Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi dalam jumpa pers di kediaman resmi Wakil Presiden (Wapres) Boediono Jalan Diponegoro Jakarta tadi malam. ”Pesawat yang jatuh telah menjalani perawatan sesuai dengan jadwal dan pemeriksaan terakhir pada 1–15 Juni,” kata Dede Rusamsi.
Sesi keterangan pers tadi malam dibuka oleh Wapres Boediono. Turut hadir Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Sekjen Kemenhan Marsma Eris Heryanto,dan Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul. Di tempat terpisah,Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menambahkan, pesawat Fokker 27 ini diproduksi tahun 1975 dan dipakai oleh TNI AU sejak 1976.
Pesawat jenis transpor ini memang sudah termasuk tua, tetapi sebenarnya dalam kondisi yang masih terawat. ”Pesawat Fokker 27 yang saat ini ada enam unit sudah direncanakan diganti dan sedang dalam proses pengadaan dengan pesawat CN295. Kalau tidak ada hambatan sebagian penggantinya akan datang nanti pada bulan Oktober 2012,”tuturnya. Kasubdispenum Dispenau Kolonel Agung Sasongkojati menuturkan, pesawat yang jatuh ini baru menempuh 14.936 jam terbang.
”Segitu itu belum lama,” kata Kasubdispenum Dispenau Kolonel (Pnb) Agung Sasongkojati. Menurut Agung, pesawat ini akan segera digantikan CN295. ”Kalau Fokker itu pesawat keluaran 70-an,CN295 yang buatan PT DI (PT Dirgantara Indonesia) ini keluaran terbaru,” tuturnya. Kedua pesawat itu selain beda dari sisi usia,dari segi ukuran juga lain.Fokker yang lebih miripCN235lebihkecil. CN295sendiri merupakan pengembangan CN235 yang memiliki ukuran empat meter lebih panjang.
Setelah CN295 jadi dan mengisi Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah, maka besar kemungkinan Fokker 27 akan dipensiunkan alias grounded. ”Mungkin ya karena mengoperasikan pesawat tua itu mahal. Pilih pesawat baru,”urainya. Pesawat CN295 tersebut diproduksi PT DI bekerja sama dengan Airbus Military Spanyol. Pada tahap awal PT DI akan memproduksi sembilan pesawat CN295 untuk memenuhi pesanan TNI AU dengan nilai kontrak USD325 juta.
Pesanan tersebut diharapkan rampung pada semester pertama 2014. Pesawat Fokker ini pernah terlibat dalam berbagai operasi militer TNI.”Masih ada satu lusin (Fokker di Skuadron Udara 2),” kata Kapentak Lanud Halim Perdanakusumah Mayor (Sus) Gerardus Maliti. Sementara itu,Wapres Boediono menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh korban yang wafat akibat kecelakaan pesawat Fokker 27 TNI AU.
”Saya atasnamapribadi dan pemerintah menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan,” kataWapres. Menurut Wapres,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini sedang berada di luar negeri sudah mengetahui peristiwa tersebut. Presiden SBY juga telah memberi sejumlah petunjuk kepada pejabat terkait. ”Pada saat ini tim dari Markas Besar TNI AU sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan,”kataWapres.
Di tempat terpisah, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengaku prihatin dengan tragedi pesawat. Karena itu, kata dia,pihak TNI AU bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diharapkan bisa mengusut sebab-musabab kecelakaan tersebut. ‘’Yang juga penting pihak Mabes TNI harus memastikan ganti rugi rumahrumah penduduk dan warga yang menjadi korban kecelakaan tersebut,”paparnya.
Sumber : SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment