"Saat ini dialog terus berjalan. So far good-lah," katanya, kepada wartawan usai sertijab Danpomad di Mako Pomad, Jakarta, Rabu (24/3).
Ia menambahkan, saat ini dialog dengan pasukan khusus Amerika Serikat tetap berjalan meski masih belum ada kepastian pasukan khusus kedua negara dapat kembali melakukan latihan bersama.
Lodewijk mengatakan, latihan bersama pasukan khusus kedua negara sangat menguntungkan kedua pihak. Kedua pihak memiliki kepentingan untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai personel pasukan khusus, terutama dalam penanganan terorisme. "Ya sama. Kedua negara sangat membutuhkan. Karena konteks kita kan terorisme. Ya kita butuh mereka juga butuh. Jadi sama-sama saling mendukung," ungkap dia.
Kopassus menjalin kerja sama pendidikan dan latihan dengan sejumlah negara seperti AS. Namun kerja sama itu terhenti menyusul embargo militer yang diterapkan AS terhadap Indonesia pada 1999. Bahkan setelah AS mencabut embargo militernya terhadap Indonesia pada November 2005, pelatihan dan pendidikan bagi Kopassus masih belum diberikan pihak negara Paman Sam itu.
Padahal, pascapencabutan embargo militer itu, AS telah membuka kembali kerja sama "International Military Education and Training" (IMET), "Foreign Military Sales" (FMS), "Foreign Military Financing" (FMF), maupun "Defence Export" dengan Indonesia.
Terkait itu, awal pekan bulan ini Indonesia mengirimkan tim ke AS untuk menjajaki kembali kemungkinan prajurit Kopassus kembali berlatih di AS. Tim terdiri atas unsur Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Mabes TNI. Meski hasilnya positif, namun kepastian Kopassus untuk dapat berlatih kembali di AS masih belum ada.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment