Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Hartind Asrin menyatakan, pemerintah berencana untuk membeli misil C705 dari Cina. Rudal seberat 300 kilogram dengan daya jelajah sejauh 135 kilometer itu sudah diujicobakan sebanyak dua kali di Selat Sunda. “Sudah pernah diujicoba dan efektif,” kata Hartind.
Sebelum 2014, rudal anti kapal seberat 300 kilogram ini ditargetkan sudah tiba di Indonesia. Selain rudal, pemerintah juga membeli sistem roket, UAV dan misil tanggung berjarak 60 meter KS 1A dari militer Cina. Khusus untuk misil C705, pemerintah meneken kontrak selama delapan tahun, dengan imbalan transfer teknologi. Untuk itu, pemerintah akan membangun pabrik rudal di Indonesia.
Perjanjian sejenis juga diteken Kementerian Pertahanan dengan Korea Selatan dalam pembelian pesawat tempur dan kapal selam. Pada 2013, pesawat tempur KFX/IFX buatan bersama teknisi Indonesia dan Korea Selatan diharapkan sudah tiba di tanah air.
Saat ini, ada puluhan teknisi PT Dirgantara ada di Korea mempelajari desain dan teknik pembuatan jet itu. Dua tahun berikutnya, pada 2015, kapal selam Indonesia buatan Daewo Shipbuilding Marine Engineering juga akan rampung. Untuk proyek ini, Korea melibatkan 30 teknisi dari PT PAL.
Pada 30 Agustus 2012 mendatang, Cina akan memberikan proposal tahap pertama yang berisi spesifikasi teknis rudal ini. Jika tak ada halangan, pemerintah akan meneken kontrak pembelian misil C075 pada 1 Maret 2013.
Azman mengaku belum mengetahui rencana Kemenhan itu. “Mungkin masih penjajakan awal, tapi ya silahkan saja kalau ternyata memang ada rencana pembelian,” kata dia.
Sumber : TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment