"Indonesi harus melakukan konsorsium dalam perencanaan kawasan industri pertahanan sehingga tidak didominasi oleh Malaysia," kata pengamat militer UI Andi Widjajanto kepada The Jakarta Post pada hari senin menjelang pertemuan menteri pertahanan Se-ASEAN pekan depan di Bali.
Dia mengatakan Indonesia dapat mengusulkan untuk memproduksi pesawat angkut dengan Airbus yang telah berjalan atau memproduksi peluncur rudal yang telah dikembangan oleh PT. Pindad dan Perusahaan Belgia yang telah melakukan MoU pada hari senin kemaren.
"Dalam proposal tersebut kami juga akan menunjukan kalau kita sudah swasembada dalam bidang industri pertahanan," katanya.
Malaysia telah mengusulkan kepada negara-negara ASEAN untuk memproduksi bersama senjata M4 carbines untuk menggantikan senapan M16, Malaysia sendiri sudah menyiapkan pabrik untuk memproduksi M4.
Perusahaan Malaysia tersebut telah memperoleh lisensi dari produsen senjata Lockheed Martin, AS.
Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi sebelumnya mengatakan bahwa produksi bersama akan dilibatkan disebatas Malaysia tetapi Indonesia dan Thailand.
Dia mengatakan bahwa produksi bersama akan menghemat hingga 50 persen dari $ 25 milyar dollar tiap tahunnya sampai 2030, sebagaimana negara-negara ASEAN tidak perlu mengimpor lagi senjata tertentu di luar ASEAN.
Andi juga mengatakan bahwa memproduksi senjata dalam satu wilayah ASEAN tidak melanggar tujuan dari Komunitas politik dan Keamanan ASEAN, Hal ini dimaksudkan untuk mempromosikan stabilitas dan keamanan, selama senjata yang diproduksi hanya untuk memodernisasi.
"Malaysia akan memodernisasi senapan M16 yang sudah uzur dengan memproduksi M4. Kita bisa melakukan hal yangsama dengan memproduksi NC-295 untuk mengganti CN-235 yang sudah uzur," Ujarnya.
Pasar alutsista telah berjalan di antar ASEAN, seperti Singapura mengekspor peluncur roket ke Brunei, LPD ke Thailand dan Artileri ke Indonesia.
Malaysia juga mengekspor truk militer ke Brunei dan Indonesia mengekspor CN-235 ke Malaysia dan Senapan ke Filipina.
Menhan Se-ASEAN akan bertemu pada hari senin dalam Rapat Menhan Se-ASEAN di Bali setelah itu akan dilakukan pertemuan antara para pejabat tinggi pada hari sabtu dan pertemuan informal antara mereka dan hari minggunya dijadwalkan bertemu dengan Menhan AS Leon Panetta.
Para menhan akan membahas sejumlah isu, termasuk keamanan maritim, menanganan bencana, bantuan kemanusiaan, terorisme dan penjaga perdamaian, menurut Kantor berita Antara.
"Kami juga akan bertemu dengan menhan AS Panetta untuk membahas berbagai isu yang berkaitan dengan stabilitas regional,"kata Hamidi pada hari senini seperti dikutip oleh Antara.
Andi mengatakan bahwa isu-isu yang mungkin untuk didiskusikan di ADMM dan pertemuan informal Se-ASEAN dan kunjungan menhan AS yang membahas bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, konsorsium industri pertahanan yang telah didengungkan Malaysia dan memprakarsai keamanan maritim oleh masing-masing negara ASEAN sejalan dengan tujuan AS yaitu melawan terorisme.
Sumber : MIK/WDN/TJP
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment