Seorang wartawan memotret pesawat CN235-220 AT versi VIP, yang akan diserahkan ke Senegal Air Force, Afrika, di PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Kota Bandung, Kamis (5/5). Pesawat pesanan negara Senegal yang "free flight"nya dilaksabakan hari ini, merupakan modifikasi dari pesawat CN235-110 eks pesawat Merpati Nusantara Airline (MNA).Foto: Pikiran Rakyat
Bandung - Selain mengirimkan pesawat ke Senegal Afrika, PT Dirgantara Indonesia juga akan mengirimkan dua pesawat terbang CN235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) pada Korea Coast Guard. Satu pesawat akan diterbangkan pada Sabtu (7/5/2011) dan lainnya akan terbang pada Jumat (13/5/2011). Kedua pesawat tersebut akan diterbangkan oleh tim pilot PT DI.
"Minggu ini begitu berarti bagi PT DI karena selain hari ini akan menerbangkan pesawat ke akan berangkat Senegal, pada akhir pekan ini kami juga akan mengiirimkan pesawat ke Korea. Namun karena pilot yang kami miliki terbatas, jadi diterbangkannya tidak bisa bersamaan," ujar Dirut PT DI Budi Santoso saat ditemui dalam acara Ferry Flight CN235-220 ke Senegal Afrika, di Hanggar PTDI, Kamis (5/5/2011).
Pilot akan menerbangkan pesawat selama tiga hari untuk sampai ke Korea. Kemudian mereka pun akan kembali ke tanah air untuk kembali menerbangkan pesawat kedua. Untuk Korea Coast Guard (KCG), masih ada dua pesawat lainnya yang harus diselesaikan oleh PT DI. Nilai kontrak untuk empat pesawat tersebut mencapai 94 juta US dolar.
Budi mengaku, pengiriman pesawat untuk KCG mengalami keterlambatan, hal itu disebabkan mision system yang akan dipasangkan pada pesawat tersebut baru diapprove oleh pemesan di akhir pengiriman.
"Sebenarnya per November dan Desember 2010 lalu pesawatnya sudah jadi tapi aprove final acceptment tes untuk mision sistem baru dilakukan baru-baru ini," katanya.
Sistem yang dipasang pada pesawat KCG ini disebut Budi bisa mendeteksi adanya polusi laut, misalnya tumpahan minyak di perairan Korea.
Sumber: DETIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment