Bandung (MID) - Komisi-1 DPR RI didampingi oleh KKIP disertai Tim Asistensi KKIP mengunjungi PTDI di Bandung. Rombongan yang berjumlah sekitar 20 orang tiba di PTDI tepat jam 08.00 menggunakan pesawat CN 295. Sementara anggota Komisi I DPR RI jang berjumlah 11 orang menggunakan kendaraan darat. Para tamu disambut langsung di Hangar CN 235 oleh Dirut PTDI Budi Santoso serta Dan Lanud Husein Sastranegara, Kol Penerbang I.N. Trisantoso. Dalam kunjungan kerja kali ini rombongan Komisi-1 DPR RI meninjau kesiapan dan fasilitas pusat rancang bangun (design center) untuk program pesawat tempur IFX/KFX. Rombongan juga sempat meninjau kemajuan produksi 3 pesawat CN235 MPA untuk TNI AL.
Kegiatan pokok pagi ini adalah menyampaikan kegiatan yang sudah dicapai dalam program IFX /KFX yang merupakan kerjasama antara Kemenhan RI dengan Kemenhan Republik Korea Selatan. Hal ini merupakan kelanjutan dari Rapat Dengar Pendapat antara Menteri Pertahanan dengan Komisi-1 DPR RI beberapa waktu yang lalu. Dalam paparan dan diskusi yang berlangsung beberapa jam di Gedung Direktorat Teknologi PTDI Delegasi KKIP yang dipimpin oleh Sekretaris merangkap Anggota KKIP, Let Jen (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, berhasil meyakinkan para anggota Komisi I DPR RI yang dipimpin TB Hasanudin bahwa PTDI memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menjalankan program IFX/KFX. Seperti sudah disampaikan bahwa program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dari Balitbang Kemhan, BPPT, PTDI, ITB dan lain-lain.
Program ini merupakan program jangka panjang yang menuntut kontinuitas pelaksanaannya. Melihat penyelesaian pesawat pada tahun 2020-an maka sangat diperlukan dukungan Pemerintah RI yang berkesinambungan dan konsisten. Hal ini ditegaskan oleh Sjafrie Sjamsuddien yang mengatakan bahwa “Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa ini dalam membangun kekuatan pertahanannya”. Hal senada disampaikan pula oleh Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanudin yang mengatakan bahwa “Siapapun kekuatan politik di masa depan tetap harus mendukung program ini berjalan”.
Saat ini PTDI sedang mempersiapkan diri memasuki tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development pengembangan pesawat tempur IFX/KFX, karena dari 72 teknologi baru yang diterapkan masih 30 item yang harus disiapkan. Sehingga saat program ini dilanjutkan PTDI siap melaksanakannya. Adapun tahap pertama (Technology development) telah berhasil dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu.
Perihal PT Dirgantara Indonesia
Lokasi pabrik pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) terletak Bandung, Indonesia. Produk utama perusahaan ini adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa. Pabrik perakitan PTDI memproduksi berbagai jenis pesawat CN235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim dan pengawasan. Selain itu PTDI memproduksi dibawah lisensi pesawat NC212-200, NAS332 Super Puma dan NBell412. PTDI telah memproduksi lebih dari 340 pesawat terbang dan helikopter untuk 49 operator sipil dan militer. PTDI memanufaktur dan memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen, tools dan fixtures untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380, untuk Eurocopter EC225 dan EC725, untuk pesawat Airbus Military CN235/C212-400/C295. Untuk perawatan pesawat, PTDI melayani jasa pemeliharaan, overhaul, perbaikan, alterasi, kustomisasi dan dukungan logistik untuk CN235 berbagai seri, Bell412, BO-105, NC-212-100/200, NAS332 Super Puma, B737-200/300/400/500, A320, Fokker100 dan Fokker27. Enjinering PTDI melayani jasa rekayasa dan analisa serta flight simulators. PTDI adalah badan usaha milik negara yang didirikan pada tahun 1976.n 1976.
Sumber : PT DI
Readmore --> Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
Kegiatan pokok pagi ini adalah menyampaikan kegiatan yang sudah dicapai dalam program IFX /KFX yang merupakan kerjasama antara Kemenhan RI dengan Kemenhan Republik Korea Selatan. Hal ini merupakan kelanjutan dari Rapat Dengar Pendapat antara Menteri Pertahanan dengan Komisi-1 DPR RI beberapa waktu yang lalu. Dalam paparan dan diskusi yang berlangsung beberapa jam di Gedung Direktorat Teknologi PTDI Delegasi KKIP yang dipimpin oleh Sekretaris merangkap Anggota KKIP, Let Jen (Purn) Sjafrie Sjamsuddien, berhasil meyakinkan para anggota Komisi I DPR RI yang dipimpin TB Hasanudin bahwa PTDI memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menjalankan program IFX/KFX. Seperti sudah disampaikan bahwa program pesawat tempur IFX/KFX yang sudah berjalan 18 bulan melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dari Balitbang Kemhan, BPPT, PTDI, ITB dan lain-lain.
Program ini merupakan program jangka panjang yang menuntut kontinuitas pelaksanaannya. Melihat penyelesaian pesawat pada tahun 2020-an maka sangat diperlukan dukungan Pemerintah RI yang berkesinambungan dan konsisten. Hal ini ditegaskan oleh Sjafrie Sjamsuddien yang mengatakan bahwa “Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan Negara. Oleh karena itu kita harus mewujudkannya demi kemandian bangsa ini dalam membangun kekuatan pertahanannya”. Hal senada disampaikan pula oleh Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanudin yang mengatakan bahwa “Siapapun kekuatan politik di masa depan tetap harus mendukung program ini berjalan”.
Saat ini PTDI sedang mempersiapkan diri memasuki tahap kedua, yaitu Engineering Manufacturing Development pengembangan pesawat tempur IFX/KFX, karena dari 72 teknologi baru yang diterapkan masih 30 item yang harus disiapkan. Sehingga saat program ini dilanjutkan PTDI siap melaksanakannya. Adapun tahap pertama (Technology development) telah berhasil dilaksanakan selama 18 bulan dan berakhir bulan Desember 2012 lalu.
Perihal PT Dirgantara Indonesia
Lokasi pabrik pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) terletak Bandung, Indonesia. Produk utama perusahaan ini adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa. Pabrik perakitan PTDI memproduksi berbagai jenis pesawat CN235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim dan pengawasan. Selain itu PTDI memproduksi dibawah lisensi pesawat NC212-200, NAS332 Super Puma dan NBell412. PTDI telah memproduksi lebih dari 340 pesawat terbang dan helikopter untuk 49 operator sipil dan militer. PTDI memanufaktur dan memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen, tools dan fixtures untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380, untuk Eurocopter EC225 dan EC725, untuk pesawat Airbus Military CN235/C212-400/C295. Untuk perawatan pesawat, PTDI melayani jasa pemeliharaan, overhaul, perbaikan, alterasi, kustomisasi dan dukungan logistik untuk CN235 berbagai seri, Bell412, BO-105, NC-212-100/200, NAS332 Super Puma, B737-200/300/400/500, A320, Fokker100 dan Fokker27. Enjinering PTDI melayani jasa rekayasa dan analisa serta flight simulators. PTDI adalah badan usaha milik negara yang didirikan pada tahun 1976.n 1976.
Sumber : PT DI