Proses hibah ini berkaitan dengan pembelian satu skuadron pesawat tempur ringan T-50 dari negara itu. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, saat ini program itu sedang berjalan. “Kita programkan satu skuadron (16 unit). Ada kaitannya dengan pembelian pesawat T-50,”katanya di Jakarta kemarin. Untuk mekanismenya, Azman mengaku tidak mengetahui secara mendetail karena proses dilakukan oleh Kementerian Pertahanan.
“Prosesnya masih berjalan yang melakukan Kemhan. Tapi memang betul ada program itu,” ungkapnya. Azman mengaku senang jika hibah ini berhasil terealisasi karena akan mendongkrak kekuatan TNI Angkatan Udara.“Hubungan dengan Korea Selatan sekarang ini sedang bagus banget. Kenapa tidak kita terima? Kita sebagai user senang-senang saja diberi,” ucap Azman. Hubungan kedua negara dalam bidang persenjataan militer memang dalam tren positif.
Indonesia tercatat memesan 16 pesawat tempur ringan T-50 dan tiga unit kapal selam dari Negeri Gingseng itu. Korea Selatan juga membeli empat unit pesawat angkut CN- 235 dari PT Dirgantara Indonesia. Kedua negara bahkan sedang dalam kerja sama produksi pesawat tempur antiradar generasi 4,5 yakni IFX/KFX. Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya juga mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan.
Taiwan merupakan satu sekutu Amerika Serikat. Negara kepulauan itu berhadapan langsung dengan China dan senantiasa mendapat kemudahan dalam pengadaan atau peremajaan arsenal dari Amerika Serikat. “Ya...itu baik...akan kami pertimbangkan,”katanya,usai memimpin serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat (9/3). Dia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skuadron F-5E/F.“Kira-kira jumlahnya satu skuadron,”ungkapnya. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang .
Sumber : SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment