertahanan, jadi semua berpikir akuntabel dan tidak salah didalam penggunaan anggaran pertahanan karena sangat ketat dibandingkan dengan sasarannya.“Jika kita tidak tertib didalam penggunanannya itu dikhawatirkan akan terjadi istilah “BOBO” atau Boros dan bocor. Dan itulah komitmen kita untuk mengerjakannya untuk mencegah keborosan dan kebocoran tersebut,” tegas Wamenhan.

    Kunjungan Wamenhan ke Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin kali ini dalam rangka High Level Committee (HLC) untuk mengendalikan dan mengawasi perkembangan dari persiapan modernisasi peralatan Alutsista TNI untuk pencapaian 2014.

    Saat meninjau Skadron Sukhoi Wamenhan didampingi oleh Komandan Lanud (Pangkalan TNI AU) Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Barhim, dan Komandan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb (Penerbang) Dedy S Salam .

    Sumber : DMC
    Readmore --> 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi

    KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"


    Seoul - Korea Aerospace Industries (KAI) menggelar seminar yang bertajuk "2013, KFX/IFX Harus Segera Diimplementasikan" disaat Forum Pertahanan dan Keamanan Korea Selatan.

    Dalam persentasi tersebut KAI menjelaskan tahapan-tahapan pengembangan KFX dimasa yang akan datang.

    KFX sendiri memiliki tiga blok, dimana blok I Reduced observable (RO), blok II Low Observable (LO), dan blok III, Very Low Observable (VLO)

    KFX Blk.1 memiliki kemampuan setara F/A-18 E/F, B-1B lancer, Euro Typhoon 2000, Rafale

    - Aligned Platform Edges

    - Wing/Tail Sweeps

    - Fuselage Shaping

    - Engine Inlet

    - Highly Swept Inlet Lips

    - Concealed Engine Face

    - Semi-Conformal Weapon Internal (Internal Weapon Provision) - RAM (Radar Absorbing Material)



    KFX Blk. 2 memiliki kemampuan setara F-117 Nighthawk

    - Internal Weapon Bay

    - Conformal Antennas

    - Integrated Sensors And Antennas

    - Radar And Radome Integration

    - Apertures

    - Canopy Coating

    - RAS (Radar Absorbing Structure)



    KFX Blk. 3 memiki kemampuan setara F-22 Raptor, F-35 Lightning II, B-2 Spirit.

    Adapun persenjataan yang diusung KFX/IFX yaitu

    - AIM-9X

    - AIM-120

    - SDB (GBU-39)

    - SDB (GBU-53)

    - WCMD (CBU-105)

    - JDAM (GBU-31)

    - JDAM (GBU-38)

    - LGM (GBU-24)

    - AGM- 65

    - 370 G/480 G

    - Targeting Pod

    - Internal Gun

    Beberapa spesifikasi KFX yaitu

    - AESA Radar

    - Single Seat Cockpit

    - Twin Turbofan Engine case : EJ-200

    - Internal Gun

    - Aerial Refueling Probe

    - Aerial Refueling Receptacle

    Berikut ini 44 gambar persentasi KAI tentang tahapan-tahapan KFX




























































































































    Readmore --> KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.