“Jika melihat dari komposisi delegasi yang dibawa Cameron, kebanyakan berisikan pebisnis sebanyak 38 orang, di antaranya adalah pengusaha di bidang industri pertahanan, “ papar Hariyadi Wirawan ketika dihubungi itoday, Kamis (12/4).
Hariyadi menilai mengapa bidang pertahanan menjadi penting, sebab Inggris terus memantau perkembangan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tidak hanya itu, Inggris tidak mau ketinggalan menikmati kue pertahanan Indonesia, dimana menteri pertahanan Indonesia, Poernomo Yusgiantoro memberikan perhatian yang cukup besar, dan diberi angin oleh SBY untuk mengembangkan pertahanan nasional.
“Inggris merasa teknologi mereka adalah salah satu yang tercanggih, walaupun harganya tidak murah. Siapa tahu, jika bisa meyakinkan Indonesia, maka Inggris memiliki pangsa pasar di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara yang selama ini dikuasai AS, Rusia dan Cina, “ jelas dosen Fisip UI ini.
Namun demikian, kerjasama Indonesia-Inggris kali ini dibayang-bayangi trauma masa lalu bagi Indonesia. Pasalnya, Inggris termasuk negara yang sering kali meributkan masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Misalnya saja, Inggris pernah mengembargo peralatan militer Indonesia yang dibeli dari negara asal band The Beattles ini ketika kisruh Timor Timur 1999, dimana Inggris tiba-tiba tidak mengirimkan sisa pesawat tempur jenis Hawk 200 beserta suku cadangnya yang dipesan Indonesia beberapa tahun sebelumnya.
Belum lagi masalah Papua, Inggris termasuk negara yang cerewet mengenai Papua, bahkan beberapa anggota parlemennya justru mendukung kemerdekaan Papua.
Namun Hariyadi memiliki pandangan lain. Jika melihat dari perkembangan dunia internasional sekarang, dengan adanya negara seperti Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS), bagaimana mungkin negara sebesar Inggris bisa menghadapi BRICS, karena hal itu disebabkan kemampuan negara BRICS yang semakin besar.
“Adanya negara Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS), bagaimana mungkin negara sebesar Inggris bisa menghadapi BRICS, karena hal itu disebabkan kemampuan negara BRICS yang semakin besar, “ nilainya.
Dengan keadaan seperti itu, menurutnya, saat ini akan jauh lebih mudah bagi Indonesia untuk menertibkan perusahaan asal Inggris. Indonesia akan memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam menghadapi
Sumber : ITODAY
Berita Terkait:
INGGRIS
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Menhan : Indonesia Pantau Aktivitas OPM di Inggris
- Inggris Siap Berpartisipasi Dalam Pengembangan KFX
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
- Kemhan Kembali Kirim Tim Negosiasi Kapal Perang Ke Inggris
- Indonesia Meminta Rudal Kapal Perang Dari Inggris Diupgrade
- Indonesia - Inggris Bahas Tindaklanjut Pembelian Kapal Perang
- Menteri Pertahanan Inggris Kunjungi Indonesia
- Komisi I : Ke Depan Kami Menginginkan Transfer Teknologi Kapal Perang Dengan Inggris
- Menhan : Kita Hanya Bayar 20% Frigate Eks. Brunei Dari Inggris
- Indonesia Akan Beli Alutsista Dari Inggris
- KSAU : Kami Sedang Menunggu Ahli Dari Inggris Untuk Investigasi Jatuhnya Hawk
- Inggris Ingin Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Kemhan Tetap Ingin Membeli Kapal Perang Eks Brunei
- Komisi I Pertanyakan Pengadaan Kapal Perang Eks Brunai
- Kemhan dan TNI AU Bantah Belian 24 Pesawat Tempur Typhoon
- PM Cameron Tawarkan Rudal Starstreak Kepada TNI
- Komisi I Dan LSM : Tolak Pengadaan Kapal Perang Ragam Class
- Brunai Lebih Senang Kapal Perang Kelas Ragam Dibeli TNI AL
- AS Dan Inggris Kembangkan IFV Terbaru Untuk Mengganti Bradley dan Strykers
- Dubes Inggris : Inggris Tawarkan Typhoon Ke Indonesia
- BAE System Akan Membangun Perusahaan Di Indonesia Untuk Support Hawk Mk 109/209 TNI AU
- Kapal Perang Tiga Negara Merapat Di Tanjung Priok
- PACS Menghasilkan Kerjasama antara NCB Indonesia dan NCB Inggris
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
1 komentar:
bule...mau nyicipin kue RI hrs ada ToT 100%...gak mau ngasih tot ya dtg aja lain kali lo ntar gak kebagian kue salah sendiri soalnya msh bnyak yg mau ngantri tanpa perlu basa basi...
Post a Comment