"Kami menolak tawaran hibah karena spesifikasi pesawat F-5 milik Korsel berbeda dengan yang dimiliki Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, usai menghadiri penutupan Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis (16/5).
Menurut dia, pesawat F-5 milik Indonesia sudah banyak dimodifikasi, baik persenjataan atau avioniknya. Sedangkan, pesawat yang ditawarkan Korsel minim modifikasi.
"Perbedaan spesifikasi ini justru menjadi beban di biaya perawatannya. Kalau bisa kami diberi pesawat yang sama dengan yang kami punya," katanya.
KSAU mengaku, pihaknya telah menyampaikan kajian itu kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengaku masih mempertimbangkan tawaran hibah pesawat F-5 dari pemerintah Korsel karena harus meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur.
Sumber : TVONENEWS
Berita Terkait:
6 komentar:
setujuh KSAU lebih baik nambah sukhoi flaymeker, indonesia ku makin kuat
dengan pesawat sukhoi su 27mk karena
tetap masih tercanggi di seluruh
dunia, jet sukhoi flanker siluman stealt
angkasa planet bumi yang bisa
basmi alienz sejarah manusia hingga saat ini
saya berharap indonesia tdk menerima tawaran korsel, kalau mau hibahkan T 50i lengkap dng senjatanya gak ada masalah, saran saya indonesia minta ketegasan dari korsel ttg sikap korsel tentang proyek IFX lalu tegaskan juga bagaimana sikap korsel tentang proyek IFX kalau korsel dan korut jadi perang ? Kalau sikapnya gak tegas, saran saya indonesia mulai minta uang yg sebelumnya terlanjur utk dibayarkan utk proyek IFX dng alasan korsel tdk dapat memberikan kepastian dan ketegasan mengenai proyek IFX termasuk jika andaikata korsel dan korut perang sehingga uangnya bisa dibelikan 7 skuadron T 50 PAK FA dng penempatan 2 skuadron di sumatera, 2 skuadron di kalimantan, 2 skuadron di NTT, 5 skuadron su 35 BM dng penempatan 4 skuadron di pulau jawa 1 skuadron di sulawesi, yg duluan tdk menepati perjanjian khan korsel bukan indonesia termasuk dlm pembangunan kapal selam yg sebelumnya pada tahap kedua indonesia diikutsertakan dalam pembangunan kapal selam di korsel dan tahap ketiga indonesia membangun sendiri kapal selam dng diawasi oleh korsel yg ternyata korsel merubah dng indonesia sama sekali tdk boleh terlibat dlm pembangunan kapal selam, emangnya uangnya korsel kok sampai korsel ngatur2 sendiri spt itu, saran saya uang utk pembangunan kapal selam kedua dan ketiga dibatalkan kemudian uang utk kapal selam kedua dan ketiga khan dng ditambahi bisa utk membeli kapal selam kelas kilo dr rusia, saran saya indonesia membeli 18 unit kapal selam kelas kilo dr rusia, dng penempatan di sumatera 3, di kalimantan 3, dijawa 3, di papua 3, di NTT 2, di sulawesi 2 di kepulauan halmahera 1, di NTB 1,
F 16 Upgrade 52 bisa ditempatkan di papua 1,5 skuadron, di aceh ditempatkan 1,5 skuadron ditempatkan di sumatera. ditempatkan SAM S 300 di kalimantan, di aceh, sumatera, batam, kepulauan riau, pulau nipah, sulawesi, di jawa, NTB, NTT, PAPUA, dan bali serta halmahera
kalau dari APBN dananya kurang, minta bantuan dari daerah yg APBD + BAGI DANA HASIL yang di atas 2 trilyun sumbang ke kemhan utk beli alutsista spt kutai kartanegara dng APBD + dana bagi hasil dari pusat mencapai 6 trilyun
Setuju pebolakan tsb, begitu jg tawaran dari Taiwan, karena pesawat tua selain usia pakainya pendek, juga hanya membebani anggaran. Soal Kapal selam, sebaiknya batalkan juga, minimal KS kedua dan ketiga.Ini akibatnya bebalnya pihak kita yg terburu-buru memutuskan tanpa meneliti dampak dari kontrak, kemana saja tim legalnya? Aneh kontrak dg pihak yg bukan pemilik lisensi. Kenapa tdk dg Jerman sj dealnya kalau ternyata msh menggunakan teknologi U-209, bingung aku dg pola °=-?..pikir..=-?°
beritanya bermanfaat,tapi saya juga punya berita lain tentang 2020 Aston Martin DB11 AMR Mobil Terbaru Dengan Tenaga Super Kencang
Post a Comment