Jakarta - Terkait dengan penggantian pesawat angkut Fokker 27, TNI Angkatan Udara telah mencoba dua macam pesawat. Hingga saat ini, C-27 Spartan dianggap lebih unggul dibandingkan dengan Casa 295.
”Walau begitu, keputusan akhir tetap di Kementerian Pertahanan karena ada unsur PT Dirgantara Indonesia (DI),” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus dalam kunjungan ke harian Kompas, Jumat (21/10).
Dia mengharapkan PT DI bisa memenuhi kebutuhan operasi dari TNI AU. Pesawat angkut yang nanti dibeli pemerintah juga diharapkan bisa menangani kebutuhan angkut lebih daripada Fokker 27.
Azman memaparkan, ada dua opsi yang dievaluasi TNI AU berkaitan dengan penggantian Fokker 27 yang akan segera habis masa pakainya. Opsi itu adalah C-27 buatan Spartan dari Italia dan C-295 dari Airbus Military.
Menurut penelusuran Kompas, C-27 dengan daya angkut 10 ton bisa menempuh jarak 1.000 mil dengan kecepatan 300 km per jam. Adapun C-295 memiliki daya angkut 6 ton dengan jarak tempuh 1.000 mil dengan kecepatan 200 km per jam. Harga C-27 mencapai 42 juta dollar AS, sedangkan harga C-295 sebesar 31 juta dollar AS.
Baru-baru ini, Airbus Military bekerja sama dengan PT DI untuk perakitan C-295 dan pemasaran di kawasan Asia Pasifik. Dirut PT DI Budi Santoso mengatakan, dari rencana perakitan sembilan pesawat C-295, tiga akan dikerjakan di Spanyol, tiga di Indonesia, dan tiga lagi ditentukan kemudian. ”Waktu delivery-nya 2014,” kata Budi.
Sementara itu, sejumlah pesawat tempur dan persenjataan baru TNI AU akan mulai tiba awal tahun 2012. Satu skuadron pesawat tempur Super Tucano yang terdiri atas 16 pesawat akan datang pada Maret 2012 sebagai pengganti OV-10 Bronco yang di antaranya untuk mengawal perbatasan.
Pesawat tempur lain yang didatangkan adalah 24 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon varian A/B yang akan ditingkatkan kemampuannya.
Sumber : KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment