Seoul (WDN/MIK) - Meskipun T-50 Golden Eagle kalah dalam pengadaan pesawat latih untuk UEA pada tahun 2009, tetapi Korsel masih memiliki kesempatan untuk melakukan negosiasi untuk mengekspor ke negara timur tengah tersebut, kata pejabat UEA yang bertanggung jawab dalam kedirgantaraan negara-negara arab.
Menurut pernyataan oleh Homaid Al Shemmari, direktur eksekutif senior Mubadala Aerospace, kedatangan Korsel ke UEA dengan suasana yang optimis karena telah berhasil mengekspor pesawat tersebut ke Indonesia pekan lalu dan untuk pertama kalinya UEA membuka kembali untuk melakukan pembicaraan atas penjualan T-50.
Al Shemmari dan para rombongannny mengunjungi Korsel untuk melakukan investasi di Korsel.
Pada waktu tahun 2009 pihak UEA telah memilih M-346 sebagai pemenang tender pengadaan 48 pesawat latih yang menyingkirkan T-50.
"saya yakin dalam dialog yang sedang berlangsung yaitu melakukan pembahasan pengadaan pesawat latih dengan Korsel karena T-50 merupakan kandidat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pesawat latih UEA", Ujarnya.
Al Shemmari adalah seorang letnan kolonel di angkatan bersenjata UEA sebelum bergabung di Mubadala. Ia telah menolak untuk melakukan status pengadaaan pesawat latih dari Italia, karena adanya perselisihan tentang spesifikasi yang dilakukan oleh pemerintah UEA.
Namun demikian UEA dan Italia belum mengumumkan kegagalan dalam negosiasi mereka.
Selain itu Al Shemmari menambahkan pemeritahnya pernah melihat peluang untuk melakukan investasi dengan KAI untuk program kerjasama industri pada tahun 2008 namun UEA memutuskan untuk tidak mengikuti studi kelayakan.
"Kami melihat perlunya penanganan serius UEA dalam mengembangkan industri kedirgantaraannya, tapi itu merupakan keputusan yang sulit", ujarnya.
Sehari setelah melakukan dengan kontrak T-50 Indonesia pada 25 mei, KAI menerima persetujuan dari pasar bursa Korsel untuk meluarkan initial public offering (IPO) sebesar 576 milyar won ($523 juta).
Korea Finance Corp memiliki saham sebesar 30,5 persen saham KAI dan tiga pemegang saham utama yaitu Samsung Techwin, Doosan Infracore dan Hyundai Motor yang masing-masing memegang saham sebesar 20,5 persen saham KAI.
Sumber: KOREA TIMES/WDN/MIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment