"Kita pesan enam unit Oerlikon SkyShield, saat ini dalam proses produksi," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Mei 2013.
Enam unit meriam perisai udara itu dipesan Kementerian Pertahanan dengan harga US$ 202 juta. Namun, TNI AU mesti menunggu cukup lama sebelum menggunakan alutsista baru ini. Pasalnya, Oerlikon Skyshield baru bisa dikirim dari Swiss pada 2015. "Jadi bertahap. Pertama, empat unit tiba tahun 2015, dua unit lagi tiba tahun 2017," kata dia.
Sumber Tempo menyebutkan, Oerlikon Skyshield menggunakan meriam kembar berukuran amunisi 35 milimeter dan rudal anti-serangan udara jarak pendek. Kemampuan meriam memuntahkan 1.000 peluru dalam satu menit dianggap efektif menghancurkan ancaman pesawat tempur dan rudal musuh.
Kemampuan Oerlikon Skyshield semakin mumpuni jika menggunakan amunisi khusus buatan Rheinmetall bernama Advanced Hit Efficiency and Destruction (AHEAD). Jika ditembakkan, peluru ini mampu menyebar membentuk perisai, sehingga presisi tepat sasaran mencapai lebih dari 90 persen.
Sumber : TEMPO
Berita Terkait:
1 komentar:
harga segitu hanya dpt 6 unit? Waduh ada apa ini dan? Daya hancur nya msh kalah atuh dan sm pantsyr s1 & lebih murah lg. Ada apa ini ya? Apa tni (maaf) kurang cerdas atau tekanan dari barat mengingat pantsyr s1 + s300 senjata hanud yg sangat handal. Kalau begitu ganti saja para petinggi tni dgn yg berjiwa muda seperti mantan Kasad jendral Pramono yg ga tanggung2 memilih alutsista handal semodel leopard, caesar etc. Haiya melek lah TNI ku.
Post a Comment