ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Showing posts with label MALAYSIA. Show all posts
    Showing posts with label MALAYSIA. Show all posts

    Saturday, August 17, 2013 | 10:07 AM | 4 Comments

    Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia

    Balikpapan (MID) - Empat unit kapal perang dan satu kapal selam TNI Angkatan Laut, ikut ambil bagian dalam upacara peringatan HUT ke-68 RI, di daerah perbatasan dengan Malaysia.

    Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan, parade kapal laut itu, salah satu bentuk show force angkatan perang Indonesia kepada negeri jiran tersebut.

    "Kapal perang itu, ikut parade di Karang Ungaran. Saya sendiri akan ikut upacara di daerah perbatasan dengan Malaysia, yakni di Pulau Sebatik," kata Dicky Wainal Usman, Jumat (16/08/2013).

    Selain menyiapkan kapal perang, Dicky juga mengungkapkan 12 penerjun dari Korps Pasukan Khusus (Kopasus) TNI AD siap unjuk kebolehan di Pulau Sebatik, Sabtu (17/08/2013) hari ini.

    "Kami memang mau show force ke negara tetangga, karena selama ini mereka lebih banyak melakukan provokasi. Kami juga ingin menunjukkan bahwa kemerdekaan kita ini bukan pemberian atau hadiah melainkan dengan perjuangan dan darah," tegasnya.

    Ia menilai, pelaksanaan peringatan HUT RI di Pulau Sebatik dan Karang Ungaran sudah tepat. Pasalnya, kedua pulau itu berada di posisi perbatasan dan untuk menumbuhkan rasa patriotisme di kawasaan perbatasan.

    Sumber : Tribun
    Readmore --> Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia

    Friday, March 22, 2013 | 3:45 PM | 1 Comments

    Penerbang Aerobatik RI Adu Jago Dengan Pasukan Eropa Dan Amerika Di Langkawi

    Jakarta - Indonesia mengirim tim aerobatik TNI AU ke ajang Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA). Mereka akan adu kehebatan dengan sejumlah penerbang lain di Eropa dan Amerika. Siapa menang?

    Acara LIMA digelar mulai tanggal 26-30 Maret 2013. Tim Indonesia diberi nama Aerobatic Jupiter. Peserta LIMA terdiri dari negara-negara di Asia Pasifik.

    Indonesia mengirim enam pesawat dengan masing-masing dua penerbang. Satu pesawat cadangan disiapkan untuk mengantisipasi kerusakan. Jenis pesawat yang dikirim berjenis KT1-Wong Bee, buatan Korea tahun 2006. Di Indonesia, pesawat ini ada 16 unit.

    "Ini ajang untuk menunjukkan pilot-pilot kita punya kemampuan. Mereka tampil baik sekali," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, dalam keterangan pers di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2013).



    Bagi Purnomo, sudah saatnya Indonesia tampil untuk menunjukkan kualitas tempurnya. Dia yakin, kemampuan pasukan TNI AU tidak kalah dengan negara lain di Eropa dan Amerika.

    "Walaupun ini dalam bentuk acrobatic show, tim Jupiter, tapi publik luar akan bisa mengukur seberapa kemampuan pilot kita. Di sana nanti akan hadir tim dari Prancis, Amerika, Eropa, kita akan bersaing," jelasnya.

    KSAU Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, para penerbang akan menampilkan 18 manuver. Namun bila cuaca buruk, kemungkinan akan dikurangi.

    "Mohon doa restu agar kemampuan mereka bisa ditampilkan dan kembali dengan selamat. Kami sudah sampaikan pada penerbang, bahwa ini misi negara," terangnya.

    Komandan Tim Jupiter, Kolonel Penerbang Dedy Susanto, menuturkan tim sudah latihan setiap hari. Dengan pesawat buatan Korea Selatan itu, dia yakin tim akan berbuat banyak di ajang bergengsi tersebut.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Penerbang Aerobatik RI Adu Jago Dengan Pasukan Eropa Dan Amerika Di Langkawi

    Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia

    Jakarta - Dalam acara Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA), Indonesia akan memamerkan sejumlah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia. Kabarnya, Malaysia tertarik pada CN 295 seiring dengan merebaknya konflik di Sabah.

    Budiman Saleh, Direktur PT Dirgantara Indonesia, mengatakan ada beberapa pesawat yang akan dipamerkan. Di antaranya CN 295 dan produk-produk buatan PT DI lainnya.

    "Target kita dari Filipina, 212, 235, dan 295. Saat ini itu target kita Malaysia, yang juga tertarik 295 karena konflik Sabah. Korea tetap tertarik pada 212. PT DI punya stand, ada pesawat TNI AU aktif demo," kata Budiman saat jumpa pers di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2013).

    Apa kelebihan CN 295? Menurut Budiman, pesawat itu generasi terbaru dari semua jenis 'medium lifter'. Pesawat jenis bisa sebagai pengganti pesawat Fokker 27.

    "Sebenarnya CN 235, nah yang bentuknya lebih itu CN 295, juga lebih besar mesinnya, hasil kerja sama dengan Airbus Military, Spanyol. Optimistis bakal banyak order," jelasnya.

    Menhan Purnomo Yusgiantoro menambahkan, CN 2935 sudah dikirim ke Langkawi. Selain pesawat di atas, ada juga Thailand yang tertarik dengan light transporter buatan PT DI.

    "Semoga nanti di sana kita bisa menarik perhatian," ucap Purnomo.

    Acara LIMA digelar mulai tanggal 26-30 Maret 2013 di Langkawi, Malaysia. Peserta LIMA terdiri dari negara-negara di Asia Pasifik.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia

    Friday, February 22, 2013 | 8:30 AM | 1 Comments

    Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia

    Jakarta - Tim aerobatik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara bernama "Jupiter Aerobatic Team" akan tampil di "Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013", Malaysia, 26-30 Maret 2013.

    "Kegiatan itu merupakan ajang pameran kedirgantaraan dan produk alat utama sistem senjata (alutsista) kedirgantaraan," kata Koordinator "Jupiter Aerobatic Team" (JAT) Letnan Kolonel (Letkol) Pnb Dedy "Leopard" Susanto di Yogyakarta, Kamis.

    Menurut dia, "Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013" yang diselenggarakan di wilayah utara negara Malaysia itu merupakan "event" tahunan yang cukup besar.

    "JAT merupakan tim aerobatik kebanggaan Indonesia. Tim aerobatik sebuah negara merupakan salah satu indikator profesionalisme Angkatan Udara (AU)," kata Komandan Skadron Pendidikan (Skadik) 102 itu.

    Ia mengatakan JAT sudah berkali-kali diundang negara tetangga untuk menampilkan kemampuannya beraerobatik. Hal itu merupakan kebanggaan TNI AU dan masyarakat Indonesia.

    "Hal itu untuk memperkenalkan kepada dunia tentang kemampuan tim aerobatik TNI AU untuk tampil di pentas internasional, sekaligus menunjukkan Bangsa Indonesia juga memiliki putra-putra yang tidak kalah bersaing dalam kancah kedirgantaraan dunia," katanya.

    Menurut dia, untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti "event" di Malaysia tersebut JAT melakukan latihan di Pangkalan Udara (Lanud) Adisutjipto Yogyakarta.

    "JAT melakukan atraksi manuver seperti jupiter roll, loop, xclover leap, mirror, tango to, dan jupiter roll back, hi "G" turn roll slide, dan break off. JAT masing-masing diawaki Frando Marpaung, HS Romas, Marcelinus, HM Kisha, dan IB Adi Brata," katanya.

    Sumber : Analisa Daily
    Readmore --> Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia

    Wednesday, February 20, 2013 | 8:41 AM | 2 Comments

    PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia

    Jakarta - Pesawat militer CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) siap dipamerkan pada acara Langkawi Airshow, di Malaysia tanggal 26-28 Maret 2013. Pesawat generasi terbaru dari CN 235 tersebut merupakan produk hasil kerjasama dengan Airbus Military, Spanyol.

    Dirut PT DI Budi Santoso menuturkan pihaknya akan membawa dan memamerkan produk unggulan terbaru ini di acara pameran produk-produk kedirgantaraan sipil dan militer di Malaysia tersebut.

    "Yang akan dipamerkan CN 295, dulu kita pamerkan CN 235. Ini punya angkutan udara (TNI AU)," tutur Budi kepada detikFinance, Selasa (19/2/2013).

    Pesawat yang dibandrol dengan harga 25 juta euro ini atau sekitar Rp 325 miliar, nantinya untuk pangsa pasar Asia akan diproduksi dan dipasarkan oleh PT DI di Bandung sementara untuk pasar di luar Asia akan diproduksi oleh Airbus Military.

    Budi menuturkan, Malaysia juga berniat membeli CN 295 setelah sebelumnya memiliki 8 unit CN 235 yakni 6 unit CN 235-220M Military Transport dan 2 unit CN 235-220M VIP. "Kalau jual per unit 25 juta euro," tambahnya

    Selain memiliki produk baru hasil kerja sama dengan Airbus Military, PT DI juga memiliki 6 produk pesawat yakni NC 212-200, C212-400, CN 235-220M, CN235-200MPA Helikopter Bell 412 EP dan Helikopter Super Puma. Untuk dua tahun ke depan, PT DI siap meluncurkan pesawat baling-baling berpenumpang 19 orang yakni, N 219 asli rancangan putra-putri Indonesia.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia

    Monday, May 7, 2012 | 9:15 PM | 1 Comments

    Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat

    Jakarta - Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman, menyebut Malaysia masih mengintip peluang untuk mengambil blok Ambalat dari Indonesia.

    Jika Malaysia ngotot, Indonesia harus siap berperang. "Malaysia masih berusaha mengambil Ambalat dari kita. Menurut saya kalau memang mereka mau begitu terus, saya mendukung Indonesia untuk perang dengan Malaysia," kata Hayono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2012).

    Menurut Hayono, hingga saat ini Malaysia masih berusaha merebut Ambalat dari Indonesia. Hal itu terlihat dari aktivitas angkatan Malaysia yang terus mengintimidasi blok Ambalat. "Mereka masih menyerang Ambalat, cukup Sipadan Ligitan, Indonesia harus siap menghadapi Malaysia," paparnya.

    Oleh karena itu, Hayono menjelaskan, Indonesia harus terus melakukan upgrade alutsista. "Maka dari itu kita mendukung modernisasi senjata," pungkasnya.

    Sumber :DETIK
    Readmore --> Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat

    PM Malaysia Disediliki Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Kapal Selam

    Paris - Pengadilan di Paris, Prancis memulai penyelidikan atas dugaan suap pembelian dua kapal selam Prancis.

    PM Najib Razak diduga menerima suap hampir USD200 juta atau sekira Rp1,8 triliun (Rp9.217 per USD). Seperti dilansir AFP, Senin (7/5/2012), selain atas kasus suap, Pengadilan Prancis juga menyelidiki kasus pembunuhan atas model asal Mongolia yang dibunuh oleh pengawal PM Najib. 

    Penyelidikan ini dilakukan oleh Hakim Roger Le Loire dan Serge Tournaire yang dinilai sebagai penyidik berpengalaman dalam kasus korupsi dan HAM. Kedua hakim itu akan mencari tahu apakah perusahaan pertahanan Prancis DCNS dan rekannya Thales International membayar sogokan yang seperti dituduhkan. Sogokan itu dikeluarkan untuk mengamankan kontrak dua kapal selam kelas Scorpene untuk Angkatan Laut Malaysia pada 2002 silam.

    Kesepakatan tersebut disetujui ketika Najib masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia. Tetapi dalam penyelidikan ini, yang menjadi fokus adalah peran yang dimaikan oleh teman dekat Najib yang juga menjadi penasihat politiknya, Abdul Razak Baginda. Pihak berwenang Prancis mencurigai adanya dua pembayaran yang dilakukan oleh para penjual senjata Prancis.

     Satu pembayaran diketahui berjumlah 114 juta euro atau sekira Rp1,3 triliun (Rp12.001 per euro), kepada perusahaan Malaysia bernama Perimekar untuk alasan logistik. Perimekar saat itu dimiliki oleh perusahaan yang dikendalikan oleh Razak Baginda dan istrinya Mazalinda. Pemeriksaan juga ditujukan pada cerita dibalik pembayaran sebesar USD46 juta atau sekira Rp425,2 miliar, kepada perusahaan bernama Terasasi. Perusahaan ini berdiri di Malaysia tetapi terdaftar di Hong Kong.

    Terasasi sendiri diketahui dipimpin oleh Razak Baginda dan ayahnya Abdul Malim Baginda. Penyelidikan atas perjanjian pembelian kapal selam itu makin mengemuka pada Oktober 2006 saat jasad dari model dan penerjemah asal Mongolia Altantunya Shaariibuu, ditemukan di hutan di luar Kual Lumpur. Altantunya diketahui ditembak pada bagian kepala dan jasadnya sempat diupayakan untuk diledakan dengan bom C4. Altantunya diketahui memiliki hubungan dengan Razak Baginda.

    Beberapa tahun sebelumnya ia sempat berkarir sebagai model di Prancis dan pada 2004, Altantunya menemani Razak untuk bertindak sebagai penerjemah saat kesepakatan kapal selam Scorpene tersebut. Dalam tulisan tangan yang ditemukan setelah kematiannya, Altantunya berniat untuk mengkonfrontir Razak Baginda dan menuntut pembayaran sebesar USD500 ribu atau sekira Rp4,6 miliar, sebagai uang tutup mulut.

    Langkah pengadilan Prancis ini merupakan cara terakhir dari banyak pihak di Malaysia untuk mendapatkan keadilan, khususnya untuk keluarga Altantunya. Tetapi sepertinya fokus pertama dari penyelidikan, terkait pada kasus penyuapan bukan pembunuhan dari Altantunya. (OKEZONE)
    Readmore --> PM Malaysia Disediliki Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Kapal Selam

    Tuesday, April 17, 2012 | 8:09 AM | 0 Comments

    Malaysia Memesan 32 Panser Rimau Buatan PT Pindad

    Kuala Lumpur - Malaysia akan memesan 32 buah panser Anoa dari PT Pindad. Oleh Malaysia, Anoa itu diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam bahasa Melayu dan kesepakatan dengan pihak negara tetangga tersebut sudah pada tahap akhir.

    "Malaysia mau gunakan panser 6 x 6 dan kini kami menantikan closing deal", kata Direktur Utama PT Pindad, Adik A Soedarsono, di sela-sela pameran Defence Services Asia (DSA) 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.

    Menurut dia, saat ini pihaknya juga sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah negara di Timur Tengah, Eropa termasuk dengan sesama anggota Asean seperti Brunei Darussalam.

    Bahkan, lanjut dia, pada saat ini ada rencana Sultan Brunei yang hadir dalam pameran DSA 2012 itu akan mengunjungi panser Rimau yang juga dihadirkan dilokasi pameran tersebut.

    Ketertarikan Malaysia terhadap panser buatan pindad tersebut sudah disampaikan oleh Panglima Angkatan Tentera Diraja Malaysia, Jenderal Tan Sri Datu Sri Zulkifli Mohammad Zein, saat berkunjung ke Indonesia tahun lalu.

    Hal itu disampaikan Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, usai pertemuan Zein dengan Presiden Susilo Yudhoyono di kantor Presiden, Selasa (5/7). "Tadi disinggung soal panser 6x6, malaysia yang berkeinginan untuk membeli, akan terus dilanjutkan," ujar Suhartono.

    Sementara itu, semenjak 9 April 2010, sebanyak 13 buah Anoa telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. Panser ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara.

    Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan senapan mesin berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali.

    Panser jenis ini juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Malaysia Memesan 32 Panser Rimau Buatan PT Pindad

    Wednesday, April 11, 2012 | 10:15 AM | 0 Comments

    Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan

    Balikpapan - Komando Daerah Militer VI Mulawarman menuturkan, di perbatasan Indonesia-Malaysia, sudah berjajar tank-tank jenis PT–91 buatan Polandia yang beratnya hingga 50 ton. Tank-tank milik Malaysia ini memang dipersiapkan untuk pengamanan perbatasan di sepanjang Kalimantan. “Tank-tank Malaysia sudah siap di perbatasan Kalimantan,” kata Panglima Kodam Mulawarman Mayor Jenderal Subekti, Selasa, 10 April 2012.

    Bukan hanya itu. Malaysia, kata Subekti, juga membangun infrastruktur jalan penghubung di wilayahnya sendiri untuk memudahkan pergerakan pasukan dari satu tempat ke tempat lainnya.

    Dengan situasi seperti itu, Subekti memaklumi jika saat ini pemerintah melakukan pengadaan tank Leopard buatan Jerman yang bobotnya hingga 62 ton. Batalyon tank Leopard itu nantinya akan ditempatkan di perbatasan, baik di Bulungan, Sangata, serta Malinau. Secara total, batalyon tank Bulungan akan memiliki sebanyak 44 Leopard. Keseluruhan pengadaan perlengkapan dan sarana batalyon bisa dituntaskan pada Oktober 2013 mendatang.

    Subekti mengatakan batalyon tank Leopard itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan serta kewibawaan Indonesia di mata negara tetangga. Dia menilai tank tempur Kodam Mulawarman jenis AMX–13 dan panser Sarasin, Saladin, dan Perret, sudah ketinggalan zaman. “Bila dibandingkan tank Malaysia, seperti mainan saja tank TNI. Dalam kategori strategi militer, tank TNI sudah dianggap tidak ada, saking tuanya,” katanya.

    Subekti memastikan keberadaan batalyon Leopard akan mampu meningkatkan kewibawaan Indonesia di mata negara-negara tetangga. Alat tempur darat tersebut mampu menyaingi persenjataan tank tempur Malaysia.

    Selain batalyon Leopard, pengamanan perbatasan juga diperkuat oleh pembentukan skuadron helikopter tempur yang berpusat di Berau. Skuadron ini nantinya dilengkapi oleh 16 pesawat helikopter serang buatan PT Dirgantara Indonesia, Agusta 129 Mangusta dari Italia, dan Super Cobra buatan Amerika Serikat.

    Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, hasil pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam. Senjatanya adalah senapan mesin gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.

    TNI, kata Subekti, menginginkan Super Cobra sebagai pilihan utama, di samping juga heli serbaguna Agusta Westland buatan Italia. Bahkan, kalau dapat izin, ia juga menginginkan heli Apache buatan Amerika Serikat karena dianggap sangat cocok untuk pengamanan perbatasan.

    Untuk pengamanan perbatasan di darat, akan dilakukan oleh tiga batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti-tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 kilometer serta multiple launch rocket system (MLRS) Astros II buatan Brasil. Kata Subekti, seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai tahun 2012 ini.

    Menurut Subekti, ketersediaan alat utama sistem senjata dan personel di perbatasan itu akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan Indonesia dengan negara tetangga, terutama dengan negara yang berbatasan langsung di Kalimantan. “Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser,” ujarnya.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan

    Monday, April 2, 2012 | 7:59 AM | 2 Comments

    TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia

    Balikpapan - TNI Angkatan Darat (AD) akan menambah 1 Batalyon dan membangun 15 pos pengaman baru di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan. Penambahan ini melengkapi 1 batalyon dan 29 pos penjagaan yang ada saat ini.

    "Dalam waktu dekat ini akan ditambah 1 batalyon lagi dan membangun 15 pos baru. Ini sudah disepakati oleh Panglima TNI. Ini upaya kita untuk mengamankan kawasan perbatasan yang panjangnya 1.038 kilometer," kata Pangdam VI Mulawarman Majen Subekti Minggu (1/4) saat melepas 650 personel TNI Kostrad untuk pengamanan perbatasan di Pelabuhan Semayang Balikpapan.

    Ia mengatakan dengan adanya penambahan pos dan 1 batalyon tesebut, maka jumlah pos perbatasan akan mencapai 44 dengan jumlah personel 1.300 personel. Dua pos diantaranya telah terkoordinasi dengan tentara Diraja Malaysia yakni di Simenggaris (Bulungan), dan Seliko (Malaysia) yang dijaga 48 personel di tiap pos tersebut.

    Penambahan pos pengaman itu akan ditempatkan di sisi barat Kalimantan Timur yakni di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) yang saat ini hanya memiliki 3 pos. "Dari 29 pos pengamanan yang ada saat ini, dua diantaranya terkoordinasi dengan tentara Diraja Malaysia. Sedangkan 15 pembangunan pos baru ini akan ditempatkan di Kutai Barat yang saat ini baru ada 3 pos pengamanan," ungkapnya.

    Sumber : Media Indonesia
    Readmore --> TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia

    Tuesday, March 20, 2012 | 4:42 PM | 2 Comments

    NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI

    Surabaya - Pesawat patroli TNI-AL mengusir satu pesawat Tentara Diraja Malaysia yang melanggar wilayah Indonesia dengan terbang di atas Karang Unarang, Perairan Ambalat, Kalimantan Timur.

    Direktur Perencanaan Dan Pengembangan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal), Kolonel Laut (P) Imam Musani, ketika dihubungi ANTARA di Surabaya Selasa mengatakan, pesawat Malaysia yang melakukan pelanggaran itu berjenis CN-235 dengan nomor lambung M44-05.

    "Peristiwa pengusiran terjadi sekitar pukul 10.32 WITA. Saat itu pesawat patroli TNI-AL jenis Casa NC-212-200 melihat pesawat Malaysia melintas masuk wilayah RI di atas Karang Unarang," katanya.

    Pesawat Casa TNI-AL yang dipiloti Mayor Laut (P) Imam Safii dan sedang melakukan Operasi Tameng Hiu di wilayah Tarakan, Perairan Ambalat dan sekitarnya, langsung bergerak membayang-bayangi pesawat milik Malaysia dan selanjutnya melakukan pengusiran.

    Kolonel Imam Musani menambahkan, peristiwa pelanggaran batas wilayah yang dilakukan pihak Tentara Diraja Malaysia tersebut, bukan terjadi kali ini saja.

    Selain melanggar batas wilayah udara, kapal perang milik Tentara Diraja Malaysia juga beberapa kali memasuki wilayah perairan RI dan diusir kapal perang Indonesia yang sedang patroli.

    "Ke depan, kami akan lebih mengintensifkan kegiatan operasi dengan menambah frekuensi kegiatan patroli udara," ujar Musani.

    Menurut ia, Puspenerbal saat ini tengah menunggu kedatangan lima unit pesawat baru jenis CN-235-220 yang dipesan TNI-AL dari PT Dirgantara Indonesia untuk memperkuat armada udara yang ada saat ini.

    Beberapa waktu sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno menegaskan bahwa masalah pengamanan di wilayah pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga tetap menjadi prioritas dari TNI-AL.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI

    Friday, February 24, 2012 | 8:05 AM | 2 Comments

    Menhan : Namanya Tetangga Selalu Buat Masalah

    Semarang - Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro, mempunyai sudut pandang tentang persoalan di wilayah perbatasan yang terus terjadi. Menurutnya masalah akan terus terjadi, karena merupakan fitrah dari relasi tetangga.

    "Yang namanya tetangga ya selalu membuat masalah, kalau tidak ada masalah bukan tetangga namanya," katanya dengan nada tawa, di sela-sela kunjungan ke Undip Semarang, belum lama ini.
    Persoalan yang sering muncul adalah isu pergeseran perbatasan melalui patok. Menurutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dalam forum Joint Border Committee (JBC) untuk membicarakan antarmenteri pertahanan. Forum digelar akhir tahun, termasuk meluruskan persoalan patok yang kadang diberitakan bergeser yang berujung kerugian kepada Indonesia.

    Penggunaan teknologi Global Posisioting System (GPS) juga dilakukan untuk memantau patok perbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Meskipun patok digeser atau dipindah tidak akan berpengaruh terhadap penyempitan wilayah Indonesia.

    Indonesia dan Malaysia, katanya, telah menyepakati batas wilayah perbatasan melalui teknologi GPS dan dipantau melalui pengindraan jarak jauh. Sehingga selisih paham yang muncul terkait pergeseran patok dapat segera diatasi. "Kalau ada patok bergeser bukan dari pihak Indonesia atau Malaysia," ujarnya.

    Pembakuan kesepakatan perbatasan dengan teknologi pengindraan jauh, kata Purnomo, telah dilakukan beberapa tahun lalu. Cara itu ditempuh untuk meredam konflik yang menghangat ketika ada isu penggeseran patok oleh Malaysia.

    Sumber : Suara Merdeka
    Readmore --> Menhan : Namanya Tetangga Selalu Buat Masalah

    Thursday, January 12, 2012 | 10:36 AM | 2 Comments

    Pengamat : Ketika Malaysia Mencoba Mengganggu di Udara

    Jakarta - Untuk kesekian kalinya, TNI AU berhasil memergoki dan mencegat pesawat-pesawat asing di wilayah udara Indonesia yang tak mempunyai izin melintas. Dalam peristiwa terakhir disebutkan dua pesawat Sukhoi TNI AU membayang-bayangi pesawat jet P2-ANW Dassault Falcon 900EX di langit Banjarmasin, Kalimantan Selatan, selama 37 menit, waktu yang cukup lama, pada 29 November 2011.

    Pesawat yang ternyata ditumpangi oleh Deputi Perdana Menteri Papua Nugini H. O. N. Belden Namah, yang sedang melakukan penerbangan dari Subang, Selangor, Malaysia, ke Papua Nugini, dicegat oleh 'sayap tanah air' Indonesia karena tidak memberi respons positif ketika diajak berkomunikasi oleh Kontrol Udara Makassar. Untung kejadian tersebut berakhir dengan tidak dipaksakan pesawat Falcon itu untuk mendarat setelah baru diketahui izin melintasnya.

    Merasa terintimidasi dengan kejadian itu, maka hubungan kedua negara, Indonesia-Papua Nugini, sempat memanas. Kejadian itu membuat Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neil mengancam mengusir Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini.

    Terlepas masalah hubungan diplomatik kedua negara, kita harus mengapresiasi kerja TNI AU. Meski dengan keterbatasan yang ada dan kepemilikan pesawat yang masih minim, TNI AU selama ini berhasil menjaga wilayah udara kita dengan gagah perkasa. Pembelian pesawat Sukhoi dan F-16, yang mahal, telah menunjukan kesebandingan dengan fungsi yang telah dilakukan yakni menjaga dan mempertahankan wilayah nasional.

    Kesuksesan mencegat pesawat Falcon itu mirip dengan ketika Sukhoi TNI AU, Maret 2011, menghentikan penerbangan Pakistan Internasional Airlines (PIA), jenis Boeing 737 seri 300, yang melintas wilayah udara Indonesia tanpa izin. Gerakan pesawat yang terdeteksi oleh radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II di Bandara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, membuat dua Sukhoi TNI AU yang ada di Skuadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin langsung terbang dan memberikan peringatan pesawat asing itu mendarat darurat. Pencegatan terhadap pesawat yang ditumpangi oleh pasukan PBB yang hendak melintas dari Dili, Timor Leste, ke Malaysia itu berhasil memaksa mereka untuk mendarat di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

    Sebelumnya, Desember 2010, pesawat Malaysia jenis BAE 146-200 yang membawa 81 penumpang yang sebagian besar penumpang pesawat adalah keluarga Kerajaan Melaka, Menteri Pertanian Malaysia, putra PM Malaysia Najib Razak, berhasil ditahan oleh TNI selama 5 jam di Bandara Udara Djuanda, Surabaya, Jawa Timur, karena tidak mengantongi izin resmi melintas di Indonesia. Pesawat itu hendak melakukan penerbangan Dili, Timor Leste ke Kuala Lumpur, Malaysia.

    Dari sekian kali pencegatan yang dilakukan oleh TNI AU terhadap pesawat tanpa izin yang melintas di wilayah udara Indonesia, peristiwa Insiden Bawean-lah yang paling menegangkan. Insiden Bawean adalah ketika 3 pesawat F-16 TNI AU berhasil mendeteksi penerbangan ilegal 5 pesawat F-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) yang sedang terbang dan bermanuver di perairan Bawean, Jawa Timur, Juli 2003.

    Dari pantauan radar, kelima F-18 Hornet itu terbang lebih dari satu jam dan mengadakan latihan tempur. Apa yang dilakukan itu tentu saja selain bisa dikatakan mengganggu kedaulatan wilayah udara Indonesia, juga menyebabkan terganggunya penerbangan komersial yang menuju ke Surabaya dan Bali. Bagi pihak Indonesia, pesawat-pesawat US Navy itu tak meminta izin dengan ATC terdekat. Sedang pihak US Navy melakukan demikian karena mereka merasa berada di perairan internasional sehingga tak perlu meminta ijin kepada Indonesia.

    Kejadian itu sangat menegangkan sebab yang dihadapi oleh pesawat tempur TNI AU adalah juga pesawat tempur, bukan pesawat sipil. Sehingga tak heran bila saat di udara posisi yang terjadi adalah masing-masing pihak siap dogfight.

    Merasa TNI AU inferior dengan pilot-pilot tempur pesawat US Navy, jumlah pesawat F-18 Hornet lebih canggih serta lebih banyak, serta adanya dukungan pesawat tempur lain dari kapal induk US Navy yang berada di perairan, maka pilot-pilot F-16 mulai memperkenalkan diri. Dengan memperkenalkan diri kepada pilot-pilot F-18 Hornet itulah akhirnya ketegangan menjadi reda. Dan akhirnya pesawat-pesawat pesawat tempur kedua negara balik ke posisi masing-masing.

    Dari kejadian-kejadian di atas bisa disimpulkan bahwa, pertama, sepertinya ada unsur-unsur kesengajaan dari pihak Malaysia untuk mengganggu wilayah udara kita, terbukti dari pesawat-pesawat yang melintas tanpa izin semua melalui rute dari dan ke Malaysia. Pihak-pihak di Malaysia mengabaikan izin melintas bisa jadi karena mereka menganggap bahwa penjagaan wilayah udara Indonesia, seperti wilayah perbatasan darat atau wilayah laut, adalah lemah sehingga mereka tak merasa khawatir bila melintas tanpa permisi.

    Kedua, dengan berhasilnya TNI AU menjaga wilayah udara, sudah sepatutnya alutsista kepada TNI AU lebih ditingkatkan. Rencana pembelian pesawat F-16 dan Sukhoi agar lebih dipercepat. Disebut, jumlah pesawat F-16 yang dimiliki Indonesia saat ini 10 unit yang merupakan F-16 A/B Blok 15 yang dibeli pada tahun 1986. Dengan membeli cara hibah sebanyak 24 pesawat maka kekuatan pesawat F-16 TNI AU menjadi 34 pesawat. Bila membeli baru, 6 pesawat, maka kekuatan pesawat F-16 TNI AU menjadi 16. Baik DPR maupun pemerintah mempunyai dasar masing-masing soal pembelian pesawat itu, secara hibah atau baru.

    Demikian pula rencana pembelian 8 pesawat Sukhoi baru akan bisa membangun satu skuadron tempur Sukhoi. Diberitakan, Indonesia kini telah memiliki empat pesawat tempur Sukhoi masing-masing jenis SU-27SK (dua unit) dan SU-30MK (dua unit). Pastinya pembelian pesawat-pesawat itu didukung dengan alutsista penunjang, seperti radar, rudal, dan lain sebagainya.

    Ketiga, modernitas alutsista sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan TNI dalam mempertahankan wilayah udara Indonesia. Peristiwa Insinden Bawean yang menyebabkan kita lebih menerima kehadiran secara ilegal pesawat US Navy karena mereka memiliki alutsista yang lebih canggih dan modern.

    Untuk menutupi kekurangan tersebut, bisa dilakukan dengan memperbanyak latihan. Berhasilnya TNI AU mencegat pesawat-pesawat ilegal melintasi di udara karena para pilot TNI AU telah sering melakukan latihan. Bila pencegatan terhadap pesawat ilegal kita sudah mahir maka yang perlu ditingkatkan adalah pelatihan tempur, siapa tahu Insinden Bawean terulang.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Pengamat : Ketika Malaysia Mencoba Mengganggu di Udara

    Wednesday, December 7, 2011 | 11:56 AM | 0 Comments

    Indonesia Menandatangani Kontrak Pengadaan Su-30MK2 Dengan Rusia

    Langkawi (MIK/WDN) - Rusia memulai hari pertamanya di pameran senjata di Malaysia, dengan menandatangani kontrak kesepakatan awal untuk mengirim enam unit pesawat SU-30 MK2 kepada Indonesia, menurut media harian bisnis Kommersant.

    Menurut sumber dari kutipan Kommersant, Rusia melakukan pembicaraan dengan Indonesia selama pameran senjata LIMA 2011, pihaknya mengatakan bahwa kontrak pengiriman Su-30MK2 ditandatangani pada awal akhir 2011.

    Pihak Rusia juga belum mengumumkan nilai kontrak karena tergantung jenis persenjataan yang akan dipasang di pesawat tersebut sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pihak Indonesia.

    Namun, menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, pihak Indonesia akan melakukan kontrak pengadaan pesawat kurang lebih $ 500 juta.

    Tetapi agen tunggal Alutsista Rusia, Rosoboronexport menolak untuk berkomentar dalam kontrak negosiasi tersebut.

    Rusia baru saja menyelesaikan kontrak sebesar $ 300 juta yang ditandatangani tahun 2007 dengan mengirim 3 unit Su-30MK2 dan 3 Unit Su-27SKM ke Indonesia, yang beberapa tahun sebelumnya telah mengiri, 2 unit Su-27SK dan 2 Unit SU-30MK pada tahun 2003.

    Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan pada bulan oktober 2010 bahwa Indonesia membutuhkan 1 skuadron atau 16 pesawat tempur Sukhoi. Pesawat SU-30MK2 sendiri akan ditingkatkan kemampuannya untuk misi antikapal.

    Indonesia merupakan salah satu pembeli utama alutsista buatan Rusia sejak tahun 1999 ketika saat itu AS melakukan embargo penjualan senjata ke Indonesia dengan tuduhan pelanggaran HAM.

    Sumber : RIA
    Readmore --> Indonesia Menandatangani Kontrak Pengadaan Su-30MK2 Dengan Rusia

    Sunday, October 16, 2011 | 10:28 PM | 0 Comments

    BNPP Mengusulkan Anggaran Perbatasan Sebesar Rp. 5 Triliun

    Jakarta – Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) telah mengajukan usulan anggaran pembangunan daerah perbatasan Rp5 triliun pada 2012. Namun, usulan tersebut belum semuanya disetujui.

    “Perlu dicatat, Rp5 triliun itu adalah nilai total untuk semua kementerian yang melakukan program di perbatasan. Sebelumnya anggaran perbatasan sangat sedikit,” ujar Menteri Dalam Negeri merangkap Kepala BNPP Gamawan Fauzi di Jakarta kemarin. Lebih jauh dia menjelaskan, pihaknya secara keseluruhan sudah menyusun program kerja jangka pendek,menengah, dan jangka panjang kepada daerah perbatasan.

    Ada 12 provinsi, kemudian 38 kabupaten/kota yang berbatasan dengan negara lain. Nantinya, pembangunan nya difokuskan pada kecamatan perbatasan. “Pembangunan perbatasan prioritas tahun 2012 ada di 39 kecamatan, kemudian tahun 2013 di 32 kecamatan, dan tahun 2014 di 40 kecamatan.

    Panjang perbatasan kita saja mencapai 2000 km. Dua kali panjang Pulau Jawa, dan tak semua perbatasan kita berpenghuni,” terangnya. Pembangunan daerah perbatasan, imbuh Gamawan, bukan hanya dilakukan karena muncul kasus-kasus dengan daerah tetangga, terutama Malaysia. Meski diakui, kondisi daerah perbatasan di Indonesia tidak sebagus Malaysia.

    Patroli Bersama Malaysia

    Sementara itu, dua unit kapal perang TNI Angkatan Laut, KRI Clurit-641 dan KRI Sigurot-864 yang bermarkas di Koarmabar, terlibat dalam patroli terkoordinasi Malaysia- Indonesia (Patkor Malindo) 113 di perairan Selat Malaka. Patkor ini digelar untuk meningkatkan keamanan di wilayah perairan Selat Malaka.

    Kepala Dispenarmabar Letkol Laut (KH) Agus Cahyono mengungkapkan, patroli ini telah berlangsung sejak akhir September lalu.Terdapat empat unsur kapal angkatan laut, masing-masing dua dari TNI Angkatan Laut dan dua dari Angkatan Laut Diraja Malaysia.

    Dari TNI Angkatan Laut, KRI yang dilibatkan adalah dua KRI dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), yakni KRI Clurit-641 dan KRI Sigurot- 864. Adapun dari Malaysia yaitu KD Gempita dan KD Perkasa.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> BNPP Mengusulkan Anggaran Perbatasan Sebesar Rp. 5 Triliun

    Saturday, October 15, 2011 | 8:53 PM | 0 Comments

    Menhan : TNI Akan Invasi Malaysia jika Terbukti Caplok Wilayah RI

    (Foto: Presiden RI)

    BOGOR - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro angkat suara menyikapi polemik pencaplokan wilayah perbatasan di Camar Bulan dan Tanjung Datu oleh Malaysia.

    Menurutnya, pemerintah menargetkan akan menyelesaikan permasalahan ini secepatnya namun harus ada visi dahulu.

    "Target kita ingin menyelesaikan secepartnya tapi kan perlu satu visi dulu padahal ada Menhan, Menlu, Panglima TNI dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)," ucapnya kepada wartawan di Cikeas, Sabtu (15/10/2011).

    Pemerintah mengirim Bakosurtanal, lanjut Pornomo, untuk memastikan apa betul patok perbatasan bergeser atau tidak. “Makanya kita kirim Bakosurtanal, untuk melihat apa betul patoknya bergeser atau hilang, sampai saat ini belum ada laporannya kan baru berangkat," lanjutnya.

    Dalam masalah ini, kata Purnomo, tugas TNI bukan untuk mengecek adanya patok di sana namun hanya saja untuk menjaga. “Kalau TNI itu tugasnya bukan untuk mengecek patok, tugasnya itu menjaga patoknya masih ada enggak, tapi kalau untuk tahu patoknya bergeser tidak sesuai dengan perjanjian yah itu tugasnya Bakosurtanal," tambahnya.

    Kalau memang terbukti ada pencaplokan wilayah Indonesia oleh Malaysia, kata Purnomo, TNI tidak akan tinggal diam. "Kalau terbukti ya kita serang," tandasnya.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> Menhan : TNI Akan Invasi Malaysia jika Terbukti Caplok Wilayah RI

    Tuesday, October 11, 2011 | 11:01 AM | 0 Comments

    Pergerakan Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat

    Sambas - Aktivitas TNI dan media cetak, televisi dan "online" (dalam jaringan) yang akan ke perbatasan Camar Bulan, di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Selasa, mulai meningkat sejak mencuatnya pemberitaan mengenai pencaplokan batas negara di daerah tersebut oleh Malaysia.

    Dari pantauan di lapangan , tampak belasan anggota TNI menggunakan kendaraan roda empat dan sejumlah wartawan media cetak dan elektronik baik lokal maupun nasional ikut antri untuk menyeberang menggunakan kapal motor pelayaran Semah di dermaga Tanjung Harapan - Teluk Kalong, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas.

    "Sejak pukul 04.00 WIB para penumpang sudah banyak yang antri untuk menyeberang dari Tanjung Harapan ke Teluk Kalong," kata staf Dinas Perhubungan dan Informatika, Kabupaten Sambas, Suryadi Saleh saat ditemui di lokasi penyeberangan tersebut.

    Suryadi Saleh mengatakan, terjadi lonjakan penumpang dari arah luar kota Sambas tujuan Kecamatan Paloh dalam dua hari terakhir sejak mencuatnya kasus pencaplokan dan klaim dari Malaysia bahwa Camar Bulan merupakan wilayah negara tersebut.

    Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, memiliki luas sekitar 1.499 hektare dan Tanjung Datu memiliki luas 80.000 meter persegi. Wilayah Camar Bulan dihuni sekitar 170 keluarga atau 700 jiwa penduduk yang semuanya berwarga negara Indonesia.

    Menurut Gubernur Kalbar Cornelis, ada 1.440 hektare wilayah Indonesia masuk ke Malaysia karena patok yang bergeser di titik tapal batas A88 - A156 Camar Bulan di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, ke dalam wilayah Sarawak, Malaysia.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Pergerakan Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat

    Thursday, October 6, 2011 | 2:18 PM | 0 Comments

    TNI Bantah Dusun Camar Bulan Dicaplok Malaysia

    Pontianak – Jika Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis tidak terima dengan berita masuknya Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, seluas 1.499 hektar ke dalam wilayah administratif Pemerintah Diraja Malaysia. Tidak demikian dengan Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen Geerhan Lantara.

    Dalam jumpa pers usai memimpin upacara peringatan HUT ke-66 TNI di Makodam, Geerhan menyebut TNI mengacu pada perjanjian terbaru, yaitu kesepakatan antara Pemerintah RI dengan Malaysia di Semarang tahun 1978. “TNI hanya menjaga perbatasan sesuai kesepakatan kedua negara. Di luar tapal batas Indonesia, kami tidak boleh masuk. Karena itu namanya menginvasi negara lain,” sebutnya.

    Sementara Cornelis, beberapa waktu yang lalu menegaskan jika wilayah tersebut masuk wilayah Indonesia yang sah berdasarkan Traktat London tahun 1824. “Sebagai seorang gubernur, tak sejengkal tanah pun akan saya serahkan kepada Pemerintah Malaysia. Tanah itu akan tetap saya pertahankan,” tegas Cornelis di Pontianak, Kamis (29/9) lalu.

    Menurutnya, Traktat London adalah kesepakatan bersama antara Kerajaan Inggris dan Belanda terkait pembagian wilayah administrasi tanah jajahan kedua negara. Salah satu isi perjanjian itu adalah batas negara antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan didasarkan pada watershead. Artinya, pemisahan aliran sungai atau gunung, deretan gunung, batas alam dalam bentuk punggung pegunungan sebagai tanda pemisah.

    “Kita sudah tahu bahwa karakter Dusun Camar Bulan itu datar. Tidak ada gunung atau pegunungan Juga tidak ada sungai di sana. Sehingga sangat tidak memenuhi syarat sebagai watershead. Lalu kenapa wilayah itu harus masuk ke peta Malaysia,” tegas Cornelis.

    Gubernur Kalbar meminta hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia di Kinabalu pada 1976 dan hasil pertemuan kedua negara di Semarang, Jawa Tengah tahun 1978 yang menyebut Camar Bulan masuk wilayah Malaysia segera dibatalkan karena bertentangan dengan Traktat London, Peta Belanda, dan Peta Inggris.

    “Saya juga mendapat informasi bahwa Badan Survei dan Pemetaan Nasional sudah membuat peta yang memasukkan Camar Bulan ke dalam wilayah Malaysia supaya tidak ditandatangani karena sangat merugikan Indonesia, khususnya wilayah administrasi Kalbar. Saya juga akan mengajukan protes ke pemerintah pusat terhadap permasalahan Camar Bulan,” pinta Cornelis.

    Sebaiknya, kata Cornelis, pengukuran itu ditinjau kembali dengan nafas yang sama, yakni Traktat London. “Kita bisa lihat patok batas 104 buatan Belanda. Semua materialnya sudah diuji laboratorium dan persis sama dengan material patok batas yang ada di Tanjung Datuk, Sambas. Bandingkan dengan patok batas 104 yang baru dibuat dan ditancap jauh sampai 1.499 hektare ke dalam wilayah kekuasaan NKRI,” pungkasnya.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> TNI Bantah Dusun Camar Bulan Dicaplok Malaysia

    Pengamat : Teknologi Alutsista TNI Masih Di Bawah Singapura & Malaysia

    Jakarta - Teknologi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) milik TNI dinilai masih berada di bawah Malaysia dan Singapura. Namun untuk kemampuan tempur pasukan, TNI boleh berbangga hati.

    "Untuk teknologi memang berada di bawah Malaysia dan Singapura. Tapi saya kira kemampuan personel masih lebih unggul," ujar pengamat militer Mufti Makarim saat dihubungi detikcom, Kamis (6/10/2011).

    Namun Indonesia tentunya tidak bisa terus berbangga dengan kemampuan personelnya saja. Tuntutan ke depan, kemampuan personel yang tinggi harus didukung dengan alutsista yang modern.

    Dalam membangun sistem persenjataan, TNI harus memprediksi ancaman ke depan. Jika masih merasa ancaman lebih banyak dari dalam negeri, maka fokus pertahanan tetap di darat dengan komando teritorial menjadi intinya. Namun jika TNI sudah merasa ancaman terbesar dari luar, maka pembangunan kekuatan akan fokus pada kekuatan laut dan udara.

    "Kalau fokusnya tetap menambah pasukan untuk digelar di seluruh Indonesia ya pasti anggarannya akan habis untuk belanja prajurit, bukan untuk membari alutsista," katanya.

    Menurutnya ada dimensi yang harus dipertimbangkan saat membeli alutsista. Yang pertama adalah pertimbangan Alutsista bukan hanya dibeli, tetapi juga harus dirawat. Jangan sampai saat akan digunakan untuk bertempur ternyata tidak ada suku cadangnya.

    "Lalu kemampuan sinerginya. Ini berkaca pada pengalaman masa lalu. TNI mempunyai banyak senjata dari macam-macam negara. Akibatnya, jangankan menghadapi musuh dari luar, saat operasi militer di Aceh saja kebingungan," jelasnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Pengamat : Teknologi Alutsista TNI Masih Di Bawah Singapura & Malaysia

    Thursday, September 29, 2011 | 2:33 PM | 0 Comments

    TNI AU : Konflik Indonesia Dan Malaysia Hanya Persepsi

    Pontianak - Pada tanggal 5 Oktober nanti, Tentara Nasional Indonesia akan memasuki usia yang ke 66. Nah, di usia yang sudah cukup matang ini, Peralatan Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) banyak dinilai orang masih lemah, bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Hal senada juga diungkapkan oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara 1, Marsekal Muda Sunarso.

    Saat ini TNI AU sangat membutuhkan Alutsista yang modern.“Kalau dilihat dari sumber daya manusia, jumlah dan kemampuan tentara kita tidak ada masalah. Tapi kalau Alutsista, memang perlu ditingkatkan. Supaya tidak tertinggal dengan negara lainnya,” ujarnya selepas upacara penutupan Latihan Bersama Elang Malindo, antara TNI AU dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), Kamis (28/9) di Lanud Supadio.

    Namun, jenderal bintang dua ini optimis bahwa peralatan tempur dari tentara Indonesia akan semakin meningkat. “Anggaran ini (pengadaan Alutsista) sudah dibahas. Pemerintah sudah berkomitmen untuk meningkatkan Alutsista sampai tahun 2014,” kata Sunaryo. Sebagai informasi, sampai dengan tahun 2014 telah disediakan anggaran Rp100 triliun untuk pengadaan Alutsista.

    Bahkan, sedang dibahas untuk penambahan anggaran sebesar Rp50 triliun.Soal ancaman dari luar, ternyata tidak datang dari negeri jiran. Mewakili TUDM Malaysia; Panglima Division 2, Mayor Jenderal Sabri menyebut tidak ada yang perlu ditakutkan soal hubungan antara Indonesia dan Malaysia. “Selama ini hubungan antara kedua negara selalu baik, tidak pernah ada pertentangan. Kalaupun ada kehebohan itu hanya persepsi publik saja. Kedua negara bekerjasama dengan baik,” ungkapnya.

    Khusus hubungan antar-kedua angkatan udara, Sabri mengatakan hubungannya sangat akrab. Bahkan latihan tempur bersama Elang Malindo sudah rutin dilakukan sejak tahun 1975. Latihan tempur kemarin adalah kali ke 24 dilangsungkan Indonesia dan Malaysia. Direktur Latihan Elang Malindo Kol Pnb Kustono beberapa waktu lalu mengatakan kegiatan semacam ini sudah sering dilaksanakan kedua negara, sebagai tanda persahabatan dan penguatan pertahanan kawasan.Untuk personil, Malaysia membawa 125 orang, 24 diantaranya anggota pasukan khusus.

    Sedangkan pesawat yang diboyong adalah 3 Hawk, 1 CN 235, dan 1 Helikopter Nuri. Khusus latihan itu, TNI AU juga memiliki jatah tentara yang hampir sama dengan TUDM. Begitu pula dengan jumlah dan jenis pesawatnya yang nyaris serupa. RI dan Malaysia adalah dua dari sedikit negara di dunia yang sudah memiliki komite bersama sektor pertahanan dalam memerangi terorisme.

    Sumber : Pontianak Post
    Readmore --> TNI AU : Konflik Indonesia Dan Malaysia Hanya Persepsi

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.