"Perekrutan dilakukan mulai 2012 ini, ditargetkan peremajaan SDM akan dilakukan hingga 2015 dengan target 1.500 karyawan baru, semuanya tenaga ahli di bidang manufaktur dan kedirgantaraan," kata Direktur Umum dan SDM PT Dirgantara Indonesia, Sukatwikanto, di Bandung, Rabu.
Menurut Sukatwikanto, peremajaan karyawan itu juga dalam rangka regenerasi SDM di lingkungan PT DI dimana jumlah karyawan yang memasuki masa pensiun 2013 - 2015 cukup besar. "Pada 2013 hingga 2015 banyak karyawan yang memasuki masa pensiun, sehingga harus dilakukan regenerasi dan saat ini sudah mulai dilakukan, mempersiapkan mereka cukup hingga setahun," katanya.
Ia mengakui sejumlah insinyur atau ahli di bidangnya mempunyai peluang diperpanjang hingga usia 60 tahun. Renegerasi sumber daya manuia yang dilakukan PT DI, kata dia merupakan kebutuhan bagi perusahaan untuk tetap mempertahankan performance dan kinerja.
Dengan regenerasi SDM ini, maka diharapkan pada 2020 bisa siap mendukung PT DI menjadi menufactur sesuai dengan rencana kerja perusahaan.
"Ke depan program dan proyek yang akan ditangani PT DI semakin besar dan berkembang dengan mengoptimalkan jejaring bisnis kedirgantaraan yang terus digenjot," katanya.
Regenerasi SDM itu juga merupakan bagian dari revitalisasi PT DI yang juga dilakukan di sektor mesin produksi, revitaliasi bisnis serta revitaliasi modal kerja.
Khusus untuk revitalisasi permesinan untuk mendukung produksi pembuatan komponen pesawat, PTDI menganggarkan dana sebesar Rp500 miliar untuk pengadaan mesin-mesin produksi yang baru.
"Mesin-mesin baru itu akan menggenjot kinerja dua kali lipat dalam pengerjaan proyek pembuatan komponen, namun mesin-mesin lama tetap digunakan," katanya.
Tahun 2011 hingga 2012 sudah dilakukan pengadaan mesin baru, namun angkanya masih kecil. Namun setelah adanya Penyertaan Modal Negara program revitalisasi mesin-mesin PT DI akan digulirkan.
"Mesin-mesin baru itu akan meningkatkan kinerja dan penyelesaian pesanan komponen dari sejumlah perusahaan kedirgantaraan dunia," katanya.
Salah satunya, kata Sukatwikanto, untuk proyek N-295, A-235 serta sejumlah komponen lain. Khusus untuk N-295, PT DI ditunjuk untuk menangani di kawasan Asia Pasifik.
"Saat ini tidak ada satupun perusahaan kedirgantaraan dunia yang membuat pesawat sendirian, semuanya dilakukan dengan memanfaatkan grup dan jaringan dengan perusahaan kedirgantaraan lainnya," katanya.
Begitu juga dengan PT DI selain membuat pesawat juga menjadi bagian dalam proyek pengadaan komponen pesawat dari sejumlah pabrikan pesawat dunia," katanya.
Sumber : ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment