Perusahaan dan negara yang diajak bekerja sama akan diputuskan maksimal dua bulan mendatang. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengungkapkan, pengadaan kapal selam untuk TNI Angkatan Laut seharusnya sudah di-lakukan 2–3 tahun lalu.Pasalnya, jumlah armada kapal selam RI hanya dua unit, yakni Cakra dan Nanggala, sehingga tidak mencukupi untuk mendukung pengamanan wilayah laut. Sudah sejak lama pemerintah mencari perusahaan dan negara yang dinilai paling cocok untuk diajak bekerja sama dalam pengadaan kapal selam.
Beberapa negara sempat dijajaki, seperti Jerman dan Korea Selatan. “Kita belum memutuskan siapa negara pemenangnya,” kata Eris di Jakarta kemarin. Diharapkan, tahun ini proses pengadaan memperlihatkan progres yang berarti.“Dalam dua bulan ini, Badan Ranahan Kemhan harus sudah memutuskan negara mana,” kata perwira tinggi berpangkat bintang tiga ini. Badan Ranahan tidak hanya memutuskan negara mana yang dipilih,tapi juga meminta spek dari pengguna, yaitu TNI AL, menyangkut kapal selam seperti apa yang dibutuhkan.
“Kemudian, dia (Badan Ranahan) mencari perusahaan mana yang bisa memenuhi. Sekarang ini dalam fase akan memutuskan,” terang dia. Meski belum ditentukan,pihaknya meminta agar semua pihak yang berkepentingan dengan pengadaan kapal selam ini menyiapkan diri mulai dari sekarang. “Nanti begitu diputuskan siapa yang menang,kita sudah punya konsep. Ini lho yang kita butuhkan kalau kita mau transfer teknologi. Nah, konsep itu nanti kita bicarakan dengan siapa pemenangnya,” bebernya.
Eris menyatakan sejauh ini telah ada gambaran mengenai seperti apa tahapan-tahapan yang harus dilakukan jika telah ditentukan produsennya.“Kita juga perlu mengaudit sekarang ini, misalkan yang mau diajak kerja sama nantinya PT PAL, bagaimanaPTPALmenyiapkan diri untuk bisa sebagai industri yang kita tunjuk untuk transfer teknologi,”tuturnya. Menurut Eris, sejauh ini PT PAL belum memberikan pernyataan terkait kesanggupannya untuk ikut membuat komponen tertentu dari kapal selam itu.
“Belum ada komitmen itu, tetapi kita, pemerintah, menginginkan bahwa teknologi ini bisa kita serap saat kita mengadakan ini,”tegas dia. Di samping itu, ke depan juga akan dinegosiasikan lagi di antaranya terkait teknis pelaksanaan maupun jumlah unit yang akan diproduksi. “Kalau misalnya kita sudah involvedalam pembuatan,bagaimana?” sebutnya.
Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsekal Muda TNI Bonggas S Silaen sebelumnya menuturkan, pengadaan kapal selam merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan alutsista TNI Angkatan Laut.Program ini menjadi salah satu proyek yang bakal cukup banyak menyedot anggaran.
Sumber : Seputar Indonesia
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment