Seorang aktivis Indonesia menunjuk ke sebuah bendera Malaysia saat protes anti-Malaysia di Jakarta pada 17 Agustus 2010 menyusul penangkapan tiga DKP maritim Indonesia lebih dari satu sengketa perbatasan jelas. Indonesia sangat sensitif tentang integritas teritorial sejak kalah pulau-pulau kecil Sipadan dan Ligitan di lepas pantai timur laut Kalimantan sengketa sejak 1969 ke Malaysia menyusul putusan 2002 oleh Mahkamah Internasional.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah didesak untuk menarik pulang Duta Besar Indonesia di Malaysia, Dai Bachtiar. Desakan ini dilontarkan tiga anggota Komisi I DPR, Kamis (19/8/2010), di Gedung DPR, Jakarta. Mereka adalah Tantowi Yahya, Ahmad Muzani dan Ramadhan Pohan.
Tantowi mengatakan, pemerintah sudah saatnya melakukan diplomasi tekanan. "Supaya, walaupun bersahabat kita tidak diinjak-injak. Diplomasi harus keras, caranya adalah memanggil kembali Dubes kita di sana," kata Tantowi, anggota Fraksi Partai Golkar.
Menurutnya, diplomasi yang dilakukan pemerintah selama ini terlalu "soft". Selain itu, Tantowi memberikan catatan perlunya segera diselesaikan kesepakatan mengenai garis batas wilayah. Ahmad Muzani juga menyatakan sepakat bahwa pemerintah sudah saatnya melakukan "hard diplomacy".
"Banyak hal yang harus diselesaikan supaya clear. Saya setuju (dipulangkan). Tapi, diplomasi juga harus menghindari konfrontasi," kata Muzani. Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi I asal Fraksi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan mengungkapkan, Komisi I siap mendukung jika pemerintah mengambil langkah penarikan duta besar. "Kalau keadaan mendesak, hal ini (penarikan dubes) perlu dilakukan. Tidak masalah. Kita siap," ujar dia.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment