Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Heryanto mengatakan, program pengadaan 1.000 Roket R-HAN 122 dimulai pada Tahun Anggaran 2011. Untuk memuluskan rencana itu, kata Eris, Kemhan telah membentuk tim.
“Program itu dikoordinasi oleh Kemhan dengan membentuk konsorsium roket untuk TNI AL dan TNI AD,” kata Eris saat Rapat Koordinasi Penentu Kebijakan, Pengguna dan Produsen Bidang Alutsista ke XIV dan Bidang Non-Alutsista, di Kantor Kementerian Pertahanan, Senin (26/9).
Menurut Eris, saat ini Kemhan sudah melakukan perjanjian kerjasama dengan Industri Pertahanan Dalam Negeri terkait pengadaan roket tersebut.
“Perjanjian kerjasama itu juga sudah ditandatangani pada sidang ketiga KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) 27 Juni 2011.”
Dikatakan Eris, program 1.000 roket tersebut harus terealisasi dan berlanjut. Sebab, Indonesia membutuhkan penguasaan teknologi roket dan rudal sejalan dengan program akuisisi yang telah direncanakan dalam shoping list (daftar belanja) hingga Tahun Anggaran 2014.
Kendati sudah terncana dan sudah dilakukan penandatanganan kesepakatan kerjasama, Eris meminta agar semua pihak yang memiliki kaitan langsung dengan pengadaan roket tersebut memiliki komitmen untuk merealisasikannya.
“Ini perlu ada komitmen dari kita.”
R-HAN 122 adalah roket hasil karya anak bangsa. Roket itu diwujudkan lewat kerja keras selama enam tahun. Tiga tahun pertama adalah penelitian yang dilakukan institusi LAPAN, Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Kemhan dan Menristek. Tiga tahun selanjutnya adalah proses kolaborasi.
R-HAN berkaliber 122 mm, dengan kecepatan maksimum 1,8 mach. Anggaran yang dibelanjakan untuk riset dan kolaborasi selama enam tahun adalah Rp9 miliar.
Sumber : Pelita Online
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment