Menurut Pramono, selain untuk menyempurnakan pengabdian institusi, juga diserahi mandat mengamankan pembelian alutsista. Selama ini, pihaknya menunjuk Budiman sebagai ketua delegasi tim Mabes TNI AD dalam setiap pembelian alutsista dari dalam negeri.
"Beliau berpindah itu strategi pengamanan pelaksaan pembelian alutsista. Apakah salah digeser ke Kemenhan?" tanya Pramono di Mabes TNI AD, Kamis (31/1).
Dia berjanji, setiap pembelian alutsista dapat dipertanggungjawabkan anggarannya. Dengan banyaknya anggaran seperti sekarang, kata dia, proses pembelian dapat diperpendek dengan harga murah, tapi berkualitas.
Kalaupun ada isu yang menuding perpindahan wakil KSAD lantaran dianggap bakal mengganggu kedudukannya, Pramono membantahnya. Ia balik menuduh ada pihak tertentu yang mencoba menyudutkannya lantaran dalam membelanjakan anggaran tidak lagi melalui perantara.
Karena itu, dia biasa saja menanggapi isu yang sepertinya sengaja dilempar para broker alutsista. "Itu broker senjata yang tidak mendapat proyek," tegas mantan danjen Kopassus itu.
Dengan pembelian alutsista besar-besaran itu, Pramono melanjutkan, negara tetangga yang dulu merendahkan kemampuan alutsista Indonesia menjadi terperangah. Mereka, kata dia, tidak lagi berani merendahkan kemampuan prajurit Indonesia yang sudah melakukan modernisasi senjata.
"Kalau mengikuti apa tanggapan negara sahabat, semua diluar dugaan mereka. Indonesia mulai diperhitungkan, tidak lagi diinjak-injak," katanya menegaskan.
Sumber : Republika
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment