“ Penggalan kalimat pidato Presiden Soekarno di atas kapal selam RI Tjandrasa pada 6 Oktober 1966 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta, itu menggambarkan betapa tingginya harapan sekaligus kebanggaan bangsa ini terhadap kekuatan armada kapal selam TNI Angkatan Laut (AL) sebagai tulang punggung untuk mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Harapan dan kebanggaan itu bukan tanpa alasan.
Di era itu, Indonesia yang baru 20 tahun memproklamasikan kemerdekaannya memiliki 12 kapal selam yang dibeli dari Rusia, yang melengkapi ketangguhan armada perang TNI AL dan TNI secara keseluruhan hingga menjadikan Indonesia sangat disegani dan menjadi yang terkuat di belahan bumi selatan. Dengan kemampuan strategis kapal selam, Indonesia berhasil mengusir Belanda yang ingin kembali menancapkan kekuasaannya di Papua yang dikenal dengan Operasi Trikora. Seiring perkembangan zaman, kejayaan kapal selam Indonesia tinggal sejarah.
Memang negara ini masih punya dua kapal selam, yakni KRI Cakra dan Nanggala. Hanya, keberadaan dua kapal selam itu jauh dari kebutuhan untuk menangani luas wilayah laut, apalagi di tengah dinamika konflik kawasan yang tidak menentu. Namun, keprihatinan akan lemahnya kekuatan kapal selam segera terhapus. Kepala Staf TNI AL Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno memastikan akan menandatangani kontrak pembelian tiga kapal selam dari Korea Selatan. Rencananya, satu kapal selam dibuat di Negeri Ginseng, sedangkan sisanya akan dibuat di Indonesia melalui mekanisme transfer of technolgy (ToT).TNI AL pun berharap mendapat tambahan kapal selam.
Jika pembelian tiga kapal selam terwujud, berarti Indonesia akan punya 5 kapal selam karena saat ini sudah ada KRI Cakra dan Nanggala. Dengan kekuatan ini, penjagaan terhadap wilayah NKRI semakin komplet; bukan hanya di darat, udara, laut, tapi juga bawah laut. “Bayangkan, dalam sebuah perencanaan operasi, kapal selam dapat diturunkan lebih dulu untuk keperluan mendeteksi peta kekuatan lawan, tanpa harus dikawal, karena dia sudah melengkapi diri dengan persenjataan yang lengkap. Ibaratnya, satu kapal selam hanya dapat dilawan dengan tiga kapal fregat,” ujar Soeparno.
Pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie membenarkan pentingnya arti strategis kapal selam. Bahkan menurut dia Indonesia idealnya memiliki 12 kapal selam dengan kualitas yang mumpuni. Hal ini lantaran posisi Indonesia terjepit di antara kekuatan militer negara-negara persemakmuran Inggris. Hubungan angkatan laut India dan Australia semakin erat yang ditandai dengan pembentukan pangkalan di Pulau Chrismast, misalnya. Belum lagi dengan sikap Amerika Serikat (AS) yang menempatkan 2.500 personel marinir di pangkalan Darwin,Australia, dan kapal-kapal perangnya di Singapura.
“Konstelasi kawasan sekarang makin panas,” ujarnya kemarin. Dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, jumlah kapal selam Indonesia kalah dari negara-negara tetangga. Globalfirepower.com melansir, sekarang ini Singapura memiliki 6 kapal selam dan Malaysia 2.Adapun di luar ASEAN, China memiliki 55 kapal selam, Jepang 16, India 15, Korea Selatan 14, dan Australia 6. Kapal selam tampaknya akan menjadi tulang punggung kekuatan laut di wilayah timur. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membenarkan adanya program pengadaan tiga kapal selam baru,yaitu melalui kerja sama dengan Korea Selatan.
Dalam mekanisme joint productions tersebut,nantinya dari tiga kapal selam yang diproduksi, satu di antaranya akan dilakukan di Tanah Air. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto sebelumnya mengungkapkan, pengadaan kapal selam ini sudah terlambat 2–3 tahun lamanya. Karenanya, sekarang ini proyek tersebut terus dikebut dan ditargetkan kelar dalam waktu beberapa tahun ke depan. Berdasar informasi yang disampaikan KSAL Laksamana TNI Soeparno saat HUT TNI 2011, tiga kapal selam yang akan diadakan itu memiliki kemampuan yang lebih canggih dari dua kapal selam yang telah ada.
Ketiga kapal yang akan diproduksi itu merupakan tipe 209 berbobot 1.500 ton,sedangkan KRI Cakra dan KRI Nanggala bertipe 209 berbobot 1.300 ton. Kapal selam baru itu memang masih lebih rendah kelasnya ketimbang tipe 214, kapal selam yang disebutsebut sebagai yang tercanggih saat ini. Akan tetapi, meski kapal selam baru itu memakai bodi tipe 209, sistem persenjataan yang digunakan telah mengadopsi 214.Adapun spesifikasi dua kapal selam yang kini dimiliki TNI Angkatan Laut, yakni berat 1.395 ton dengan dimensi 59,5 m x 6,3 m x 5,5 m, menggunakan tenaga mesin diesel elektrik,4 diesel,1 shaft menghasilkan 4,600 shp.
Kecepatan kapal mencapai 21,5 knot, sedangkan senjata yang diusung adalah 14 torpedo dan diawaki oleh 34 pelaut. Soeparno juga pernah mengungkapkan bahwa pengadaan kapal selam dianggarkan Rp9,5 triliun. Pengadaan kapal selam untuk TNI AL ini menjadi prioritas setelah pengadaannya terlambat 2–3 tahun. Untuk menyusul keterlambatan ini,pengadaan kapal Selam tersebut akan dipercepat dari 30 bulan menjadi hanya 1,5 tahun. Adapun pihak Korea Selatan yang akan menggarap kapal selam Indonesia adalah Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering(DSME), sebuah industri pembuatan kapal yang berbasis di kota Ockpo.
Perusahaan ini telah mendapatkan lisensi dari HDW untuk membuat kapal selam kelas U-209 dan reputasi tidak diragukan lagi karena telah berhasil memproduksi 9 unit kapal selam U-209/1200 setipe dengan KRI Cakra kelas Changbogo untuk AL Korea Selatan sejak 1989 besert a perbaikannya dengan hasil memuaskan. KRI Cakra dan KRI Nanggala juga di-overhaul di tempat ini.
Sumber : SINDO
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI AL
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- 2014, TNI AL Akan Kedatangan Helikopter AKS Secara Bertahap
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- 2013, 37 BMP-3F Akan Diterima Marinir TNI AL
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- PT PAL Akan Kerjakan 16 Unit KCR-60 TNI AL
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- KEEL LAYING Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL
- Patroli Perbatasan, Kapal Selam KRI Cakra Singgah di Sorong
- Satgas TNI AL Akan Mengawasi Pembuatan Dua PKR Di Belanda
- Kementerian Keuangan Setujui Pemusnahan Dua Kapal TNI AL
- Pangkalan Kapal Selam Akan Selasai Akhir 2013
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
- TNI AL Bangun Kapal LST Dan BCM
- TNI AL Resmikan First Steel Cutting Pembangunan LST Ketiga
- KSAL : Keputusan Pembelian Kapal Perang Dari Inggris Masih Tangan Kemhan
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Kapal Perang Jajaran Koarmatim Akan Laksanakan Latihan Artileri
- Menhan Akan Resmikan KCR Ke Tiga
- Pembentukan Tiga Armada TNI AL Selesai 2014
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
Kapal Selam
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya
- Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Patroli Perbatasan, Kapal Selam KRI Cakra Singgah di Sorong
- Pangkalan Kapal Selam Akan Selasai Akhir 2013
- Pabrik Kapal Selam Ditargetkan Selesai 2017
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
- PT PAL Akan Membangun Kapal Selam Sendiri
- Radar INDRA Akan Dipasang Di Tiga Kapal Selam Indonesia
- Pangkalan Baru Kapal Selam di Palu Akan Beroperasi 2014
- Komisi I Ingin Melihat Perkembangan Realisasi Kapal Selam Dan KFX
- KSAL : Tim Pembangun Berangkat ke Korsel Januari 2013
- Wamenhan : Indonesia Berencanan Membuat 10 Kapal Selam
- 206 Orang PT PAL Terpilih Dalam Pembuatan Kapal Selam Di Korsel
- DSME Daewoo Seleksi Penerimaan Tim ToT Dari PT PAL
0 komentar:
Post a Comment