Fokus kerja sama dilakukan untuk pengembangan radar untuk kebutuhan negara kepulauan seperti Indonesia. Kesepakatan bisnis dilakukan disela-sela saat perhelatan Singapore Airshow 2012 yang berlangsung di Singapura kemarin (14/2).
Dalam kerja sama itu, keduanya sepakat membuat program National Airspace Surveillance Republic of Indonesia (NASRI). Program tersebut bertujuan untuk menghasilkan lebih dari 40 baru radar yang bisa mengawasi wilayah Indonesia.
"Latar belakang CMI sebagai perusahaan microwave elektronik membuat mereka bisa menjadi partner yang ideal untuk mendukung kerja jangka panjang dari sistem radar di Indonesia," kata James Gribbon, Presiden Direktur Lockheed Martin Asia Pasifik, seperti yang dikutip dalam situsnya (14/2).
Ia bilang, dengan aplikasi teknologi baru tersebut, diharapkan Indonesia bisa memantau wilayah udaranya dengan sistem NASRI. Pengawasan udara tersebut bisa dilakukan pada 17.000 lebih pulau yang tersebar di Indonesia.
"Kami dari Lockheed Martin telah memberikan lebih dari 170 radar pengawasan jarak jauh di seluruh dunia, yang semuanya masih beroperasi sampai hari ini," kata Rahardjo Pratjihno, Presiden CMI.
Untuk diketahui, PT CMI Teknologi merupakan perusahaan yang memproduksi microwave di Bandung. Saat ini, PT CMI sudah memiliki kontrak pengembangan sistem radar militer di Indonesia.
Sementara itu, Lockheed Martin merupakan perusahaan alat pertahanan dan teknologi kedirgantaraan asal AS yang memiliki 123.000 tenaga kerja di seluruh dunia. Selain memproduksi alat keamanan udara seperti radar, perusahaan ini juga menyediakan jasa penelitian dan pengembangan teknologi. Tahun lalu, Lockheed Martin mengantongi laba bersih sebesar US$ 46,5 miliar dari bisnis kedirgantaraan.
Sumber : Kontan
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment