“Contoh landing platform dock atau kapal yang diutamakan untuk mengangkut personel itu bisa mengerakkan 2.000 orang, dengan komponen kecil itu. Kalau bikin banyak tinggal dikalikan saja. Sehingga tentu saja jika peningkatan industri pertahanan itu dapat menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan ekonomi kerakyatan. Ini sektor riil bergerak,” terang Brigjen Hartin ketika dihubungi KBRN RRI, Sabtu (20/8).
Menurut Hartind, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mencapai 6 persen, dan Kementerian Pertahanan menginginkan agar pilar dan pertumbuhan ekonomi berjalan.
“Di mana-mana di dunia ini itu dibangun industri pertahanan dan ingin bikin pesawat terbang itu awalnya bikin kapal maritim dulu untuk angkut. Seluruh dunia seperti China, Rusia, Amerika Serikat dan Inggris, apabila industri pertahanannya maju, maka akan menggerakkan perekonomian dan industri lainnya,” pungkasnya.
Negara China, lanjutnya, mempunyai filosofi seperti itu untuk memajukan industri pertahanannya. Setelah itu ekonominya maju, termasuk dalam bidang teknologi informasi serta komputer.
“Filosofinya di seluruh dunia apabila industri pertahanannya bagus, maka negaranya akan menjadi negara maju,” tutur alumnus Lemhanas di China ini.
Hartind menambahkan, ia sangat sependapat apabila kemajuan industri pertahanan itu berbanding lurus dengan kemajuan ekonomi suatu negara.
Sumber : RRI
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment