Menurut Mr Henry, sasaran pemeriksaan ini meliputi Major Equipment dan Self-Sustaiment yang bertujuan mengetahui kesiapan operasional Satgas yang tergabung dalam misi UNIFIL, khususnya Satgas Indo FPC yang berada di Lebanon Selatan, dan juga untuk memastikan perlengkapan yang dimiliki harus sesuai dengan MOU yang telah dibuat antara UNIFIL dan pemerintah Indonesia.
Pemeriksaan ini dikenal dengan nama Periodic Inspection, yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Pemeriksaan kali ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan bagi Satgas Indo FPC XXVI D-2/UNIFIL selama menjalankan misi pedamaian di Lebanon Selatan.
Dalam kegiatan tersebut, Perwira Seksi Logistik Indo FPC XXVI D-2, Kapten Kav I Nyoman Artawan, yang bertanggung jawab terhadap kesiapan material Satgas mengatakan, pemeriksaan rutin setiap tiga bulan terhadap kondisi material Satgas dimaksudkan untuk mengetahui sedini mungkin kondisi materiil dan alat perlengkapan yang dimiliki Satgas. Dengan demikian, semuanya selalu dalam keadaan siap operasi dan sesuai dengan MOU yang telah dibuat.
Kendaraan tempur "Anoa", merupakan kendaraan tempur produksi PT PINDAD–Indonesia yang baru datang dari Indonesia, mendapat kesempatan pertama inspeksi dari tim COE UNIFIL. Inspeksi ini meliputi sistem komunikasi, persenjataan, alpal pendukungnya hingga kemampuan laju ranpur. Dari hasil inspeksi ranpur, Anoa dinyatakan memenuhi standar yang telah ditentukan UNIFIL. Keberadaan APC Anoa di UNIFIL menggantikan ranpur sejenisnya yaitu APC VAB NG buatan Perancis.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, Tim COE menyimpulkan bahwa secara keseluruhan Satgas Indo FPC XXVI D-2/UNIFIL memenuhi standar kesiapan material COE yang ditentukan oleh PBB. Namun demikian, kesiapan ini harus selalu dipelihara dalam kondisi apapun, baik saat inspeksi maupun tidak. Demikian pesan Komandan Satgas Indo FPC kepada seluruh personel yang terlibat dalam inspeksi Tim COE UNIFIL kali ini.
Sumber : KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment