Jakarta – Pemerintah Indonesia mengerahkan 15.000 personel TNI dan Polri yang dilengkapi dengan alat utama sistem senjata (alutsista) terbaru untuk mengamankan pelaksanaan KTT Ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali
Alutsista itu antara lain 16 panser ANOA, 6 helikopter jenis Mi-17,Mi-35,Bell-412,dan Puma, 1 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, 3 kapal perang, 3 sea rider,dan 1 baterai rudal Batalion Arhanud sembilan pucuk. Semuanya disiagakan untuk mengamankan seluruh rangkaian KTT ASEAN 13–19 November 2011 yang dihadiri 18 kepala negara dan pemerintahan.
TNI bersama Polri memantapkan koordinasi pengamanan pelaksanaan KTT Ke-19 ASEAN dan KTT VI Asia Timur melalui latihan gabungan sesuai dengan kapasitas, peran, dan fungsi masing-masing. Latihan ini digelar di tengah berlangsungnya pertemuan para pejabat tinggi 10 negara anggota ASEAN yang dimulai kemarin.
Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo kemarin siang mengecek langsung kesiapan pengamanan KTT ASEAN di atas KRI Banda Aceh di Pelabuhan Benoa,Denpasar. Di atas kapal buatan PT PAL Indonesia itu, Prabowo memberikan arahan kepada Danguspurlatim Laksamana Pertama TNI Sulaiman Banjarnahor, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Leonard, dan Kapolda Bali Irjen Pol Totoy Herawan Indra.
Kasum meminta personel tentara berseragam ditempatkan di lokasi strategis di sekitar tempat penyelenggaran KTT ASEAN ke-19 dan KTT terkait di Nusa Dua pada 16-19 November 2011. “Di titik-titik itu harus ditempatkan tentara biar orang di situ tahu ada tentara sehingga orang yang mau berbuat macam macam bisa diantisipasi,” ujar Prabowo.
Sementara itu, pertemuan hari pertama pejabat senior (SOM) ASEAN di Nusa Dua, Bali, kemarin membahas usulan Thailand tentang penanganan banjir dan “kode etik prilaku” para pihak yang terlibat dalam masalah Laut China Selatan. Seiring upaya para pemimpin ASEAN memperkuat semangat satu ASEAN di tingkat rakyat se-kawasan Asia Tenggara ini, sejumlah kegiatan seni-budaya dan festival makanan pun digelar di sejumlah lokasi di Pulau Dewata ini.
Di Discovery Shopping Mall,Jalan Kartika Plaza,Kuta, misalnya, digelar festival kedua makanan plus ASEAN. Kendati hujan sempat mengguyur daerah Kuta dan sekitarnya, festival kuliner yang menyuguhkan aneka makanan khas 10 negara anggota ASEAN dipenuhi pengunjung.
Di tempat yang sama, peyanyi kondang asal Filipina Maribeth dan Ruvva Band dari Kamboja naik panggung menghibur para pengunjung Festival kedua Pertukaran Budaya Pemuda ASEAN Plus (APYCEF) dan Festival Musik Cadas Pantai 2011.
Terkait dengan substansi SOM, pada pertemuan hari pertama mereka,para pejabat senior Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam membahas kemungkinan membuat semacam pernyataan bersama terkait penanganan banjir untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti yang dialami Thailand.
“Usul pembuatan pernyataan bersama penanganan banjir disampaikan Thailand, dan disepakati untuk dibahas lebih lanjut di tingkat menteri,” kata Direktur Politik dan Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri Ade Padmo Sarwono. Dalam penjelasannya kepada pers usai mengikuti “ASEAN Senior Official Preparatory Meeting” yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) itu,Ade mengatakan, usul pembuatan pernyataan bersama penanganan banjir tersebut didasarkan pada pengalaman Thailand menghadapi bencana banjir.
Usul tersebut disikapi dengan baik oleh semua delegasi ASEAN. Thailand mengalami bencana banjir sejak Juli 2011 dan hingga saat ini belum sepenuhnya reda yang mengakibatkan gagal panen di hampir sekitar 72% kawasan pertanian negara itu.
Sumber : Sindo
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment