Bagaimana kabar terakhir tentang negosiasi pengadaan tank Leopard bekas setelah parlemen Belanda menentang rencana tersebut?
Pengadaan alutsista bukan proses yang dilakukan secara instan. Ada beberapa parameter dalam pengadaan alutsista, seperti pertahanan, ancaman potensial, urusan militer dan kemampuan anggaran pertahanan.
Mengenai modernisasi alutsista untuk tiga matra TNI disesuaikan dengan kebutuhan alutsista dan sesuai dengan kriteria dari Dephan.
Namun perlu diingat, kita tidak bisa membeli alutsista tertentu dengan negara tertentu sebelum kita membahas spesifikasi dari kebutuhan kita dan sesuai dengan doktrin kita. Aspek teknis dan taktis dari alutsista tergantung kondisi di lapangan dimana kita mengoperasikan alutsista tersebut. Semua ini telah dikaji dan hasilnya disampaikan kepada Departemen Pertahanan untuk mendapatkan persetujuan baik melalui prosedur G to G maupun G to B.
Kemudian Dephan menentukan hasil akhir daftar belanja dan memeriksa apakah pengadaan alutsista ini sejalan dengan doktrin kita yang dilihat dari sisi strategi militer, yang melibatkan operasi gabungan ke tiga mantra TNI. Pengadaan alutsista tersebut juga harus sesuai dengan anggaran pertahanan dan mengikuti mekanisme yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Terkait dengan pembelian tank Leopard, dilihat dari segi teknis dan analisa strategi militer kita, hal ini membawa kami memilih tank tersebut. Namun kita tidak dapat melanjutkan pembelian tersebut jika ada masalah eksternal, dalam hal membeli atau menghambat pengadaan tersebut.
Jika pengadaan tank dari Belanda disepakati maka akan dilakukan dengan mekanisme G to G. Kemudian kedua Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan akan menandatangani kontrak masing-masing untuk proses pembayaran. Sesuai dengan ketentuan pemerintah kepada produsen, produsen harus bersedia memberikan lisensi ekspor untuk memfasilitasi penjualan produk tersebut.
Dari 10 negara anggota ASEAN, tujuh negara telah mengoperasikan MBT, dan diantaranya telah menggunakan tank Leopard.
Amerika Serikat telah menawarkan 24 F-16 kepada Indonesia. Apakah kita menerima tawaran tersebut atau membeli F-16 baru?
Sehubungan dengan pertahanan udara, kami memiliki visi jangka panjang. Oleh karena itu kami terlibat dalam program untuk membangun pesawat tempur KF-X dengan Korsel. Dalam jangka menengah, kita masih perlu melakukan pembicaraan dengan negara-negara maju yang memiliki teknologi tinggi.
TNI AU telah terkonfigurasi dengan pesawat buatan AS, Rusia, Inggris, Brasil, Korsel dan sebagainya. Sesuai dengan kebijakan pemerintah pengadaan tersebut disertai dengan ToT, termasuk teknologi dalam pemeliharaan dalam satu paket untuk mencapai kemandirian.
Kami juga melakukan pengadaan pesawat angkut ukuran besar seperti Hercules yang telah memberikan kemampuan kami dalam melakukan pemeliharaan, sehingga kita bisa mempertahankan dan merawat pesawat tersebut di dalam negeri. Untuk pengadaan pesawat angkut ukuran sedang, PT DI telah menandatangani kontrak dengan Airbus untuk melakukan produksi bersama. Selain itu kita telah mencapai kemandirian dalam dalam pembuatan pesawat angkut ringan walaupun tidak 100%.
Untuk memperkuat alutsista TNI AL, apa kita membutuhkan kapal induk?
Indonesia adalah negara kepulauan. Beberapa pulau telah memiliki bagiannya sendiri. Kami juga tidak bermaksud untuk menjaga kawasan diluar wilayah NKRI, sehingga pengadaan kapal induk tidak efisien.
Tapi kita pasti akan mendapatkan tiga kapal selam sesuai jangka menegah dalam program modernisasi kita. Dalam pengadaan kapal selam, kita membeli dari Korsel dengan kesepakatan ToT.
Dephan juga telah mengirim 130 insinyur ke Daewoo untuk melihat proses pembuatan kapal selam pertama. Kapal selam kedua nanti akan diproduksi di Korsel dan berinteraksi dengan teknologi kedua negara. Dan kapal selam ketiga nantinya akan dibuat di Surabaya dengan pengawasan teknisi asing.
Dalam setiap kerjasama pertahanan, kita berusaha saling menguntungkan. Sebelum nota kesepahaman ditandatangi, patner kita harus sudah membangun pabrik tersebut sehingga kita tidak memberikan cek kosong. Kami menyambut untuk melakukan investasi dan produksi bersama, sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. Tidak ada gunanya bila MoU pengadaan alutsista dengan atas nama kerjasama tetapi tidak memberikan nilai tambah kepada masyarakat.
Bagaimana dengan teknologi Pesawat Tanpa Awak?
Kita berbicara tentang teknologi bukan politik. Teknologi dapat didatangkan dari mana saja, baik untuk tujuan militer atau non militer. Apa yang perlu kita pertimbangkan adalah apakah teknologi tersebut mendukung misi kami dan bermanfaat.
Dephan sendiri telah memikirkan tentang teknologi yang akan digunakan sebelum kabinet pertama Presiden SBY pada tahun 2004-2009. Perusahaan Kital Philippine Corp sebetulnya memiliki produksi gabungan dengan beberapa negara Eropa. Namun, kita tidak dapat melanjutkan pengadaan pesawat tanpa awak tersebut tanpa ada keikutsertaan BPK atau DPR.
Saya pikir semuanya sudah jelas dan kita tidak boleh membuat polemik. Sebaiknya masalah ini dilihat dari sisi penggunaannya anggaran tetap sasaran atau tidak.
Bagaimana reaksi negara tetangga di ASEAN terhadap pengadaan alutsista Indonesia?
Tidak ada negara anggota ASEAN kuatir akan peningkatan pengadaan alutsista kita. Kami di ASEAN saling mendukung. Indonesia juga telah membeli alutsista dari Singapura dan Malaysia dan berharap mereka juga membeli alutsista dari Indonesia.
Kami bahkan mulai berpikir membentuk industri pertahanan ASEAN. Hal ini pernah dibahas antara menhan se ASEAN, meskipun masih jalan panjang untuk membuat konsorsium.
Sumber : TJP/MIK
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Industri Pertahanan
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
- Peran Besar Habibie & JK Bangkitkan Pabrik Senjata Indonesia
Kerja Sama
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- Indonesia Dan India Bahas Implementasi Kerjasama Pertahanan
- Komisi I DPR-RI Kunjungi 6 Industri Pertahanan di Ukraina
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Indonesia Dan China Sepakat Tingkatkan Kegiatan Latihan Militer Kedua Negara
- Indonesia Dan Jepang Tingkatkan Kerjasama Kemitraan Strategis
- Menhan Sambut Baik Tawaran Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Wallenberg Family Swedia
- Indonesia - Jerman Sepakat Untuk Kerjasama 16 Latihan Perang Bersama
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Dubes Korsel : Pergantian Presiden, Tidak Mempengaruhi Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Tertarik Tank Leopard Dan Kerjasama Perkapalan Spanyol
- Menhan Spanyol Kunjungi Indonesia Untuk Membahas MoU
- KSAD Jepang Bertemu Presiden, Untuk Bahas Kerja Sama Pertahanan
- Inggris Siap Berpartisipasi Dalam Pengembangan KFX
- Indonesia Dan Ukraina Tingkatkan Kerja Sama Industri Pertahanan
- Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Menteri Pertahanan Inggris Kunjungi Indonesia
- Selain Rudal, Indonesia - China Kerjasama UAV Dan Pertahanan Elektronik
- Indonesia Dan China Sepakati Kerjasama Keamanan Maritim
DMC
- Menhan : Indonesia Pantau Aktivitas OPM di Inggris
- Menhan: Jangan Main-main dengan Negara Ini!
- Indonesia Dan China Sepakat Tingkatkan Kegiatan Latihan Militer Kedua Negara
- Indonesia Dan Jepang Tingkatkan Kerjasama Kemitraan Strategis
- Menhan Sambut Baik Tawaran Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Wallenberg Family Swedia
- Ini Jawaban Kemhan Penyebab Tertunda Pengembangan Pesawat Tempur KF-X/IF-X
- Kemhan : Pengembangan KFX Tertunda Dengan Penggantian Presiden Baru
- 2013, Kemenhan Fokus Penanggulangan Terorisme
- Wamenhan : Saya Akan Siap Tindak Anak Buahn Yang Korup
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
- Wamnehan Tinjau Kesiapan Kapal Cepat Rudal Ketiga
- Kemhan Kembali Kirim Tim Negosiasi Kapal Perang Ke Inggris
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Komisi I : Kami Berharap Kemhan Dan TNI AD Kaji Pembelian Apache
- Kemhan Lanjutkan Pembelian Helikopter Apache
- Menhan: Anggaran Diblokir tak Pengaruhi Program Alutista
- Komisi I : Dana Optimalisasi Kemenhan Tak Cair, Siapa Merugi?
- Refleksi 2012, Langkah Awal Kemandirian Bangsa
- Kemhan Kirim 250 Teknisi Dalam Proyek PKR Di Belanda
- Kemhan Beli Kapal Rudal Belum Dilengkapi Persenjataan
- Menhan : Tidak Ada Yang Mencurigakan Dalam Pengadaan Alutsista
- Strategi Kemhan Untuk Mencari Anggaran Pengadaan Alutsista
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Departemen Pertahanan Bangun Pertahanan Cyber
0 komentar:
Post a Comment