Tahun 2009, total penjualan untuk alutsista mencapai Rp773 miliar dan nonalutsista mencapai Rp213 miliar, kemudian 2010, total penjualan alat utama sistem persenjataan (alutsista) menembus Rp675 miliar dan nonalutsista mencapai Rp416 miliar.
"Tahun ini, total penjualan alutsista mencapai Rp903 miliar dan non alutsista mencapai Rp510 miliar," ujar Adik.
Menurut dia, kendala yang masih dihadapi dalam pengembangan industri persenjataan nasional adalah kebutuhan bahan baku karena kebanyakan masih merupakan impor dari negara lain.
"Kami lebih senang kalau dapat bahan baku dari dalam negeri karena proses lebih mudah dipantau dan diperhatikan. Kami sedang mengupayakan itu," katanya.
Dari total penjualan PT Pindad tahun ini, 80 persen untuk kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI), 10 persen untuk kepolisian, 5 persen untuk ekspor, dan 5 persen untuk kebutuhan lainnya.
Sementara dari produksi dan penjualan alutsista hingga saat ini masih didominasi oleh kendaraan khusus tempur sebesar Rp398 miliar, amunisi yang mencapai Rp341 miliar, dan senjata Rp164 miliar.
Sedangkan dalam nota keuangan APBN 2011, PT Pindad memperoleh alokasi anggaran Rp400 miliar dan meningkat menjadi Rp558 miliar dalam APBN Perubahan 2011.
Sumber : MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment