Di saat banyak dibutuhkan pesawat penumpang di bawah 130 orang, sangat ironis bila pemerintah malah menganggarkan dana USD 1,6 miliar untuk pembuatan pesawat tempur. Padahal, untuk melanjutkan proyek N-250 yang terbengkalai, hanya butuh dana sekitar USD 300 juta (Angkasa nomor 10, Juli 2005). Karena pesawat itu untuk dijual, jika laku, modal pun akan kembali plus keuntungan.
Kalau pesawat tempur, uangnya ya ”hilang” jadi pesawat, tidak pernah kembali lagi. Pembelian pesawat bagi airline merupakan paket investasi triliunan rupiah. Lihat saja pembelian pesawat Boeing oleh Lion Air yang menghebohkan itu. Habis Rp 70 triliun lebih sampai membuat Presiden Obama syukuran. Bayangkan jika belinya di PT DI, tentulah uang sebesar itu akan tetap berputar di dalam negeri.Kenapa pemerintah tidak mendukung kemajuan perekonomian nasional melalui pengembangan industri kedirgantaraan dalam negeri?
Sumber: Pontianak Post
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment