Namun, kapal-kapal perang berukuran kecil tersebut harus ditopang dengan sistem persenjataan yang canggih. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengatakan, wilayah laut Indonesia yang sangat luas memerlukan dukungan alat utama sistem senjata (alutsista) yang banyak dan canggih. “Kita butuh banyak sekali kapal-kapal cepat seperti Klewang,” ungkap Soeparno di Jakarta kemarin.
Namun,karena sekarang ini baru memiliki satu kapal kawal cepat rudal (KCR) dengan tiga lunas, penempatannya baru bisa dilakukan di Armada RI Wilayah Timur (Armatim).
Dia menyebut, KRI Klewang adalah kapal yang dari segi desain unik dengan ada tiga lambung. Dengan tiga lambung itu,kapal ini memiliki stabilitas yang tinggi saat menghadapi gelombang. Namun, biaya membuat kapal tersebut juga mahal yakni mencapai Rp114 miliar. Meski demikian, Soeparno mengatakan,pengadaan kapal KCR akan terus dilakukan sehingga jumlahnya lebih banyak lagi.Selain KRI Klewang, sebelumnya TNI AL juga mendapat tambahan beberapa unit KCR yakni KRI Celurit dan KRI Kujang.
Guna mendukung penambahan KCR,Kementerian Pertahanan telah bekerja sama dengan pemerintah China untuk produksi peluru kendali (rudal) C-705. Seluruh KRI akan dilengkapi dengan rudal berkemampuan jelajah hingga 140 kilometer itu.TNI AL juga sudah dua kali melakukan uji coba rudal ini.
Hasilnya cukup memuaskan untuk dipilih sebagai senjata kapal KCR. Menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, dengan produksi sendiri rudal,kemampuan persenjataan akan meningkat cukup signifikan.
Sumber : SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment