Pangdam I/BB, Mayjen TNI Lodewijk Paulus mengatakan, berdasarkan pendataan selama ini, ada beberapa senjata satuan tempur yang dianggap layak diganti.
Ia mencontohkan alutsista yang digunakan sejumlah batalyon infanteri (Yonif) di jajaran Kodam I/BB yang masih menggunakan senjata jenis M-16.
Lain lagi dengan alutsista di lingkungan batalyon kavaleri (Yonkav) juga masih sistem "serbu" karena masih menggunakan panser yang layak diganti.
Kemudian, kata Pangdam, sistem alutsista di batalyon artileri pertahanan udara (Yonarhanud) yang menggunakan senjata jenis "rapier" juga banyak sudah "afkir" atau sudah tua.
Demikian juga dengan batalyon artileri pertahanan udara sedang (Yonarhanudse) yang masih menggunakan senjata ukuran 57 mm. "Itu juga akan diganti," kata mantan Danjen Kopassus tersebut, hari ini.
Menurut Pangdam, pengusulan untuk mengganti alutsista yang digunakan prajurit TNI di lingkungan Kodam I Bukit Barisan tersebut disebabkan adanya penambahan anggaran pertahanan yakni sekitar 35 persen dibandingkan tahun anggaran sebelumnya.
Penambahan anggaran itu tentu saja akan digunakan dengan sebaik-baiknya untuk peningkatan kesejahteraan dan perbaikan alutsista yang digunakan prajurit TNI.
"Penambahan anggaran sekitar 35 persen itu cukup besar," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah menganggarkan sekitar Rp99 triliun untuk biaya perawatan dan pembelian alutsista sampai dengan tahun 2014.
"Ini program nasional yang langsung di bawah koordinasi Presiden," katanya di kantor kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9).(Waspada/WDN)
Sumber : Waspada
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment