Mulut berdecak,kepala bergeleng,dan tangan bertepuk–– pertanda para penonton tak kuasa menahan rasa kagumnya.Rasa bangga dalam dada mereka terpancar keluar dari sikap dan tatap matanya.Apalagi ketika mereka dikirimi pesan cinta berupa simbol hati yang diukir memakai kepulan asap dari buritan pesawat.
Lantang suara pemandu acara menyebut-nyebut nama para penerbang KT-1B,beradu dengan deru mesin pesawat yang terus melaju,melanjutkan setiap adegan menakjubkan di Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Udara,Senin (9/4). Dari corong pengeras suara disampaikan,mereka yang ada dibalik kemudi terbang KT-1B adalah para instruktur penerbang di skuadron pendidikan terbang di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.Di Kota Gudeg ini pula pesawat-pesawat itu bermarkas.
KT-1B merupakan pesawat latih untuk calon penerbang tempur TNI Angkatan Udara. Mengendalikan pesawat tempur berkemampuan perang udara dan udara ke darat ini sudah barang tentu lebih rumit dan sulit.Karena itu,sangat selektif untuk menentukan kualifikasi prajurit yang boleh menerbangkannya.Setiap penerbang pesawat tempur seperti Sukhoi dan F-16 harus melalui berbagai tahapan pendidikan terbang sebelum benar-benar menerbangkan si burung besi ini.
Selama ini Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto tiap tahun ratarata hanya meluluskan sekitar 30 penerbang pemula dari AAU.Minimnya penerbang tempur yang lahir setiap tahun menjadi pekerjaan rumah bagi TNI Angkatan Udara hingga sekarang.
Hingga 2014 ada sekitar 50 pesawat tempur yang tiba dan bergabung untuk memperkuat armada dirgantara Indonesia. “Jumlah penerbang kita kurang.Paling tidak,kita harus menyiapkan 1,5 dari jumlah pesawat atau sekitar 75 penerbang,”kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat yang juga menyaksikan atraksi KT-1B.
Sumber : SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment