Pelantikan itu dilakukan di sela-sela penutupan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir TNI-AL yang dipimpin Komandan Pasmar-1 Korps Marinir TNI-AL, Brigadir Jenderal TNI Marinir A Faridz Washington, di lapangan apel Karangpilang, Surabaya, Jumat.
Dalam upacara itu, Ilin juga menyerahkan sertifikat pengawak-pengawak pertama tank BPM-3F yang dibeli Indonesia dari Rusia melalui perusahaan negara itu, Rosoboronexport, tahun lalu.
Acara penutupan itu juga dihadiri Kepala Staf Pasmar-1, Kolonel Marinir Saud Tambatua, Danlanmar Surabaya, Kolonel Marinir Yuliandar TD, Komandan Komando Latihan Korps Marinir TNI-AL, Kolonel Marinir Widodo DP, dan Komandan Pusat Pendidikan Kavaleri Korps Marinir TNI-AL, Kolonel Marinir Lasmono
Kursus itu diikuti 60 personel, terdiri dari 24 personel Resimen Kavaleri-1 Marinir, 30 personel Resimen Kavaleri-2 Marinir, dua personel Denhar Pangkalan Marinir Surabaya, dan empat personel dari Pusdikkav Komando Pendidikan Korps Marinir TNI-AL.
Dalam sambutannya, Washiington mengatakan kesiapan arsenal Korps Marinir harus didukung dengan kesiapan prajurit yang mengawaki kesenjataan itu.
"Kesiapan itu telah ditunjukkan jajaran Korps Marinir yakni dengan mengadakan program pelatihan ini," katanya.
Menurut dia, pelatihan itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pendalaman serta penguasaan tentang teknis pengoperasian dan karakteristik seluruh komponen material tank amphibi BMP-3F.
"Melalui pelatihan itu, awak kendaraan tempur BPM-3F diharapkan dapat lebih menguasai tentang kemampuan dan keunggulan kendaraan tersebut yaitu kemampuan daya tembak, keunggulan sistem kendali senjata, kemampuan daya amphibi, serta kemampuan daya kejut yang tinggi," katanya.
Dengan demikian, hasil dari pelatihan awak Ranpur itu akan menjadi kebanggaan kesatuan Korps Marinir TNI-AL serta menjadi kader bagi penerus selanjutnya. BMP-3F yang dibeli Indonesia merupakan versi ekspor tank amfibi itu dengan sejumlah kekhususan yang disesuaikan dengan keperluan pertahanan maritim nasional.
Di antara keunggulan itu adalah kemampuan "berenang" di laut dengan kecepatan 10 mil laut per jam pada gelombang laut berstatus state 3. Dengan meriam smoothbore berkecepatan rendah, proyektil pelurunya diklaim bisa menembus baja sekelas cobham yang dikenakan tank Challenger 2 buatan Inggris.
Sumber : ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment