"Setelah perjanjian Helsinki, kita keluar setelah itu. Kopassus sudah tidak ada. Tidak ada pasukan liar, tanpa perintah. Harus ada koordinasi. Dan kita sudah diperintahkan keluar dari situ. Kalau kita masuk lagi artinya 'ngarang," katanya kepada wartawan usai sertijab Danpuspomad, di Jakarta, Rabu (24/3).
Ia mengatakan, pernyataan wartawan asal Amerika Serikat Allan Nairn yang mengatakan, Kopassus terlibat dalam sejumlah operasi pembunuhan berlatar belakang politik di Aceh sepanjang masa Pemilihan Umum 2009, sebagai omong kosong.
Allan Nairn, wartawan asal Amerika Serikat, dalam blognya tertanggal 21 Maret 2010 menuliskan tulisan dengan judul "Breaking News: Indonesian Army, Kopassus, Implicated in New Assassinations. Forces Chosen by Obama for Renewed US Aid Ran `09 Activist Murders".
Allan sebelumnya dikenal dengan laporan tentang Peristiwa Dili, Timor Timur (sekarang Timor Leste), yang berdampak pada pemutusan bantuan AS kepada TNI tahun 1993.
Dalam laporannya, Allan mengutip pernyataan sejumlah pihak dari aparat pemerintah, kepolisian, istri korban pembunuhan, dan pejabat Kopassus yang, menurut dia, terlibat dalam kasus pembunuhan itu.
Allan menyebutkan, sejumlah pembunuhan berlatar belakang politik terhadap sejumlah anggota Partai Aceh itu diketahui dan diperintahkan oleh "otoritas petinggi" di Jakarta. Ia menyebutkan, sedikitnya delapan aktivis Partai Aceh dibunuh.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment