Kesibukan yang terlihat sejak Selasa (20/3) pagi itu ternyata untuk menyambut kedatangan tokoh dunia, Sekjen Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB) Ban Ki-moon. Bagi Ban,kunjungan ke Indonesia merupakan pengalaman pertama.Ban pun mengaku terkesan begitu melihat pusat misi pemeliharaan perdamaian di Sentul itu. Selama kunjungannya,Ban banyak memuji pemerintah Indonesia. Misi ini diakui Ban sangat sulit dan berbahaya.
Bahkan,tercatat 31 tentara Indonesia meregang nyawa karena misi ini.Ban menceritakan,baret biru adalah simbol pasukan pemelihara perdamaian. Mereka yang mengenakannya mampu membuat anak kembali sekolah,membuat jembatan,membersihkan tanah dari ranjau,maupun memberikan pelayanan kesehatan. “Dan lebih penting, mereka membangun jembatan kepercayaan bagi masyarakat,”ungkap Ban.
Aktivitas seperti itu yang juga dilakukan prajurit TNI seperti di Lebanon,Kongo,Haiti. “Saya membaca kejadian pasukan PBB Indonesia yang dikirim untuk melindungi tidak disambut pada waktu mereka datang.Mereka (warga) tak mengetahui untuk melindungi,tapi mereka (TNI) harus merebut kepercayaan dengan memberikan contoh. Indonesia menunjukkan tekad,siang malam menghadapi tantangan,” ungkapnya.
Ban menyebut pasukan Indonesia telah membangun “jembatan”antara PBB dengan ribuan orang.Menurut dia,ada lebih dari 2 juta orang meninggal akibat perang.Di negara-negara yang masuk dalam misi PBB,seperti Kongo,kondisi infrastrukturnya buruk.Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pasukan TNI. Sedikitnya jalan memaksa harus ada pengerahan helikopter ataupun pesawat.
Karena itu,Ban pun meminta bantuan pemerintah Indonesia agar berkenan mengirimkan helikopter ke lokasi-lokasi misi perdamaian. “Saya minta ke Presiden SBY apakah bisa menyumbang helikopter,”katanya. Indonesia,tambah Ban, merupakan negara yang sedang tumbuh.“Bisa membantu karena Anda merupakan negara demokratis dan punya pemimpin yang sangat demokratis.Harapan dunia diletakkan pada pundak Anda,”ujarnya.
Tidak saja memuji dan meminta bantuan helikopter, setelah menutup pidatonya, Ban memberikan helm biru bertuliskan UN kepada Presiden SBY.Pemberian helm ini sebagai simbol atas partisipasi Indonesia dalam misi perdamaian sejak 1956.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan Presiden SBY langsung menanggapi permintaan Ban.“Presiden langsung memerintahkan agar disediakan tiga helikopter angkut untuk membantu operasi peacekeeping di Kongo (Monusco),”katanya.
Sumber : SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment