Tapi jumlah persisnya, pihaknya lupa berapa unit yang harus dibeli. “Sudah kita mulai sejak 2006. Kita tinggal bayar uang muka saja, dan produksi, (pesawat) datang,” kata Eris di kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (8/2).
Teknologi sekarang global sehingga bisa membeli alat utama sistem senjata (alutsista) dari mana saja, seperti tank Anoa buatan PT Pindad, Bandung. Menurut Eris, Anoa itu mesinnya dari Perancis dan bannya bukan buatan dalam negeri. Karena itu, pihaknya meminta jangan mempermasalahkan teknologi itu buatan mana.
”Yang pasti kita membelinya dari Kital Filipina.”
Dia melanjutkan, proses pengadaan pesawat intai memang lama sekitar tiga tahun. Sekarang, pihaknya akan mempercepatnya dengan memotong penyebab kelambatan pengadaan anggaran.
Salah satu kendala belum terealisasinya pengadaan pesawat intai adalah penetapan anggaran. Pasalnya, Kemenhan tidak bisa menandatangani kontrak jika tidak ada penetapan anggaran.
Sumber : Republika
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment