"Dua tank ini akan datang pada 3 November ini dan rencananya dipamerkan di Indo Defence Expo pada 7-10 November mendatang," kata Pos Hutabarat, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Selasa, 30 Oktober 2012.
Kedatangan Leopard, menurut Pos, akan menutup kedatangan alat utama sistem persenjataan yang sudah memasuki penghujung 2012. "Kemarin Tucano sudah datang, sepertinya setelah ini tidak ada lagi senjata yang akan datang," kata dia.
Wakil Menteri Pertahanan Shafrie Syamsudin menyatakan semua tank yang datang sudah bisa dipakai oleh militer Indonesia. "Semuanya baru, tinggal pakai, tidak perlu lagi upgrade, tidak perlu lagi refurbishment," kata dia.
Dua unit tank Leopard ini merupakan penyerahan tahap pertama. Dengan dana sekitar US$ 287 juta, Indonesia membeli 40 unit Leopard 2A4, 63 unit Leopard 2 Revolution, dan 10 unit tank pendukung Leopard 2, 50 unit medium tank Marder 1A3. "Proses politik sudah selesai, administrasi sudah, tinggal mengecek skema produksi dan pembiayaan," ujar Sjafrie.
100 Tank Leopard Akan Datang Bertahap Sampai Awal 2014
100 Tank Leopard dari Jerman pesanan TNI akan mulai datang pada tahun ini. Tank tersebut akan datang secara bertahap, selama tiga tahun.
"Rincian saya bulatkan saja, kita akan membeli 100 Tank Leopard yang akan datang secara bertahap dari waktu 2012, 2013, sampai dengan semester pertama 2014. Jumlahnya ini akan bertahap," kata Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di sela press conferense Indo Defence 2012 Expo & Forum di kantor Kementerian Pertahanan RI, Selasa (30/10).
Pembelian 100 tank Leopard ini, jelas Sjafrie akan menggunakan alokasi pinjaman luar negeri sebesar USD 280 juta.
"Proses politik sudah selesai, proses administrasi sudah selesai, kita sampai kepada proses produksi. Oleh karena itu, ini merupakan bagian dari high level commitee untuk mengecek betul sejauh mana skema produksi, skema pembiayaan dari proses pengadaan tersebut," katanya.
Sjafrie mengatakan, 100 tank Leopard tersebut diproduksi oleh perusahaan Rheinmetall. Rheinmetall sendiri sudah mempunyai sertifikat yang dilegalisasi, dan dilegitimasi oleh pemerintah Jerman untuk membuat tank Leopard.
Meskipun produsen Tank Leopard ada dua, Sjafrie mengatakan, semua administrasi sudah selesai, semua proses legal sudah selesai.
"Itulah hasil dari finalisasi proses pengadaan itu memeberikan satu keputusan bahwa Rheinmetall memenuhi spesifikasi dan operasional requirement yang diperlukan oleh pengguna dan juga sesuai dengan koridor regulasi yang kita miliki, dan diperkuat oleh legalitas dan legitimasi dari negara pembuat," jelasnya.
Sumber : TEMPO/Merdeka
Berita Terkait:
3 komentar:
saya pikir kemajuan penambahan dan pembaharuan alusista sangat bagus untuk pertahanan negara, akan tetapi apakah dengan membeberkan jumlah2 alusista itu hanya untuk menggambarkan kekurangan akan kekuatan pertahaan militer itu sendiri?
percuma,, u/ ap negeri ini memperkuat armada angkatan darat, sementara kita tahu sendiri kan, kalau negara kita ini luas lautan'ny jauh lebih luas dari daratan, seharusnya pemerintah bukan menambah alutsista armada angkatan darat, tapi angkatan laut yang harus diperkuat, dan juga angkatan udaranya..
setujuh sekali pembelajaran teknologi militer diterapkan anak bangsa usia sekola dan universitas untuk terciptanya pabrik barik dan pt pt teknologi militer internasional indonesia ,sekaligus membuka mata kita di dunia luar
Post a Comment