Ia menjelaskan, ada tiga posisi cadangan migas yang dapat menjadi sumber konflik antarnegara. Pertama, jika lokasi cadangan migas dekat dengan perbatasan, kedua lokasinya memotong perbatasan negara, dan ketiga lokasinya berada di timpang tindih antarnegara.
"Indonesia memiliki delapan blok migas yang letaknya dekat dengan perbatasan antarnegara, seperti The Alpha Natuna dan Masela," kata Purnomo di Jakarta, Kamis 24 November 2011. "Cadangan energi masih dalam kedaulatan Indonesia, jadi pemerintah mempunyai kedaulatan penuh atas energi."
Mantan menteri energi ini pun mengatakan, jika lokasi cadangan migas berada di dua negara, maka solusinya harus dikelola bersama untuk menghindari konflik. Konflik yang terjadi antara Irak-Kuwait yang memperebutkan cadangan migas blok Rumaila tidak perlu terjadi. Indonesia sendiri saat ini belum memiliki cadangan minyak yang berada di perbatasan dua negara.
"Kedua negara mempunyai kedaulatan bersama atas cadangan energi. Pembagian produksi harus berdasarkan parameter-parameter yang disepakati dua negara, seperti luas wilayah, volume, dan cadangan," katanya.
Sementara itu, untuk cadangan migas yang tumpang tindih di antara dua atau lebih negara, maka perlu wilayah pengembangan bersama (joint development area) untuk pengelolaan produksi. Sementara itu, perundingan batas negara terus dilakukan secara insentif.
Sumber : VIVANews
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment