Rapat PengambilanKeputusan (Biltus) militer itu dihadiri oleh Asisten Operasi (Asops) Pangarmatim Kolonel Laut Aan Kurnia S. Sos. Yang menerima paparan dari Komandan KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (P) Antonius Widyoutomo mengenai Peraturan Panglima TNI (Perpang TNI) tentang penyelenggaraan kampanye militer serta Surat Keputusan (Skep) Panglima TNI tentang Operasi Gabungan TNI.
Operasi amfibi akan diselenggarakan selama kurang lebih selama satu bulan mulai tanggal 19 Oktober sampai dengan tanggal 18 November 2011. Rangkaian kegiatan Armada Jaya XXX-11 meliputi Latihan Posko (Latposko) mulai tanggal 31 Oktober Sampai dengan 04 November dan Manuver Lapangan (Manlap) mulai tanggal 07-17 November 2011.
Peralatan tempur dan pasukan yang terlibat dalam Operasi Amfibi adalah seluruh komponen Sistim Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL yang meliputi 23 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) berbagai jenis Mulai dari kapal-kapal kombatan, kapal selam, kapal amfibi, buru ranjau, Salvage dan patroli. Kapal-kapal perang tersebut berasal dari unsur Koarmatim, Koarmabar dan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Unsur lain yang terlibat adalah Pesawat Udara (Pesud) dari Puast Penerbangan Angkatan laut (Puspenerbal) Juanda. Pesud itu adalah jenis Cassa 4 buah, Nomad 4 buah, helikopter Bell 2 buah dan Helikopter Bolcow 2 buah serta 1 Batlyon Tim Pendarat Amfibi (BTP) Marinir dari Pasukan Marinir (Pasmar) 1 Surabaya. Dalam hal ini Marinir mengerahkan berbagai macam peralatan tempurnya diantaranya Tank Amfibi, Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa), artileri roket dan Howitzer.
Rangkaian operasi Armada Jaya XXX-11 diawali dengan Gladi Posko, Pertahanan Pangkalan, Lintas Laut (Linla) dan serbuan amfibi. Yang menarik dari AJ kali ini adalah di gelarnya Operasi Bhakti Sosial oleh kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 setelah serbuan amfibi berakhir.
Sumber : Koarmatim
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment