Rencana pembelian tank bongsor Leopard sempat diberitakan ditolak parlemen Belanda. Kementerian Pertahanan awalnya memang berencana membeli 100 tank Leopard bekas angkatan bersenjata Kerajaan Belanda. Tank buatan Jerman ini rencananya akan digunakan untuk memperkuat armada TNI Angkatan Darat di wilayah perbatasan Kalimantan. Anggaran US$ 280 juta pun sudah disiapkan untuk membeli 100 tank berdaya tembak 6 kilometer itu.
Dalam perkembangannya, tank Leopard itu juga ditawarkan langsung oleh negara produsennya, Jerman. Pramono Edhie menegaskan hingga saat ini belum ada keputusan final soal pembelian tersebut. Dia menjelaskan pihaknya masih berada dalam tahap negosiasi untuk mendapatkan penawaran terbaik.
Masalah pembelian tank Leopard itu sempat dipertanyakan juga oleh para anggota Komisi Pertahanan DPR. Mereka mempertanyakan spesifikasi tank berat itu yang dianggap tidak cocok dengan kondisi geografis dan geologis Indonesia. Wakil Ketua Komisi Pertahanan, T.B. Hasanuddin, menyatakan dengan adanya rapat ini setidaknya pertanyaan soal itu bisa terjawab. "Kami sudah mendapatkan penjelasan yang lebih baik sekarang," kata dia.
Meski demikian politikus PDI-Perjuangan itu tetap menekankan jangan sampai anggaran yang dikeluarkan juga terlalu besar. Menurutnya DPR belum menyetujui pinjaman luar negeri yang direncanakan TNI. "Itu memang tidak dibahas secara mendalam, tapi saya kira DPR perlu mengawasi masalah seperti itu," ujarnya.
Sumber : TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment