"Pesawat UAV akan digunakan di wilayah perbatasan untuk melakukan 'surveillance' pengamanan di perbatasan," kata Menhan usai menjadi pembicara kunci Seminar International "Roles, Command, and Control of Air Force in Modern an Irregular War", di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.
Selain pesawat intai tanpa awak untuk patroli diperbatasan dan dikendalikan oleh TNI AU, kata dia, TNI AU juga menambah jumlah radar yang ada.
"Satuan radar kita nanti akan diperbesar dan diperbanyak, sehingga seluruh wilayah kita akan tertutup dalam pemantauan radar primer dari Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas)," kata Purnomo seraya mengatakan sebelum wilayah itu tertutup dengan radar, TNI AU akan bekerja sama dengan sipil (radar sekunder).
Radar sekunder yang dimiliki oleh penerbangan sipil dan komersial tidak secanggih dan sekuat radar militer. Oleh karena itu, radar militer dan radar sipil akan saling melengkapi, ujar Purnomo.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, menuturkan pesawat intai tanpa awak yang akan dimiliki oleh TNI merupakan pesawat yang paling bagus.
"Kita akan mempelajari dan mengembangkan pesawat intai tanpa awak asal Israel yang akan dibeli dari Filipina. Kalau perlu, ahli-ahli kita bisa membuatnya dengan yang lebih hebat lagi. Mudah-mudahan kita bisa mengembangkannya, setelah kita punya UAV," kata Imam.
Sumber : Republika
Berita Terkait:
2 komentar:
lucu menteri kita ini..
Israel gak akan kasih itu technologi.. paling dijual barangnya, itupun kalau kita beruntung diperbolehkan (mikir sendiri deh).
Didepan mata sudah ada kita ahlinya, mau dibajak malaysia tapi balik lagi sekarang ke indonesia.
Endri rachman sang ahlinya sudah tawarkan dulu ke pak menteri, UAV nya sudah berfungsi dan berjalan, bisa pilot otomatis lintas pulau-pulau.tapi karena harganya murah dan susah di "utak-atik" jadinya batal juga.
Biaya beli 1 buah UAV Israel bisa buat biaya penelitian dengan melibatkan beliau. keuntungannya nyata untuk masa depan indonesia mandiri.
Gimana Pak Menteri?
Miris membaca berita ini, sangat disayangakn pemerintah kita. Padahal kita punya ahlinya yg di bajak malaysia karena pemerintah indonesia tidak memperhatikannya.
mana pemrintah? ayo dukung pak endri.
*setuju bgt sama comment bung irwan the capter
Post a Comment