"Dalam beberapa tahun terakhir ini pesanan ke PT DI kebanyakan pesawat militer. Tapi bukan berarti hanya membuat pesawat versi itu, pasar sipil terus dikembangkan, baik untuk CN-235 maupun N-295," kata Kepala Divisi Kepatuhan dan Komunikasi PTDI Sonny Saleh Ibrahim di Bandung, hari ini.
Dia mengakui, bila pesawat CN-235 yang diproduksi dalam satu dekade terakhir adalah versi Maritime Patrol Aircraft atau patroli maritim pesanan Korea Selatan. Juga pesanan sejumlah N-295 dari TNI-AL dan TNI-AU juga untuk versi militer.
Namun demikian, kedua pesawat andalan PT DI tersebut memiliki keunggulan untuk versi sipil terutama untuk penerbangan perintis.
"N-295 contohnya, langsung dipesan oleh TNI-AU sehingga ada image versi militernya. Padahal juga sangat cocok untuk pesawat sipil karena bisa melakukan pendaratan di landasan yang pendek," kata Sonny Saleh.
PT DI memiliki lisensi untuk pemasaran pesawat itu di kawasan Asia Fasific. Bahkan tidak menutup kemungkinan dengan kerjasama bersama perusahaan pesawat terbang Eropa dan AS pengembangan pasarnya bisa lebih luas, termasuk ke Amerika Selatan.
Sonny menyebutkan, saat ini PT DI terjalin kerjasama dengan sejumlah pabrikan pesawat terbang dunia seperti Boeing, Eurocopter, Sukhoi, Airbus dan lainnya.
"Dalam memproduksi N-295 PT DI bekerjasama dengan Airbus Military, pemasaran ke Amerika Selatan cukup terbuka," kata Sonny.
Sementara itu. program revitalisasi PT DI yang ditandai dengan penanaman modal negara (PMN) diprediksi akan mengembalikan performance perusahaan dirgantara Indonesia itu terutama dalam memproduksi pesawat-pesawat terbang.
Menurut Sonny, CN-235 dan N-295 merupakan pesawat yang memiliki klasifikasi yang sangat bersaing. Bahkan Korea beberapa tahun lalu telah membeli empat pesawat CN-235 bersi VIP dan VVIP.
"Korea Selatan saat ini menjadi pengguna CN-235 paling banyak yakni 12 unit, termasuk untuk versi patroli maritim," katanya.
Terkait pasar N-295 yang akan dikembangkan PT DI, kata Sonny peminatnya cukup bagus. PT DI telah melakukan promosi dan mengikuti pameran untuk memperkenalkan produk terbaru produk perusahaan kedirgantaraan nasional itu.
"TNI-AU sudah jelas memesan untuk mengganti pesawat Fokker yang sudah di grounded, TNI-AL juga. Juga sudah melakukan penawaran ke sejumlah negara di Asia Fasific," kata Sonny Saleh menambahkan.
Sumber : Berita Satu
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment