Demikian disampaikan Presiden SBY dalam keterangan bersama Presiden Vaclav Klaus usai sesi pertemuan mereka. Pertemuan berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/7/2012).
"Di bidang pertahanan, itu juga terbuka. Kita punya riwayat masa lalu dengan elemen pertahanan Ceko. Kerjasama itu saya yakin bisa lebih riil," ujar SBY.
Terhadap peluang yang Indonesia buka itu, Presiden Valvac Klaus di Ceko industri pertahanan punya pengalaman panjang. Di masa lalu produk industri pertahanannnya cukup banyak di Indonesia dan negara-negara lain di Asia Timur.
"Seperti radar pengintai, amunisi dan kendaraan truk alutsista," ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden SBY dan Presiden Vaclav Klau menekankan juga kerjasama di bidang energi terbarukan juga berpeluang besar. Mereka sepakat mendorong pengusaha negara masing-masing untuk menindaklanjutinya dan tak tertutup untuk bidang lain.
Isu krisis ekonomi Eropa juga jadi bahasan dua kepala pemerintahan. Presiden Vaclav menggarisbawahi apa sedang terlihat saat ini baru permukaannya dan situasinya bisa lebih buruk bila tidak ada aksi cepat untuk mengatasinya.
Dia mencontohkan apa yang kini Ceko alami dengan pertumbuhan yang hanya 1,7 persen pada 2011. Meski bukan bagian dari Eurozone, namun krisis telah ikut memukul telat kalangan usahanya sebab mayoritas produk mereka dijual ke Eropa Barat.
"Makanya dalam kunjungan ini saya juga membawa perwakilan kalangan pengusaha yang tertarik kembangkan bisnisnya di sini. Baik di bidang energi yang terbarukan, pariwisata, dan pendidikan. Kami sepakat meningkatkan konektifitas ke depan dan harapan saya ini bisa berkesinambungan," sambungnya.
Sumber : DETIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment