Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai bahwa kesiapan TNI harus terus ditingkatkan untuk menghadapi berbagai potensi dan serangan yang mengancam negara Indonesia.
Namun tak hanya kapabilitas militer dalam hal alat utama sistem persenjataan (alutsista), logistik dan pendistribusian menurut presiden juga menjadi kunci keberhasilan.
Selain itu TNI juga harus mengerti potensi ancaman dan kemungkinan serangan yang bisa terjadi terhadap negara kesatuan.
"Kalau kita memahami lawan kita maka kampanye militer yang kita gelar harus mengimbangi lawan kita,” demikian disampaikan presiden di Jawa Timur, Kamis (2/5) sebagaimana dirilis Sekretariat Kabinet hari ini.
Latihan gabungan merupakan kampanye militer untuk menunjukkan kesigapan mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu pelaksanaan latihan gabungan yang bisa dihelar tiga bulan sampai setahun menurut presiden memang harus disiapkan total sebagaimana menghadapi ancaman yang sesungguhnya.
Hal tersebut disampaikan presiden setelah mendengarkan paparan latihan gabungan TNI di atas KRI Makasar 590 yang akan berlayar sehari penuh dan diperkirakan tiba besok di Situbondo.
Selain menyaksikan latihan perang, presiden pula akan menyaksikan simulasi pertahanan udara dari kapal dan simulasi pengangkutan logistic serta simulasi pertahanan di laut dengan manuver kapal perang.
Adapun total prajurit dari ketiga matra, darat, laut dan udara yang ikut serta dalam latihan gabungan mencapai 16.745 prajurit.
Sumber : Berita Satu
Readmore --> Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
Namun tak hanya kapabilitas militer dalam hal alat utama sistem persenjataan (alutsista), logistik dan pendistribusian menurut presiden juga menjadi kunci keberhasilan.
Selain itu TNI juga harus mengerti potensi ancaman dan kemungkinan serangan yang bisa terjadi terhadap negara kesatuan.
"Kalau kita memahami lawan kita maka kampanye militer yang kita gelar harus mengimbangi lawan kita,” demikian disampaikan presiden di Jawa Timur, Kamis (2/5) sebagaimana dirilis Sekretariat Kabinet hari ini.
Latihan gabungan merupakan kampanye militer untuk menunjukkan kesigapan mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu pelaksanaan latihan gabungan yang bisa dihelar tiga bulan sampai setahun menurut presiden memang harus disiapkan total sebagaimana menghadapi ancaman yang sesungguhnya.
Hal tersebut disampaikan presiden setelah mendengarkan paparan latihan gabungan TNI di atas KRI Makasar 590 yang akan berlayar sehari penuh dan diperkirakan tiba besok di Situbondo.
Selain menyaksikan latihan perang, presiden pula akan menyaksikan simulasi pertahanan udara dari kapal dan simulasi pengangkutan logistic serta simulasi pertahanan di laut dengan manuver kapal perang.
Adapun total prajurit dari ketiga matra, darat, laut dan udara yang ikut serta dalam latihan gabungan mencapai 16.745 prajurit.
Sumber : Berita Satu