Hal ini dikemukakan Kepala BPPT Marzan Azis Iskandar pada serah terima pengalihan status barang milik negara berupa MSR kepada Kepala Puslitbang Polri Brigjen Mangisi Situmorang di Jakarta, kemarin.
"Kehadiran wahana simulasi menembak berjalan atau mobile shooting range (MSR) diharapkan bisa diproduksi massal dan dimiliki oleh kepolisian di seluruh Indonesia," kata Marzan.
Dia juga berharap antara BPPT dan Polri terjalin terpelihara dan berkembang program kerja sama guna memenuhi kebutuhan Polri. Kerja sama mengenai MSR merupakan hasil perekayasaan BPPT, PT Pindad, dan Polri. MSR dikembangkan di pusat teknologi industri pertahanan dan keamanan yang dimiliki BPPT. Alat latihan menembak ini sudah digunakan di lingkungan Polri. Sedangkan di bidang pertahanan, BPPT sudah mengembangkan sistem amunisi, panser, dan pesawat udara tanpa awak.
"Ke depan tentunya membutuhkan penyempurnaan. Bagaimana teknik menembak tanpa perlu mengunakan peluru tajam atau peluru asli karena harganya cukup mahal. Bisa juga dengan simulasi yang dapat dianalisis arah tembakannya. Seperti orang main golf, sekarang sudah bisa disimulasikan tanpa perlu pergi ke lapangan," ujar Marzan.
Semnentara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Polri Brigjen Mangisi Situmorang mengungkapkan satu mobil prototipe MSR adalah salah satu kerja sama di bidang inovasi dan perekayasaan.
"Kerja sama inovasi dan perekayasaan harus terus ditingkatkan. Kami berharap ada kerjasama dan bantuan-bantuan teknologi lainnya," ujar Situmorang.
MSR yang kini digunakan Polri masih satu alat, digunakan sebagai simulasi latihan menembak dengan jarak minimal 10 meter. Untuk pengembangan prototipe ini menghabiskan dana sebesar Rp 1,2 miliar.
Sumber : Suara Karya
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment