"Kita ada rencana seperti itu ke depan. Sementara ini pesawat-pesawat kita yang ke Papua hanya untuk kenal medan sekaligus melatih operasional suatu pangkalan," jelas Kasau Imam Sufaat, usai meresmikan Satuan Radar 243 Timika.
Ia mengatakan, Bandara Mozes Kilangin Timika layak untuk didarati pesawat tempur. Namun pesawat tempur tidak bisa dioperasikan dari Pangkalan TNI AU Timika karena terkendala ketersediaan bahan bakar mengingat pesawat tempur setelah terbang 1,5 jam harus mengisi kembali bahan bakar.
"Ini yang menjadi kendala. Kita berharap Pertamina bisa masuk ke Timika sehingga nantinya pesawat tempur kita bisa dioperasikan dari Timika. Hal itu tidak berarti kondisi di Timika tidak aman, tetapi untuk penerbang sendiri harus tahu kondisi di suatu tempat," jelas orang nomor satu di jajaran TNI AU itu.
Sejauh ini baru tiga Bandara di Papua yang bisa didarati oleh armada pesawat tempur yaitu Biak, Jayapura dan Merauke.
Marsekal TNI Imam Sufaat pada Senin pagi meresmikan Satuan Radar 243 Timika yang berlokasi di Kampung Kamoro Jaya-SP1 Timika, Papua.
Bersamaan dengan itu, Kasau juga melantik Letkol Lek Sudirman sebagai Komandan Satuan Radar (Satrad) 243 Timika.
Kasau yang didampingi sejumlah perwira tinggi dari Mabes TNI AU tiba di Timika sejak Minggu (4/3) menggunakan pesawat Boeing TNI AU. Pada Minggu malam, Kasau dan rombongan menggelar tatap muka dengan jajaran Pemkab Mimika dan manajemen PT Freeport.
Setelah meresmikan Satuan Radar 243 Timika, Kasau bersama rombongan langsung kembali ke Jakarta.
Sumber : Gatra
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment