Indonesia saat ini baru bisa memproduksi kerangka, hulu ledak dan bubuk mesiu, dan untuk bom fuse nya masih mengimpor dari luar negeri.
"Ini merupakan langkah maju yang sangat besar bagi Indonesia. Mulai sekarang kita tidak tergantung lagi pada negara lain karen kita sudah mampu memenuhi kebutuhan bom untuk TNI," kata direktur perusahaan Ricky Hendrik Egam seperti yang telah dilansir The Jakarta Post pada hari rabu di Surabaya.
Namun Ricky enggan berkomentar tentang nilai kontrak kerjasama antara perusahaannya dengan Armaco.
Dia mengakatakan bahwa dengan kerjasama itu, Indonesia juga memiliki kesempatan untuk menjual bom fuse kepada negara-negara lain di Asia yang menggunakan pesawat tempur buatan Rusia khususnya pesawat tempur Sukhoi.
Dulu perusahaan ini sebelumnya mengalami kesulitan untuk mencari produsen bom fuse yang bersedia untuk melakukan transfer teknologi, termasuk China yang telah menolak permintaan perusahaan ini untuk melakukan kerjasama.
PT Sari Bahari telah berhasil memproduksi bom untuk pesawat tempur Sukhoi, baik untuk versi Smoke dan sungguhan, dengan bobot antara 100 Kg sampai 250 Kg. Perusahaan ini juga telah mengekspor 70 roket versi smoke kepada AU Chili.
Sumber : TJP/MIK/WDN
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment