Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat kepada ANTARA usai peresmian simulator Super Puma NAS 332 di Bogor, Kamis mengatakan, "penjajakannya sudah lama dan akan mulai dimantapkan pada 2012,".
Ia menambahkan, pembangunan simulator itu akan diusahakan melibatkan PT Dirgantara Indonesia dengan beberapa perusahaan mancanegara.
"Perusahaan mancanegara kemungkinan bisa dari Rusia, China atau Kanada. Ini semua kita jajaki," kata Kasau.
Ia menegaskan, dengan adanya simulator tersebut maka keahlian dan kemampuan para pilot pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara dapat terus diasah dan ditingkatkan dengan efektif dan efisien.
"Bayangkan jika kita berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya. Berapa biaya yang harus dikeluarkan...bisa ratusan juta rupiah. Di Rusia pun pesawat Sukhoi tidak dipakai setiap hari," tutur Kasau.
Ia menambahkan, pembangunan simulator Sukhoi akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanuddin, Makassar.
"Ini untuk memudahkan para penerbang menjangkau simulator. Tidak seperti para penerbang Hawk yang berada di Pontianak yang harus ke Pekanbaru karena simulatornya di sana. Itu tidak efektif dan efisien. Jadi kita upayakan simulator dibangun tidak jauh dari pangkalan pesawat atau heli dimaksud," ujar Imam.
Indonesia selama ini mengirimkan penerbang Sukhoinya ke Rusia selaku produsen dan pengguna, atau China yang telah memiliki pabrik dan simulator Sukhoi.
Indonesia telah memiliki Sukhoi sejak 2003 dan kini telah memiliki 10 unit pesawat Sukhoi dengan berbagai jenis. Kini Indonesia tengah menjajaki pembelian enam unit lagi pesawat sejenis untuk memperkuat skuadron tempurnya.
Sumber : Yahoo
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment