Jakarta - Empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Landing Ship Tank (LST) di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) akan dihapus dari jajaran alusista TNI AL. Keempat kapal perang tersebut adalah KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508 dan KRI Teluk Saleh-510.
Berakhirnya masa penugasan keempat KRI eks Angkatan Laut Amerika Serikat di jajaran armada TNI AL ini ditandai dengan upacara penurunan ular-ular perang yang dilaksanakan pada hari Kamis (3/5), dipimpin oleh Panglima Kolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim bertempat di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta. Seiring dengan penurunan ular-ular perang ini, juga dilaksanakan penurunan lencana perang dan bendera merah putih keempat kapal perang tersebut.
Demikian siaran pers Kadispen Kolinlamil, Rabu (2/5/2012).
KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, dan KRI Teluk Tomini-508 sehari-harinya berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta, sementara KRI Teluk Saleh-510 berada di bawah pembinaan Satlinlamil Surabaya.
Menurut Dansatlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Tri Satrya Wijaya selaku ketua panitia penurunan ular-ular perang keempat KRI tersebut, meskipun satu KRI berada di Surabaya, secara resmi prosesi penurunan keempat kapal perang tersebut dilaksanakan di Jakarta dipimpin oleh Pangkolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim.
KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508 dan KRI Teluk Saleh-510 adalah kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) buatan Amerika Serikat pada tahun 40-an. Kapal-kapal tersebut telah memperkuat jajaran TNI AL lebih dari 50 tahun. Pada saat ini keempat kapal tersebut berada pada tahap konservasi, sehingga tidak dilibatkan lagi dalam kegiatan operasional, baik dalam rangka operasi militer untuk perang (OMP), operasi militer selain perang (OMSP) maupun kegiatan operasi lainnya.
Selama masa pengabdiannya, kapal-kapal perang tersebut telah banyak kiprah dan perannya menorehkan tinta emas dalam lembaran perjalanan bangsa Indonesia, baik dalam mendukung operasi penegakan kedaulatan RI, pergeseran pasukan, material dan logistik ke seluruh wilayah Indonesia, maupun dalam rangka bantuan angkutan laut dalam mendukung pembangunan nasional.
Sumber :
DETIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment