Hal ini dikatakannya saat upacara penyambutan kedatangan empat pesawat Super Tucano di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Sabtu (1/9).
Pesawat tiba di Indonesia, setelah menjalani penerbangan selama dua minggu dari lokasi pabriknya Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), di San Jose dos Campos, Brazil.
Empat pesawat ini merupakan pengiriman pertama, dari total 16 unit pesawat yang dipesan oleh TNI AU, untuk menggantikan pesawat OV 10 Bronco di Skuadron 21 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
“Sebagian dari penerbangnya adalah mantan penerbang Bronco, namun kami juga melatih penerbang-penerbang baru,” ujar Dede.
TNI AU telah mengirim empat personilnya untuk berlatih, sebagai penerbang pesawat tempur taktis ini dan dari pelatihan itu, mereka juga sudah memenuhi kualifikasi sebagai pelatih.
Dengan kekuatan satu skuadron yang terdiri dari 16 pesawat, TNI AU harus menyiapkan 24 pilot untuk awak pesawat jenis ini.
Salah satu penerbang Embraer yang ikut menerbangkan pesawat ini, Kapten William Souza mengatakan, dari delapan penerbang Embraer yang turut dalam pengiriman pesawat ini, tiga di antaranya akan tinggal di Malang hingga akhir tahun.
“Kami akan melatih pilot-pilot angkatan udara Indonesia,” ujar William.
Dede juga mengatakan bahwa TNI AU akan memastikan adanya alih teknologi, dalam pemeliharaan terkait pembelian pesawat ini.
Komponen alih teknologi merupakan salah satu ketetapan, dalam setiap kontrak pengadaan alat utama sistem pertahanan militer Indonesia, dari produsen luar negeri, dalam rangka membangun kemandirian industri pertahanan Indonesia.
“Sudah ada personil yang dilatih sehingga nanti perawatan pesawat bisa dilakukan sendiri,” ujar Dede.
Empat pesawat ini singgah satu hari di Jakarta setelah sebelumnya singgah di Lanud Suwondo, Medan, Sumatra Utara.
Mereka akan meneruskan perjalanan pada hari Minggu, menuju tujuan akhirnya yaitu Lanud Abdurrahman Saleh di Malang, yang akan menjadi pangkalan pesawat-pesawat Super Tucano ini.
Sumber : Berita Satu
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment